Sehat Mental dengan Terapi Musik, Bagaimana Caranya?

Bagaimana cara terapi musik bekerja dan apa saja manfaatnya?

oleh Chelsea Anastasia diperbarui 04 Mar 2023, 06:00 WIB
Diterbitkan 04 Mar 2023, 06:00 WIB
Mood
Ilustrasi Mendengarkan Musik Credit: pexels.com/Burst

Liputan6.com, Jakarta - Terapi musik adalah terapi yang memanfaatkan kemampuan musik untuk meningkatkan kesejahteraan seseorang. Terapi ini menjadi alternatif jenis terapi seperti konseling atau terapi perilaku kognitif, dilansir dari laman Medical News Today.

Biasanya, seorang terapis musik menggunakan respons dan koneksi seseorang dengan musik untuk mendorong perubahan positif dalam suasana hati dan pola pikir mental seseorang secara keseluruhan.

Terapi musik dapat dilakukan dengan mendengarkan musik atau menciptakan musik dengan semua jenis instrumen. Kegiatan terapi musik juga bisa melibatkan penyanyi.

Adapun terapi unik ini dapat membantu meningkatkan kepercayaan diri, keterampilan komunikasi, kemandirian, kesadaran diri dan kesadaran terhadap orang lain, serta keterampilan konsentrasi dan fokus.

Berdasarkan Medical News Today, selama terapi musik, interaksi langsung dengan musik antara seseorang dan terapisnya sangatlah penting.

Improvisasi juga bisa menjadi bagian penting dari terapi musik, dengan melibatkan penciptaan musik sebagai respons terhadap suasana hati, seperti membuat suara badai menggunakan drum dan rainstick (alat musik penghasil suara hujan).

Bagaimana Cara Terapi Musik Bekerja?

Ilustrasi mendengarkan musik, lagu
Ilustrasi mendengarkan musik, lagu. (www.freepik.com)

Musik memiliki dampak yang sangat kompleks pada otak manusia. Bahkan, setiap aspek dari musik seperti nada, tempo, dan melodi diproses oleh berbagai bagian otak yang berbeda.

Sebagai contoh, ritme dalam musik diproses oleh otak kecil, sementara lobus frontal bertanggung jawab untuk memecahkan kode sinyal emosional yang dihasilkan oleh musik. Selain itu, lobus temporal kanan membantu dalam memahami nada dalam musik.

Pusat penghargaan otak, yang juga dikenal sebagai nukleus accumbens, merupakan bagian dari otak yang terlibat dalam memberikan respons emosional dan kesenangan.

Ketika mendengarkan musik yang menyentuh hati, nukleus accumbens dapat menghasilkan sensasi fisik yang kuat seperti merinding atau menggigil.

Terapi musik dapat memanfaatkan reaksi fisik yang terjadi dalam tubuh saat mendengarkan musik untuk membantu orang dengan berbagai kondisi kesehatan mental.

Menurut Medical News Today, seorang terapis musik dapat bekerja dengan pasien untuk menciptakan pengalaman musik yang dapat membantu mengatasi depresi, kecemasan, trauma, dan autisme.

Terapi Musik vs Terapi Lainnya

Ilustrasi memutar musik. Unsplash/Lee Campbell
Ilustrasi memutar musik. Unsplash/Lee Campbell

Terapi musik tidak mengandalkan komunikasi verbal. Jadi, terapi musik baik bagi orang yang mengalami kesulitan dalam komunikasi verbal. 

Kesulitan tersebut bisa disebabkan oleh kecacatan, demensia, cedera otak, atau kondisi kesehatan mental.

Terapi lainnya seperti konseling merupakan terapi bicara, yang mana tidak cocok untuk orang yang kesulitan berkomunikasi secara verbal. Di sinilah terapi musik dapat berkontribusi.

Selain itu, praktisi kesehatan mental dapat memberikan terapi musik langsung kepada seseorang, seperti jika mereka tidak dapat ke luar rumah karena kondisi tertentu.

Menikmati terapi musik di rumah juga dapat bermanfaat bagi anak-anak yang ingin berada di lingkungan yang nyaman.

Keterampilan yang dipelajari seseorang dalam terapi musik juga dapat berguna dalam kehidupan sehari-hari.

Mereka bahkan mungkin mempelajari instrumen musik sebagai hobi baru, yang dapat mereka gunakan sebagai alat untuk meningkatkan kesehatan mental dan mengatasi situasi sulit.

Infografis Konser Musik Pilihan 2023 di Indonesia
Infografis Konser Musik Pilihan 2023 di Indonesia.  (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya