Mengenal Kista Ginjal, Penyebab serta Pencegahannya

Dokter spesialis penyakit dalam konsultan ginjal dan hipertensi RS EMC Pulomas, Pujiwati menjelaskan soal kista ginjal. Apakah itu?

oleh Ade Nasihudin Al Ansori diperbarui 21 Mar 2023, 15:54 WIB
Diterbitkan 20 Mar 2023, 19:30 WIB
Ilustrasi batu ginjal
Ilustrasi kista ginjal ( Photo by Robina Weermeijer on Unsplash)

Liputan6.com, Jakarta Kista ginjal adalah suatu kantong atau rongga yang berada pada ginjal. Kista ini bisa berada di korteks (bagian terluar ginjal) atau pada medula (bagian tengah ginjal) seperti disampaikan dokter spesialis penyakit dalam konsultan ginjal dan hipertensi dari RS EMC Pulomas, Pujiwati.

“Paling sering tumbuhnya pada korteks ginjal, kista ginjal itu berbentuk rongga atau kantung yang berisi cairan,” kata Puji dalam Healthy Monday Liputan6.com edisi Menyemarakkan World Kidney Day: Kista Mengintai Ginjal, Waspadai Gejalanya dan Ketahui Penanganannya, Senin (20/3/2023).

Pada prinsipnya, bentuk kista ginjal dengan kista biasa sama saja. Seperti diketahui, kista dapat tumbuh di manapun termasuk di ovarium (indung telur/kelenjar kelamin), hati, dan paru pun bisa.

Penyebab Kista Ginjal

Kista sering sulit diketahui penyebabnya. Namun secara umum, kista dibagi dua. Yakni kista kongenital atau bawaan dan kista dapatan atau bukan bawaan lahir.

“Kista kongenital dibagi dua juga, ada yang disebabkan faktor genetik yakni mutasi gen di kromosom tertentu dan karena gangguan pertumbuhan janin ketika berada di dalam kandungan.”

Sedangkan, kista dapatan merupakan kista yang didapatkan dari suatu penyakit seperti infeksi dan penyakit multi sistem. Kista dapatan ini risikonya meningkat seiring bertambahnya usia.

“Semakin tua, semakin mudah terjadi kista itu (dapatan).”

Potensi Mewariskan pada Keturunan

Dokter konsultan ginjal Pujiwati
Dokter spesialis penyakit dalam konsultan ginjal dan hipertensi RS EMC Pulomas, Pujiwati menjelaskan soal kista ginjal dalam Healthy Monday Liputan6.com edisi Menyemarakkan World Kidney Day: Kista Mengintai Ginjal, Waspadai Gejalanya dan Ketahui Penanganannya, Senin (20/3/2023). Foto: Tangkapan layar Facebook Liputan6.

Puji menambahkan, data dari penelitian menunjukkan bahwa kista ginjal dapatan sering terjadi pada pasien hipertensi dan perokok. Kista ginjal dapatan baru muncul ketika usia 20 hingga 30 tahun.

Sedangkan, kista ginjal kongenital bisa terjadi ketika bayi masih berada dalam kandungan dan ketika bayi lahir, kista tersebut sudah muncul.

Kista ginjal yang muncul di usia dewasa bersifat dominan. Jika salah satu orangtua memiliki kista ini, maka anak mereka memiliki kemungkinan lebih dari 75 persen mewarisi kondisi tersebut.

“Sedangkan yang pada anak biasanya resesif, jadi kemungkinan diwariskannya lebih sedikit,” ujar Puji.

Pencegahan Kista Ginjal

Mengingat kista ginjal memiliki penyebab yang berbeda, maka pencegahannya pun berbeda.

“Kalau yang penyebabnya faktor genetik, itu kan ada mutasi gen pada ibunya yang akhirnya menurun pada anaknya. Itu memang sulit (untuk dicegah), yang namanya faktor genetik itu sulit kita menghambatnya,” ujar Puji.

Sedangkan, kista ginjal akibat gangguan pertumbuhan janin cenderung lebih bisa diatasi.

“Jadi ibu yang hamil harus sering melakukan pemeriksaan ke dokter kandungan, mulai dari trimester satu, dua dan tiga. Nutrisi juga penting untuk ibu hamil,” jelas Puji.

Diagnosis Kista Ginjal

Dalam kesempatan yang sama, dokter spesialis penyakit dalam konsultan ginjal dan hipertensi dari RS EMC Tangerang, Muthalib Abdullah menjelaskan soal diagnosis ginjal yang mudah dengan pemeriksaan ultrasonografi (USG).

“Sebetulnya kista ginjal itu diagnostiknya mudah sekali, dengan ultrasonografi (USG),” kata Muthalib.

Ia menambahkan, jika volume dari kista ginjal kecil, maka biasanya tidak ada keluhan nyeri atau sakit sama sekali. Namun, jika kistanya besar dan banyak atau lebih dari satu maka bisa menimbulkan keluhan. Salah satu keluhannya adalah nyeri pinggang.

“Dari analisa urine saja kita bisa menilai adanya tanda-tanda infeksi kalau kista ginjal tersebut lebih dari satu setiap ginjalnya.”

Jika, ginjal masih satu atau dua buah, maka biasanya tidak menjadi masalah. Namun, jika kistanya membesar maka kista tersebut perlu dipantau.

“Jadi perlu di-follow up, kalau kita menemukan pasien kista ginjal kita perlu melakukan follow up. Ini dilakukan untuk memantau besarnya kista ginjal dan fungsi dari ginjal. Jika ada tanda-tanda perburukan, maka perlu segera dilakukan tindakan atau antisipasi,” ujar Muthalib. 

Infografis Tim Pencari Fakta Kasus Gagal Ginjal Akut Anak Dibentuk
Infografis Tim Pencari Fakta Kasus Gagal Ginjal Akut Anak Dibentuk (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya