Peringatan Konten!!

Artikel ini tidak disarankan untuk Anda yang masih berusia di bawah

18 Tahun

Verifikasi UmurStop di Sini

Penjelasan Dokter Ketika Ditanya Ejakulasi Bantu Turunkan Risiko Kanker Prostat

Sebuah penelitian pernah menyebut jikalau ejakulasi bisa membantu menurunkan risiko kanker prostat. Namun, benarkah demikian?

oleh Diviya Agatha diperbarui 29 Agu 2023, 21:00 WIB
Diterbitkan 29 Agu 2023, 21:00 WIB
dr Dwiki Haryo Indrawan RS EMC Pekayon
Spesialis bedah urologi RS EMC Pekayon, dr Dwiki Haryo Indrawan saat menjelaskan soal kanker prostat dalam acara Healthy Monday bersama Liputan6.com. (Foto: Tangkapan Layar Healthy Monday Liputan6.com)

Liputan6.com, Jakarta Ada beberapa cara yang dipercaya bisa mencegah atau menurunkan risiko laki-laki agar tidak terkena kanker prostat. Salah satu yang sering disebut-sebut berkaitan dengan frekuensi ejakulasi.

Sebuah studi yang tertuang dalam jurnal European Urology pernah membahas hal tersebut. Para peneliti menemukan bahwa ejakulasi sebanyak 21 kali per bulan dapat secara signifikan menurunkan risiko kanker prostat.

Risiko itu dibandingkan dengan pria yang ejakulasi hanya sebanyak empat hingga tujuh kali per bulan. Peneliti menegaskan jikalau penelitiannya tidak berarti secara gamblang menganjurkan agar pria sering masturbasi.  

Melainkan, peneliti hanya bermaksud untuk menyatakan bahwa masturbasi yang teratur bisa bermanfaat bagi kesehatan secara keseluruhan. Lantas, benarkah demikian?

Ejakulasi dan Kanker Prostat

Spesialis bedah urologi RS EMC Pekayon, dr Dwiki Haryo Indrawan menjelaskan bahwa perihal ejakulasi disebut bisa menurunkan risiko kanker prostat memang kerap kali ditanyakan pasien.

"Ini pertanyaan paling sering ditanya sama pasien. Memang sempat waktu itu ada suatu penelitian yang mengatakan bahwa semakin seringnya ejakulasi, bisa menurunkan risiko terjadinya sel prostat sebesar 20 persen," ujar Dwiki dalam acara Healthy Monday bersama Liputan6.com ditulis Selasa, (29/8/2023).

"Jadi orang yang ejakulasi sampai 28 kali dibandingkan dengan ejakulasi empat sampai tujuh kali sebulan, itu risikonya lebih rendah 20 persen," sambungnya.

Namun, menurut Dwiki, ada penelitian lanjutan yang pernah membahas hal ini dengan hasil yang berbeda, yang mana tidak menunjukkan keterkaitan antara risiko kanker prostat dan ejakulasi.

Sering Ejakulasi Tidak Signifikan Cegah Kanker Prostat

Healthy Monday Kanker Prostat
Spesialis bedah urologi RS EMC Pekayon, dr Dwiki Haryo Indrawan (kanan atas), spesialis bedah urologi RS Grha Kedoya, dr Alwyn G Samuel (kiri bawah), dan spesialis bedah urologi RS EMC Tangerang, dr Isaac Ardianson Deswanto (kanan bawah) saat menjelaskan soal kanker prostat di acara Healthy Monday Liputan6.com.

Lebih lanjut Dwiki mengungkapkan bahwa penelitian yang menyebut bahwa sering ejakulasi bisa menurunkan risiko kanker prostat dibantahkan dengan penelitian lanjutannya.

"Cuma penelitian ini (ejakulasi bisa turunkan risiko kanker prostat) lagi-lagi dibantahkan dengan beberapa penelitian lainnya," kata Dwiki.

"Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan yang bermakna antara banyaknya ejakulasi dengan penurunan risiko prostat. Tidak banyak perubahan yang bermakna dari beberapa penelitian lanjutan yang sudah dilakukan," tegasnya.

Dwiki menambahkan, ejakulasi hingga berhubungan intim tidak memengaruhi atau menurunkan risiko terjadinya kanker prostat.

"Ejakulasi, berhubungan intim, maupun onani itu tidak memengaruhi penurunan risiko prostat," ujar Dwiki.

Faktor Risiko Kanker Prostat, Apa Bisa karena Genetik?

dr Isaac Ardianson Deswanto RS EMC Tangerang
Spesialis bedah urologi RS EMC Tangerang, dr Isaac Ardianson Deswanto, BMedSc, FICS saat menjelaskan soal kanker prostat dalam acara Healthy Monday bersama Liputan6.com. (Foto: Tangkapan Layar Healthy Monday Liputan6.com)

Dalam kesempatan yang sama, spesialis bedah urologi RS EMC Tangerang, dr Isaac Ardianson Deswanto, BMedSc, FICS mengungkapkan bahwa salah satu hal yang bisa meningkatkan risiko kanker prostat sendiri adalah riwayat keluarga atau genetik.

"Ada hubungannya dengan riwayat keluarga. Misalnya di ayah, paman, atau kakak laki-laki yang punya riwayat kanker prostat. Dia punya risiko lebih tinggi untuk terserang kanker prostat juga," kata Isaac.

"Kalau yang terbaru kita bisa mendeteksi risiko kanker prostat lebih awal. Biasanya dengan genetic screening," sambungnya.

Isaac menambahkan, genetic screening bisa membantu pasien mengetahui lebih awal jikalau memang ada mutasi pada gen dalam tubuhnya yang berkaitan dengan kanker prostat.

Pemeriksaan Kanker Prostat yang Sudah Lebih Canggih

dr Alwyn G Samuel RS Grha Kedoya
Spesialis bedah urologi RS Grha Kedoya, dr Alwyn G Samuel saat menjelaskan soal kanker prostat dalam acara Healthy Monday bersama Liputan6.com. (Foto: Tangkapan Layar Healthy Monday Liputan6.com)

Selain itu, kanker prostat pun kini bisa diperiksa dengan lebih cepat dan lebih akurat menggunakan teknologi terbaru yang tersedia di RS Graha Kedoya bernama Prostate Health Index (PHI).

Spesialis bedah urologi RS Grha Kedoya, dr Alwyn G Samuel yang turut hadir mengungkapkan bahwa PHI merupakan metode pemeriksaan paling mutakhir untuk deteksi kanker prostat.

"Kalau PHI itu adalah salah satu pemeriksaan paling mutakhir. Jadi biasanya kita periksakan lewat darah yaitu PSA (Prostate Specific Antigen) total atau free PSA," kata Alwyn.

"Nah, Prostate Health Index itu menggabungkan free PSA, PSA total, dan p2PSA. Sehingga semua dari tiga itu akan keluar angka, percentage, sehingga bisa lebih akurat apakah pasien ini perlu dibiopsi atau tidak, atau kemungkinan kanker prostatnya besar atau tidak," pungkasnya.

Infografis Journal
Infografis Journal Dunia Kepanasan, Akibat Perubahan Iklim Ekstrem?. (Liputan6.com/Tri Yasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya