Liputan6.com, Jakarta - Suara keras dan kebisingan adalah hal biasa yang ditemui sehari-hari. Mulai dari suara kereta hingga kebisingan konser. Namun, kebisingan di atas tingkat desibel tertentu tidak hanya bisa mengganggu, tapi juga bisa merusak gangguan pendengaran dalam jangka panjang.
Maka dari itu, ada alat penyumbat telinga atau ear plug untuk cegah gangguan pendengaran di tengah kebisingan.
Advertisement
Baca Juga
Alat yang juga disebut headphone over-ear dapat meredam suara yang masuk ke telinga sehingga telinga tidak dipaksa menerima suara yang terlalu keras.
Advertisement
Lantas kapan waktu yang tepat untuk menggunakan penyumbat telinga?
Pelindung Telinga Cegah Gangguan Pendengaran
Menurut corporate audiolog dari Lucid Hearing, Amy Bishop, penggunaan pelindung telinga sangat cocok ketika berada dalam konser atau pertunjukkan bising lainnya.
Namun, sebetulnya tak hanya konser, orang-orang butuh pelindung telinga ketika mereka harus berbicara lebih keras dari biasanya.
"Setiap kali Anda perlu meninggikan suara untuk berbicara di tengah kebisingan latar belakang, Anda mungkin harus mengenakan pelindung telinga," kata Amy Bishop mengutip Verywell Health pada Jumat 4 Agustus 2023.
"Ini bisa termasuk acara olahraga, perjalanan kota yang sibuk, lokasi konstruksi, atau bahkan restoran dan bar tertentu,"Â dia menambahkan.
Penggunaan pelindung telinga juga direkomendasikan bagi mereka yang bekerja di lingkungan yang keras, seperti pabrik atau tempat musik.
Bahkan, memotong rumput atau bekerja dengan peralatan listrik memerlukan penggunaan pelindung pendengaran.
Kerusakan Pendengaran Adalah
Perlindungan pada telinga penting dilakukan dalam situasi-situasi di atas karena kerusakan pendengaran merupakan kombinasi dari tingkat desibel dan waktu paparan terhadap suara keras, lanjut Bishop.
Suara di bawah 85 desibel biasanya dianggap aman untuk pemaparan yang berkelanjutan dan tidak terbatas.
Dia mengatakan bahwa percakapan normal biasanya berkisar antara 50 dan 60 dB, tapi jalan kota yang sibuk dapat melebihi 85 dB.
Sementara, audiolog sekaligus pemilik New York Speech and Hearing, Melissa E Heche menjelaskan bahwa di atas 85 dB, potensi kerusakan pendengaran meningkat berdasarkan durasi kebisingan.
Namun, kebisingan eksterior juga bukan satu-satunya penyebab. Musik keras yang dimainkan melalui earbud juga bisa berbahaya.
"Musik keras melalui earbud bisa sangat merusak, terutama jika earbud tidak sepenuhnya tertutup ke dalam liang telinga," katanya.
"Artinya, kebisingan lingkungan dapat masuk ke telinga dan memaksa pendengar untuk menaikkan volume untuk mengimbangi kebisingan lingkungan. Ini memaparkan pendengar pada volume yang lebih keras, lebih dekat dengan gendang telinga," dia menambahkan.
Advertisement
Siapa Saja yang Butuh Pelindung Telinga Cegah Gangguan Pendengaran?
Setiap orang rentan terhadap lingkungan yang keras, tapi Heche dan Bishop setuju bahwa anak-anak lebih rentan terhadap kerusakan pendengaran.
Telinga anak-anak lebih peka terhadap suara, sehingga lingkungan dengan desibel tinggi dapat memberikan dampak yang lebih besar.
Bishop mengatakan bahwa memperkenalkan pelindung telinga kepada anak-anak dapat membantu mengurangi kerusakan kumulatif.
Headphone over-the-ear dapat digunakan untuk semua usia, mulai dari bayi.
Bahkan jika pendengaran sudah rusak, penyumbat telinga dapat membantu, kata Heche. Tidak ada batasan usia untuk mendapatkan manfaatnya.
"Dan, jika Anda tahu bahwa Anda akan berada di lingkungan yang bising, ini dapat menghentikan efek yang langsung terasa seperti telinga berdenging atau tekanan pada telinga," ujarnya.
Cara Memilih Pelindung Telinga untuk Cegah Gangguan Pendengaran
Heche mengatakan bahwa pelindung telinga yang dipilih harus sesuai dengan lingkungan.
"Sumbat telinga profil rendah bagus untuk digunakan di bawah helm sepeda motor, dan penyumbat telinga musisi khusus dengan atenuasi nonlinier terfilter paling baik untuk mendengarkan musik keras," kata Heche.
"Headphone peredam bising juga dapat memberikan perlindungan dalam situasi tertentu. Seorang audiolog akan paling siap untuk membantu memutuskan alat perlindungan pendengaran mana yang paling cocok untuk keadaan tertentu," dia menambahkan.
Sementara, penyumbat telinga busa standar adalah pilihan yang paling ekonomis dan mudah didapat. Meski mungkin tidak memberikan perlindungan terbaik.
Selain menggunakan pelindung telinga, mencegah gangguan pendengaran juga bisa dilakukan dengan menurunkan level volume ketika mendengarkan musik lewat earbud, kata Bishop.
Dia merekomendasikan penggunaan aturan 60/60 untuk mengurangi risiko. Yakni dengarkan earbud dengan volume maksimum tidak lebih dari 60 persen selama tidak lebih dari 60 menit setiap penggunaan.
Advertisement