Rayakan Malam Tahun Baru, Pakar Pendidikan Ingatkan Ortu Cegah Anak Main Petasan

Terkadang, anak usia sekolah tidak mendapat pengawasan yang memadai dari orangtua dalam momen malam tahun baru.

oleh Dyah Puspita Wisnuwardani diperbarui 31 Des 2023, 18:00 WIB
Diterbitkan 31 Des 2023, 18:00 WIB
Ilustrasi liburan keluarga
Ilustrasi liburan keluarga. (Photo by Juan Cruz Mountford on Unsplash)

Liputan6.com, Jakarta - Perayaan malam tahun baru kerap jadi momentum untuk mengekspresikan kegembiraan bagi masyarakat, tak terkecuali anak usia sekolah.

Beragam cara dilakukan dalam menyemarakkan suasana pergantian tahun. Seperti bermain kembang api, nonton bareng, berwisata, menginap di suatu hotel atau glamping hingga beragam ekspresi lainnya.

Namun terkadang, anak usia sekolah tidak mendapat pengawasan yang memadai dari orangtua dalam momen tersebut. Hal ini mendapat perhatian khusus dari pakar pendidikan Assoc Prof Dr Susanto, MA.

"Akibatnya banyak kasus terjadi dari tahun ke tahun yang sering menimpa anak. Kasus terpapar ledakan mercon, anak jadi korban penculikan, traficking, perkelaian antar kelompok dan sejumlah kasus lainnya," tutur Ketua KPAI periode 2017-2022 ini melalui keterangannya.

Terkait permasalahan tersebut, Susanto pun mengimbau agar orangtua dapat menerapkan lima poin langkah antisipasi.

Pertama, Founder Yayasan Sang Juara ini mengimbau agar orangtua meningkatkan pengawasan dan pendampingan anak agar anak tidak melakukan kegiatan berisiko.

Kedua, Susanto mengingatkan akan pentingnya literasi pada anak.

"Memberikan literasi kepada anak agar menyemarakkan pergantian tahun dengan wajar dan dilandasi dengan nilai-nilai etika dan akhlak mulia," ujarnya.

Selain itu, Susanto mengimbau agar orangtua mencegah anak melakukan kegiatan tak bermanfaat pada malam pergantian tahun. Sebaliknya, Susanto menyarankan agar orangtua mendorong anak melakukan kegiatan yang relevan bagi pengembangan bakat dan minatnya.

"Memastikan anak tidak bermain petasan yang dapat membahayakan jiwa mereka dan orang lain," imbau Susanto.

Terakhir, orangtua bisa mengajak anak melakukan refleksi terhadai cita-cita mereka.

"Dan menyusun rencana kebaikan agar cita-cita besarnya tercapai dengan baik," tutup Susanto.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya