Ibu Terjerumus Narkoba Saat Postpartum Depression, Psikolog Sebut Itu Hal yang Mungkin Terjadi

Saat pikiran negatif berkecamuk di kepala karena Postpartum Depression yang terjadi, bukan tak mungkin ibu melakukan tindakan impulsif seperti menggunakan narkoba sebagai penenang.

oleh Diviya Agatha diperbarui 05 Agu 2023, 06:00 WIB
Diterbitkan 05 Agu 2023, 06:00 WIB
Ilustrasi Narkoba (RenoBeranger/ Pixabay)
Ibu yang mengalami Postpartum Depression mungkin saja terjerumus menggunakan narkoba. (RenoBeranger/ Pixabay)

Liputan6.com, Jakarta - Tak semua ibu beruntung bisa mendapatkan penanganan yang tepat saat tengah mengalami Postpartum Depression (PPD) atau depresi pasca persalinan.

Kondisi depresi yang tidak tertangani itu pun bukan tak mungkin menimbulkan risiko lain. Selain punya pikiran untuk menyakiti diri sendiri hingga bayi, ibu yang mengalami PPD bisa saja berujung terjerumus menggunakan narkoba.

Nuran Abdat selaku psikolog klinis dewasa dari Nuran Abdat Management yang berpraktik di Brawijaya Clinic Kemang dan RS UMMI Bogor mengungkapkan bahwa sejauh ini, dirinya belum menemukan ada ibu yang terjerumus narkoba saat mengalami Postpartum Depression.

Sejauh ini, kasus yang pernah ada berkaitan dengan penggunaan narkoba yang memang dilakukan sebelum atau sesudah mengalami PPD.

Kemungkinan Terjerumus Narkoba

Namun, menurut Nuran, tentu memungkinkan bagi seorang ibu yang mengalami Postpartum Depression atau depresi pasca persalinan untuk terjerumus memakai narkoba.

"Tapi, bisa jadi ini terjadi, karena efek-efek dari narkotikanya sendiri menjadi penenangnya orang ini. Dianggap untuk menenangkan diri, dianggap untuk mencari pertolongan yang (sebenarnya) salah," kata Nuran dalam media briefing bersama Ikatan Dokter Indonesia (IDI) ditulis Jumat, (4/8/2023).

Nuran mengungkapkan bahwa orang yang menggunakan narkoba biasanya sedang berusaha lari dari masalah. Itulah mengapa ibu yang mengalami depresi pasca persalinan bisa saja menggunakan narkoba.

"Jadi kalau ditanya, mungkin enggak ya ini terjadi? Mungkin saja, karena orang yang menggunakan narkotika sebenarnya sedang melarikan diri, sedang denial, sedang mengarahkan permasalahannya ke sebuah konteks baru. Jadi sangat mungkin saja itu bisa dilakukan," ujar Nuran.

Postpartum Depression Bisa Bikin Ibu Ingin Sakiti Bayi

ilustrasi depresi postpartum/unsplash
Postpartum Depression bisa bikin ibu punya keinginan untuk menyakiti bayi/unsplash

Di sisi lain, ibu yang tengah mengalami Postpartum Depression menjadi rentan memiliki banyak pikiran negatif di kepalanya. Termasuk memiliki keinginan untuk menyakiti bayinya secara fisik.

Berkaitan dengan hal itu, Nuran mengungkapkan bahwa hal penting yang bisa dilakukan adalah dengan menginformasikan pikiran itu pada orang terdekat.

Namun jika tidak ada orang, sebaiknya ibu menjaga jarak dulu dengan bayi.

"Pertama, jika pikiran itu (ingin menyakiti bayi) muncul, akan sangat bijak untuk mengomunikasikan dengan orang yang paling dekat. Ada enggak orangnya terlebih dahulu? Apabila tidak ada orang terdekat, please anak kita bisa kita taruh box lebih dulu, taruh kasur lebih dulu," kata Nuran

Alami Postpartum Depression, Tenangkan Diri dengan Teknik Relaksasi

Menenangkan Diri saat Marah
Penting untuk segera menenangkan diri saat Postpartum Depression bikin ibu punya pikiran negatif. (Credit: pexels.com/Kinga)

Nuran menjelaskan, ibu dapat melakukan teknik relaksasi agar ibu dapat memproses perasaan negatif yang muncul sehingga bisa dikendalikan.

"Kitanya agak mundur. Cari posisi yang lebih nyaman dan lakukan kemungkinan teknik relaksasi apa pun yang bisa kita lakukan saat itu," kata Nuran.

"Walaupun teknik yang saat itu baru bisa dilakukan mungkin bersandar sebentar, baru bisa menarik napasnya saja. Enggak apa-apa," sambungnya.

Jaga Jarak untuk Meluruskan Kembali Pikiran Negatif

Pentingnya Peran Ibu Menyusui bagi Bayi di Masa Pandemi
Ibu bisa menjaga jarak dengan bayi lebih dulu jika muncul keinginan untuk menyakitinya. (pexels.com/Wayne Evans)

Menurut Nuran, saat mengambil jarak dengan bayi, ibu memiliki kesempatan untuk bisa meluruskan pikiran negatif yang muncul.

"Setidaknya menenangkan pikiran sesaat, karena kita memang perlu meluruskan dulu pemikiran tadi. Ini pemikiran yang wajar atau tidak wajar, benar atau tidak benar. Kita mau ambil realita kita lagi, kita realistis enggak nih, tepat atau tidak," kata Nuran.

Nuran menambahkan, ada banyak jenis meditasi yang bisa dilakukan untuk relaksasi. Tetapi yang terpenting melakukan hal apa pun yang memang dengan cepat bisa dilakukan.

"Carilah pertolongan yang paling cepat saat itu," ujar Nuran. 

Infografis Ciri-ciri Ibu rumah tangga Punya Masalah Kesehatan Mental
Infografis Ciri-ciri Ibu rumah tangga Punya Masalah Kesehatan Mental.
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya