Perlu Kerja Sama dalam Transformasi Kesehatan, Menkes Budi: Saya Sendirian Enggak Bisa, Harus Dibantu

Masa kerja Budi Gunadi Sadikin sebagai Menkes tinggal kurang dari dua tahun. Ia memminta semua pihak bekerja sama wujudkan transformasi kesehatan.

oleh Ade Nasihudin Al Ansori diperbarui 23 Feb 2023, 13:37 WIB
Diterbitkan 23 Feb 2023, 13:36 WIB
Menkes Budi Gunadi Sadikin bicara transformasi kesehatan nasional dalam Rapat Kerja Kesehatan Nasional, di Jakarta Convention Center, Kamis (23/2/2023).
Menkes Budi Gunadi Sadikin bicara transformasi kesehatan nasional dalam Rapat Kerja Kesehatan Nasional, di Jakarta Convention Center, Kamis (23/2/2023).

Liputan6.com, Jakarta Menteri Kesehatan Republik Indonesia (Menkes RI) Budi Gunadi Sadikin mengajak semua pihak bekerja sama mencapai transformasi sistem kesehatan.

Menurutnya transformasi sistem kesehatan penting untuk membuat sistem kesehatan di Indonesia menjadi lebih kekinian.

Ia memberi contoh, di zaman sekarang banyak aplikasi yang bisa memudahkan berbagai hal. Misalnya aplikasi pesan makanan, dulu jika ingin makan maka orang harus jalan atau pergi sendiri untuk membelinya. Kini, cukup melalui ponsel pintar dan aplikasi, makanan bisa dibeli dan diantarkan oleh kurir. Dulu, orang-orang harus mengantre panjang untuk membeli tiket kereta api atau tiket perjalanan lain. Kini, tiket perjalanan bisa dipesan melalui aplikasi.

“Ini yang pengen kita dorong di transformasi kesehatan agar lebih kekinian," kata Budi dalam Rapat Kerja Kesehatan Nasional, di Jakarta Convention Center, Kamis (23/2/2023).

Di sisi lain, bioteknologi kesehatan atau pengobatan dengan teknologi tinggi juga amat penting. Hal ini berkaitan dengan perkembangan pelayanan kesehatan bagi masyarakat."Kita mesti pahami teknologi dan bioteknologi," tambah Budi.

Namun, masa jabatan Budi akan berakhir dalam 1,9 tahun ke depan. Untuk itu, ia mengajak semua pihak untuk melakukan akselerasi transformasi kesehatan.

"Kita harus akselerasi ini, saya enggak bisa lakukan ini sendiri, harus bersama-sama. Termasuk masyarakat, individu, dinas kesehatan, dan lain-lain."

"Yuk bangun sistem kesehatan yang baru. Rangkul semua supaya bisa membantu menyelesaikan masalah kesehatan ini. Saya sendirian enggak bisa, saya bisa selesaikan ini kalau dibantu."

 

Kekayaan Paling Berharga

Dalam penutup sambutan, Budi mengatakan bahwa tidak ada kekayaan yang lebih berharga ketimbang kesehatan.

"Kekayaan paling berharga adalah kesehatan," katanya.

Dalam kesempatan yang sama, Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono menyampaikan soal rumah transformasi kesehatan.Menurutnya rumah transformasi kesehatan ini adalah gerakan, bukan program pemerintah.

"Kalau program pemerintah kan berarti hanya menjadi tanggung jawab pemerintah, kalau gerakan jadi ini tanggung jawab semua masyarakat di tingkat daerah maupun pusat," kata Dante.

Ia juga menyampaikan bahwa tugas utama Kementerian Kesehatan sendiri ada tiga. Yakni memastikan vaksinasi berjalan, memastikan pandemi selesai, dan transformasi kesehatan.Ketiga hal ini merupakan tugas yang diarahkan langsung oleh Presiden RI Joko Widodo (Jokowi).

"Transformasi kesehatan adalah milik kita semua. Seperti Pak Menteri bilang kita punya waktu satu tahun sembilan bulan lagi jadi memang harus dikebut oleh semua ," kata Dante.

 

 

Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono bicara soal rumah transformasi kesehatan dalam Rapat Kerja Kesehatan Nasional, di Jakarta Convention Center, Kamis (23/2/2023).
Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono bicara soal rumah transformasi kesehatan dalam Rapat Kerja Kesehatan Nasional, di Jakarta Convention Center, Kamis (23/2/2023).

6 Pilar Transformasi Kesehatan

Seperti diketahui transformasi kesehatan sendiri terdiri dari enam pilar. Keenam pilar itu adalah:

  1. Transformasi layanan primer
  2. Transformasi layanan rujukan
  3. Transformasi sistem ketahanan kesehatan
  4. Transformasi sistem pembiayaan kesehatan
  5. Transformasi sumber daya manusia (SDM) kesehatan
  6. Transformasi teknologi kesehatan.
  7. Seluruh pilar transformasi kesehatan ini perlu dicapai agar masyarakat tak perlu lagi menjalani pengobatan di luar negeri seperti Malaysia.

"Dulu orang Malaysia belajar di kita, sekarang kita yang berobat ke Malaysia," ujar Dante.

Ia juga membahas soal obat yang mahal. Hal ini adalah akibat dari bahan baku obat yang 90 persennya diimpor dari luar negeri. Begitu pula alat kesehatan yang 80 persennya diimpor.

Mengubah obat menjadi lebih murah juga termasuk dalam tujuan dari transformasi kesehatan.

"Jadi ini akan kita ubah dengan bahan baku dan obat yang diproduksi di dalam negeri," katanya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya