Liputan6.com, Jakarta - Saat cuaca panas, kebanyakan orang memikirkan pakaian apa yang ketika dikenakan tetap merasa sejuk.
Kebanyakan orang memilih mengenakan pakaian yang ringan atau menyerap keringat, tapi pernahkah mempertimbangkan warna baju apa yang akan dikenakan?
Advertisement
Baca Juga
Menurut ahli meteorologi, Taylor Stephenson BS, ketika cuaca panas sebaiknya hindari baju yang berwarna gelap, karena akan membuat seseorang lebih merasa panas.
Advertisement
"Pakaian berwarna gelap mudah menyerap cahaya matahari yang dapat merakap panas tersebut," katanya.
Sedangkan pakaian berwarna terang mudah memantulkan sinar matahari. Hal ini membuat seseorang tidak merasa kepanasan saat berada di luar. Dalam dunia cuaca, pantulan cahaya akibat warna disebut sebagai albedo.
Albedo diukur pada skala nol sampai satu. Di mana nol adalah yang paling tidak reflektif dan satu adalah yang sangat reflektif.
"Hitam berada pada ujung skala nol, sedangkan putih mempunyai nilai albedo yang mendekati satu," kata Taylor.
Albedo tersebut juga bekerja dengan cara yang sama untuk trotoar. Warna trotoar biasanya mendekati hitam, sehingga tanah pun mudah menyerap sinar matahari.
"Itulah sebabnya trotoar cepat panas dan suhunya bisa 20-30 derajat lebih panas udara sebenarnya," kata Taylor pada YouTube 13WMAZ dikutip pada Selasa, 10 Oktober 2023.
Dengan menggunakan meteorologi dan fisika, kita dapat mengetahui mengapa sebaiknya mengenakan pakaian berwarna terang di cuaca panas.
Â
Baju Warna Putih Lebih Sejuk
Profesor fisika, Rhett Allain, PhD, menjelaskan lebih lanjut mengenai baju warna putih lebih sejuk ketika dikenakan.
"Secara umum, menurut saya warna putih sepertinya lebih sejuk," kata Allain.
Mengutip dari Real Simple, menurut Allain cahaya putih merupakan kombinasi semua warna, sedangkan cahaya hitam bukanlah warna.
Sejalan dengan penjelasan Taylor, Allain mengibaratkan kertas putih yang juga dapat memantulkan cahaya.
"Kertas putih memantulkan semua cahaya dan kertas hitam menyerapnya. Itulah mengapa hitam menjadi lebih panas," ujarnya.
Â
Advertisement
Orang Badui Justru Mengenakan Pakaian Hitam
Penelitian yang terbit pada tahun 1980 menganalisis mengapa orang Badui memilih mengenakan pakaian hitam untuk bertahan hidup di panasnya gurun Sinai.
Ternyata hasil penelitian di tahun tersebut mengatakan sebaliknya. Mereka mencatat tidak ada bedanya pakaian hitam maupun putih dalam menyerap panas.
"Jumlah panas yang didapat oleh seorang Badui di gurun panas adalah sama, baik dia mengenakan jubah hitam atau putih," catat salah satu peneliti, Amiram Shkolnik.
Jika meninjau penelitian yang dilakukan Shkolnik, mungkin saja pakaian hitam tidak benar-benar menyerap panas.
Ahli Tetap Tegaskan Warna Pakaian Mempengaruhi
Allain bertentangan dengan hasil penelitian Shkolnik dan rekannya. Menurut Allain, seorang Badui tidak merasakan panas karena baju yang digunakan lebih longgar meskipun gelap.
Allain juga menambahkan, seseorang yang merasakan panas tergantung dari beberapa faktor selain warna.Â
"Perasaan seseorang saat cuaca panas bergantung pada banyak hal. Seperti warna pakaiannya, apakah pakaiannya ketat atau longgar, seberapa bernapas kainnya, apakah ada angin, sinar matahari, atau tempat teduh," kata Allain.Â
Jadi itulah mengapa seseorang terkadang tidak merakan panas ketika mengguakan baju gelap. Pakaian yang dikenakannya ternyata lebih longgar dibanding baju putih yang ketat.
Sebagai bahan pertimbangan, berikut urutan warna mulai dari yang paling sedikit menyerap panas sampai yang paling banyak.
- Putih
- Oranye
- Kuning
- Merah
- Hijau
- Ungu
- Biru
- Hitam
Seperti yang dijelaskan sebelumnya, memilih warna yang bersifat menyerap panas atau tidak menyerap panas hanyalah salah satu faktor.
Sebenarnya, ada berbagai faktor lain yang lebih penting untuk diperhatikan dalam memilih pakaian agar tidak kepanasan.
Faktor-faktor tersebut di antaranya seperti sirkulasi udara, penyerapan keringat, dan perlindungan dari sengatan sinar matahari pada kulit.
Â
Advertisement