Subvarian Omicron Orthrus Masuk RI, Sudah Terdeteksi 14 Kasus

Subvarian Omicron Orthrus telah masuk Indonesia dengan terdeteksi 14 kasus.

oleh Fitri Haryanti Harsono diperbarui 24 Feb 2023, 21:13 WIB
Diterbitkan 21 Feb 2023, 18:24 WIB
ilustrasi covid
ilustrasi varian covid Orthrus (sumber: Freepik)

Liputan6.com, Jakarta Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Republik Indonesia mencatat adanya konfirmasi 14 kasus COVID-19 subvarian Omicron CH.1.1 atau yang dikenal dengan sebutan varian Orthrus di Indonesia.

“Kasus pertama dilaporkan pada 11 Oktober 2022. Hingga saat ini, tercatat ada 14 kasus varian Orthrus di Indonesia,” ungkap Juru Bicara Kemenkes RI Mohammad Syahril dalam pernyataan resmi yang diterima Health Liputan6.com pada Selasa, 21 Februari 2023.

Dari konfirmasi 14 kasus, kasus pertama mutasi 'anakan' Omicron ini ditemukan pada bulan Oktober 2022. Sepuluh kasus berasal dari Provinsi DKI Jakarta, sedangkan empat kasus lainnya berasal dari Provinsi Lampung, Riau, dan Jawa Barat.

Adanya varian Orthrus yang sudah masuk ke Indonesia, Syahril menekankan, Kemenkes tetap melakukan pemantauan terhadap penyebaran varian virus Corona baru tersebut.

“Saat ini, Kementerian Kesehatan juga terus melakukan pemantauan terhadap Varian Orthrus ini, baik di tingkat nasional maupun daerah, meskipun dan sampai saat ini belum menyebabkan kenaikan kasus," tegasnya.

"Kendati demikian, kami akan terus lakukan pemantauan."

Informasi sementara Kemenkes mengatakan varian Orthrus disebut-sebut memiliki karakteristik lebih cepat menular dibandingkan dengan subvarian Omicron sebelumnya. Walau begitu, masih belum cukup bukti yang menunjukkan tingkat kesakitan dan kematian akibat Orthrus lebih parah dari subvarian sebelumnya.

12 Ribu Kasus Varian Orthrus di Dunia

FOTO: Kasus COVID-19 Meningkat, Kota Auckland Kembali Lockdown
Seorang pria yang mengenakan masker terlihat di Kota Auckland, Selandia Baru, Rabu (12/8/2020). Kota terbesar di Selandia Baru, Auckland, pada 12 Agustus 2020 kembali memberlakukan Siaga COVID-19 Level 3 selama tiga hari setelah empat kasus terkonfirmasi pada 11 Agustus 2020. (Xinhua/Li Qiaoqiao)

Pada tatanan global, Kemenkes RI mencatat, varian Orthrus dilaporkan pertama kali di India pada Juli 2022. Hingga 18 Januari 2023, sudah dilaporkan sebanyak lebih dari 12.000 kasus di 66 negara, dengan kasus terbanyak di Inggris, Denmark, Singapura, dan Selandia Baru.

Varian Orthrus saat ini masuk dalam kategori Variant under Monitoring (VuM) Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sebagai salah satu garis keturunan dari subvarian Omicron BA 2.75. Artinya, varian ini dicurigai memiliki karakteristik virus yang memicu risiko di masa mendatang.

Walaupun kasus COVID-19 varian Orthrus terlaporkan di Indonesia, sampai saat ini perkembangan COVID-19 di Indonesia masih terkendali.

Kendati demikian, masyarakat tetap diimbau untuk segera melengkapi diri dengan vaksinasi lengkap hingga booster, termasuk booster kedua untuk meningkatkan titer antibodi dan memperpanjang masa perlindungan.

"Dengan vaksinasi, maka tingkat kesakitan dan kematian akibat COVID-19 bisa ditekan," Mohammad Syahril menambahkan.

Mendominasi Varian COVID di Inggris

Inggris Perketat Pembatasan Covid-19
Seorang pria bermasker melintasi Jembatan Westminster di London, Kamis (9/12/2021). Perdana Menteri Inggris Boris Johnson kembali mendesak orang untuk bekerja dari rumah dan kewajiban menunjukkan sertifikat vaksin untuk memasuki klub malam dan tempat dengan kerumunan besar. (AP Photo/Frank Augstein)

Subvarian Orthrus menjadi yang paling dominan di Inggris. Virus terus berkembang dan mutasi terbaru disebut Orthrus atau CH.1.1 pertama kali diidentifikasi di Inggris pada November 2022.

Sejak Januari 2023, Orthrus diyakini menyumbang sekitar 23 persen dari semua kasus COVID di Inggris. Pada minggu pertama tahun 2023, Inggris, Skotlandia, dan Wales mencatat lebih dari 30.000 kasus COVID baru (data tidak tersedia untuk Irlandia Utara).

 

Menyusul varian COVID Kraken yang sangat menular yang juga dikenal sebagai XBB.1.5, para ahli telah memperingatkan Orthrus siap untuk 'mengambil alih' dari varian dominan saat ini, yakni BQ.1.

Analisis menunjukkan bahwa kasus virus Corona di Inggris terutama terdiri dari BQ.1 dan sublineage-nya, konsisten dengan penilaian risiko UKHSA yang diterbitkan pada bulan Oktober 2022, tulis UK Health Security Agency (UKHSA) dalam keterangannya.

Bahwa varian, CH.1.1 dan XBB.1.5, tampaknya memiliki keunggulan mendominan di Inggris. Keduanya merupakan varian dalam keluarga Omicron.

Mengutip The Mirror, varian XBB.1.5 tetap berada pada prevalensi yang sangat rendah di Inggris, sehingga perkiraan penyebarannya sangat tidak pasti.

Penilaian risiko yang dilakukan oleh UKHSA bersama dengan mitra akademik menemukan bahwa CH.1.1 dan XBB.1.5 saat ini merupakan varian yang paling mungkin mengambil alih BQ.1 sebagai varian dominan berikutnya di Inggris, kecuali muncul varian baru lebih lanjut.

Infografis Ragam Tanggapan Omicron XBB.1.5 Kraken Terdeteksi di Indonesia. (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis Ragam Tanggapan Omicron XBB.1.5 Kraken Terdeteksi di Indonesia. (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya