Mau Perawatan Kulit ke Klinik? Perhatikan Ini agar Hasil Maksimal

Ada beberapa hal penting yang perlu diperhatikan oleh pasien sebelum dan sesudah perawatan guna menjaga kulit agar tetap aman dan sehat.

oleh Diviya Agatha diperbarui 21 Feb 2023, 10:00 WIB
Diterbitkan 21 Feb 2023, 10:00 WIB
Ilustrasi perawatan wajah estetik
Ilustrasi peraawatan wajah estetik (dok. Freepik/photo created by senivpetro)

Liputan6.com, Jakarta Permasalahan kulit yang mengganggu penampilan tak jarang membuat seseorang merasa kurang percaya diri. Sebagian orang pun memutuskan untuk pergi ke klinik sebagai salah satu upaya mengatasi permasalahan tersebut.

Biasanya, pasien yang memutuskan pergi ke klinik sudah memiliki keluhannya masing-masing. Keluhan itu kemudian akan ditangani dengan berbagai jenis perawatan yang sesuai.

Namun sebenarnya, ada sederet hal penting yang perlu diperhatikan oleh pasien sebelum melakukan perawatan guna menjaga kulit agar tetap aman dan sehat. Lalu, apa sajakah itu? Berikut beberapa diantaranya.

Pastikan Kondisi Kulit Bagian Luar Aman

Dokter spesialis kulit dan kelamin sekaligus founder Derma-V Clinic, Lusiyanti, M.Med mengungkapkan bahwa sebelum melakukan perawatan, biasanya yang paling pertama diperhatikan adalah kondisi kulit bagian luar.

"Satu yang biasanya kita perhatikan sebelum melakukan tindakan sudah pasti keadaan kulit bagian luar. Kalau lagi ada peradangan, inflamasi, terus ada acne aktif banget biasanya harus kita redakan dulu semuanya," ujar Lusiyanti dalam media gathering Launching Ultraformer MPT ditulis Senin, (20/2/2023).

Lusiyanti menjelaskan, walaupun alat yang hendak digunakan untuk perawatan punya klaim tidak merusak permukaan kulit, gesekan biasanya akan tetap terjadi.

"Tetap ada gesekan. Sehingga bisa menimbulkan panas atau inflamasi juga di area itu. Jadi kalau lagi kering, lagi sunburn, ya jangan juga. Mesti tunggu satu dua minggu," kata Lusiyanti.

Pilih Dokter yang Paham Anatomi

dr Lusiyanti, SpKK Saat Menggunakan Ultraformer MPT pada Pasien (Foto: Dokumentasi Health Liputan6.com)
dr Lusiyanti, SpKK Saat Menggunakan Ultraformer MPT pada Pasien (Foto: Dokumentasi Health Liputan6.com)

Selain itu, penting pula untuk memilih dokter yang paham betul soal anatomi. Sebagai contoh, beberapa pasien yang pernah melakukan HIFU (High Intensity Focused Ultrasound) ada yang mengeluhkan sakit usai perawatan. Namun, ada pula yang tidak mengeluhkan demikian.

Menurut Lusiyanti, selain karena alat, HIFU bisa sakit karena kemungkinan dokter yang bersangkutan tidak sepenuhnya menyesuaikan anatomi pasien.

"Kenapa HIFU Bisa Sakit? Ada dokter yang kerjain enggak sakit, ada dokter yang kerjain sakit. Selain dari alat, mesti tahu anatomi. Kalau misalnya di daerah tipis seperti jawline dikasih panjang gelombang kedalamannya 4.5 ml, sedangkan tebal lemaknya enggak sampai 4.5 ml, ya sakit kena tulang, dan di atas tulang itu biasanya saraf-saraf gitu yang menimbulkan rasa nyeri," ujar Lusiyanti.

"Karena kalau enggak tahu anatomi, bukan hanya sakit. Misal kena area-area yang saraf itu bisa kayak orang stroke, mencong ya kita sebutnya, turun sebelah. Meskipun temporary," tambahnya.

Hal yang Perlu Diperhatikan Sesudah Perawatan

Menghaluskan Kulit Wajah
Ilustrasi Kulit Wajah yang Terawat Credit: pexels.com/pixabay

Selain hal-hal yang perlu diperhatikan sebelum perawatan seperti pemaparan di atas, masih ada serangkaian hal lain yang sebaiknya dilakukan sesudah perawatan.

Lusiyanti mengungkapkan bahwa biasanya dokter akan menyarankan untuk hindari paparan sinar matahari lebih dulu. Hal itu berfungsi untuk mencegah munculnya flek hitam pada area yang selesai ditindak.

"Hindari matahari karena kita enggak tahu kadang-kadang beberapa spot (tindakan) mungkin agak di permukaan. Jadi kita suruh jangan kena matahari supaya enggak menimbulkan hiperpigmentasi setelah area yang merah itu," kata Lusiyanti.

Sebaiknya Hindari Dulu Olahraga Berat

perempuan olahraga
ilustrasi gym/Photo by mentatdgt from Pexels

Lusiyanti menambahkan, hindari pula olahraga berat sesaat setelah melakukan perawatan. Upaya satu ini dilakukan untuk mencegah inflamasi.

"Jangan langsung exercise, gym, atau olahraga yang super misal dua tiga hari. Di bawah kulitnya walaupun misal enggak kelihatan merah, (bisa) ada inflamasi, karena kan ada thermal. Jadi panas yang dihasilkan oleh alatnya bisa membuat luka di dalam kulit," ujar Lusiyanti.

"Kalau kita exercise dan semacamnya, bisa menimbulkan inflamasi yang lebih. Takutnya bengkak, cuma bukan yang gimana gitu. Kalau olahraga yang ringan saja boleh," sambungnya.

Infografis Tren Perawatan di Klinik Kecantikan Tahun 2022
Infografis Tren Perawatan di Klinik Kecantikan Tahun 2022. (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya