Liputan6.com, Jakarta - Media sosial sepekan ini ramai membahas menu bekal nasi plus mi goreng instan. Rupanya bukan cuma anak 90-an yang kerap dibawakan bekal nasi plus mi goreng, ada sebuah video yang juga memperlihatkan bahwa masih banyak anak sekolah dasar yang membawa menu itu sebagai bekal ke sekolah.
Menurut ahli gizi Fitri Hudayani, sebenarnya boleh-boleh saja membawa bekal yang berisi nasi dan mi goreng instan. Namun, pastikan masing-masing tidak satu porsi utuh melainkan setengah porsi. Sehingga, total karbohidrat tidak berlebihan.
Baca Juga
6 Momen Apes Mi Goreng Siap Santap tapi Berujung Tumpah, Bikin Elus Dada
Profil Marlon Renaldy Pak Taka Sitkom OB yang Meninggal saat Kawal Iring-iringan Jenazah, Awali Karier di Sinetron Bawang Merah Bawang Putih
Sedang Jeblok, 5 Pemain Ini Bisa Jadi Opsi Belanja Man City untuk Selamatkan Nasib di Liga Inggris 2024/25
"(Misalnya) saya makan nasi satu piring, saya bawa bekalnya juga mi satu bungkus sudah dimasak. Itu dari karbohidratnya pasti akan kelebihan," jelas Fitri.
Advertisement
"Kalau mau kayak gitu, berarti, masing-masing porsinya dikurangi. Kemudian ditambah lauk pauk dan juga sayur dan buahnya," kata Fitri mengutip Antara.
Bila mengonsumsi nasi dan mi goreng, alhasil asupan karbohidrat jadi berlebihan. Konsumsi karbohidrat berlebihan dan terus diakumulasi maka lama-kelamaan dapat menimbulkan bahaya yaitu berat badan menjadi berlebih seperti kata Fitri.
Tambahkan Protein dan Sayur
Fitri mengatakan bahwa mi goreng instan tidak mengandung sumber serat, lemak yang sedikit, dan vitamin yang tidak lengkap. Maka dari itu, ketika membawa bekal nasi plus mi goreng penting memasukan protein bisa berasal dari telur serta buah dan sayur.
Jangan Bawa Bekal Mi Instan Goreng Setiap Hari
Mi instan goreng memang praktis dibuat lalu rasanya memang nikmat. Namun, Fitri tak menganjurkan mengonsumsi mi instan goreng setiap hari lantaran bumbu dalam mi instan goreng tinggi natrium.
"Jadi bukan hanya dari segi jumlah zat gizi makronya seperti karbohidrat, protein, lemak, tetapi juga dari zat gizi mikronya harus diperhatikan. Seperti natrium kan enggak boleh berlebihan," kata Fitri.
Batas konsumsi garam yang disarankan oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) yaitu 2000 miligram natrium/sodium atau 5 gram garam (setara dengan 1 sendok teh) per orang per hari.
Seperti diketahui, garam sering dikaitkan dengan penyakit hipertensi, stroke, dan penyakit jantung.
Advertisement
Terapkan Gizi Seimbang
Fitri menyarankan orangtua memperhatikan aspek gizi pada bekal makanan anak yang dibawa ke sekolah. Pastikan bekal makanan yang dibawa memenuhi prinsip gizi seimbang yakni ada karbohidrat, protein, sayur dan buah.
"Jangan sampai membawa bekalnya hanya nasi ditambah mie instan saja," kata Fitri.