Kenapa Bayi Prematur Cenderung Mudah Sakit? Ini Kata Dokter

Bayi prematur belum tumbuh dan berkembang sebagaimana semestinya. Sehingga, bayi prematur cenderung mudah sakit dibanding yang lahir cukup bulan.

oleh Benedikta DesideriaRuli Ananda Putri diperbarui 13 Jan 2024, 14:45 WIB
Diterbitkan 17 Des 2023, 18:00 WIB
Benarkah Bayi Prematur Cenderung Gampang Sakit? Ini Kata Dokter
Dokter Anak Konsultan Neonatologi, dr. Rinawati Rohsiswatmo. (Sumber/Ruli Ananda Putri)

Liputan6.com, Jakarta - Bayi cukup bulan adalah bayi yang lahir di usia kehamilan 37-42 minggu. Bila bayi lahir sebelum usia kehamilan 37 minggu disebut dengan bayi prematur.

Pada bayi prematur memang cenderung mudah sakit dibandingkan yang cukup bulan seperti disampaikan dokter spesialis anak konsultan Neonatologi Rinawati Rohsiswatmo.

“Hal ini dikarenakan ia lahir dalam kondisi yang sedang dalam proses penyempurnaan. Sayangnya bayi prematur ini memang faktor kekebalan tubuhnya lebih rendah dibandingkan yang normal, sehingga mudah sakit,” jelas Rina di Rumah Sakit Anak dan Bunda Harapan Kita, Jakarta.

Selain fisik dan imunitas tubuh, bayi prematur juga belum sempurna secara mental. Hal ini membuat beberapa bayi prematur mengalami gangguan kecemasan, kesulitan memusatkan perhatian, tertutup, takut mengambil risiko.

“Ketakutan tersebut muncul karena ia belum siap dilahirkan. Apalagi ketika ditaruh ke dalam inkubator, bayi akan merasa sendirian. Ini memengaruhi kondisi mentalnya,” lanjutnya.

Salah satu mengatasi kondisi tersebut dengan metode kanguru. Metode ini direkomendasikan agar orangtua bisa melakukan kontak kulit langsung dengan bayi yang membuat rasa nyaman pada si bayi.

“Metode ini membuat bayi merasa ada yang menemaninya. Secara keilmuan pun, ada rasa positif yang dihasilkan melalui metode kanguru. Nah otomatis akan memicu endorfin naik,” jelas Rina pada Jumat, 15 Desember 2023.

Tepis Stigma Bayi Prematur Tidak Pintar

Benarkah Bayi Prematur Cenderung Gampang Sakit? Ini Kata Dokter
Ilustrasi membaca dengan anak/copyright freepik/tirachardz

Di kesempatan yang sama, Rina menepis stigma bahwa anak yang terlahir prematur cenderung bodoh. Menurutnya, hal itu tergantung orangtua mengajarkan dan memberikan asupan nutrisi ke anak.

“Tidak benar kalau ada stigma bayi prematur bodoh," tegas Rina.

"Tidak benar juga kalau ada yang bilang anak prematur akan pintar banget. Paling penting itu otaknya harus tetap sempurna, walaupun terlahir kecil harus kita optimalkan,” ujar Rina.

Demi menjaga bayi yang lahir prematur tetap memiliki perkembangan otak yang sempurna, maka dibutuhkan pemberian nutrisi. Bisa dilakukan di rumah sakit yang mengumpuni alat pemberian nutrisi bayi prematur.

Cegah Kelahiran Bayi Prematur Sebelum Menikah

Benarkah Bayi Prematur Cenderung Gampang Sakit? Ini Kata Dokter
Perawatan Bayi Prematur RSAB Harapan Kita. (Sumber/Ruli Ananda Putri)

Hal terbaik yang bisa dilakukan adalah mencegah atau meminimalkan bayi lahir prematur. Hal yang bisa dilakukan adalah melakukan deteksi dini dan tata laksana dini faktor risikos elama kehamilan. 

“Pemeriksaan yang berkualitas faktor risiko prematur dan BBLR dapat ditemukan lebih dini sehingga dapat diberikan tatalaksana yang tepat untuk menjamin kesehatan ibu dan janin,” kata dokter spesialis anak konsultan, Johanes Edy di kesempatan yang sama.

Kementerian Kesehatan RI pun telah menetapkan standar pemeriksaan kesehatan selama kehamilan. Setidaknya, ibu harus memeriksakan kehamilannya enam kali sepanjang masa kehamilan. Rinciannya sebagai berikut:

  • satu kali di trimester pertama
  • dua kali di trimester kedua
  • dan tiga kali di trimester ketiga.

Pemeriksaan pada trimester pertama dan ketiga perlu dilakukan di dokter agar ibu mendapatkan pemeriksaan secara komprehensif untuk mendeteksi faktor risiko komplikasi yang berkaitan dengan kehamilan ataupun penyakit penyerta lainnya.

Infografis 8 Cara Cegah Bayi Baru Lahir Tertular Covid-19
Infografis 8 Cara Cegah Bayi Baru Lahir Tertular Covid-19 (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya