Menkes Budi Sebut Diabetes Mesti Dicegah di Puskesmas, Biar Rumah Sakit Enggak Penuh

Pencegahan diabetes dapat dilakukan di Puskesmas sehingga mengurangi penumpukan pasien di rumah sakit.

oleh Fitri Haryanti Harsono diperbarui 08 Jan 2024, 07:00 WIB
Diterbitkan 08 Jan 2024, 07:00 WIB
Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin
Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin meninjau layanan kesehatan di RSUD Ampana, Kabupaten Tojo Una-Una, Sulawesi Tengah, Sabtu (6/1/2024), salah satunya penanganan diabetes. (Dok Kementerian Kesehatan RI)

Liputan6.com, Tojo Una-Una Menteri Kesehatan Republik Indonesia Budi Gunadi Sadikin menekankan, pencegahan diabetes dapat dilakukan di Puskesmas. Cara ini lebih efektif dan efisien dibandingkan pasien akhirnya mesti mendapat penanganan di rumah sakit.

Selain bisa mengatasi diabetes sejak dini dengan biaya yang relatif murah, menurut Menkes Budi, langkah ini juga dapat mengurangi penumpukan pasien di rumah sakit.

“Kalau ini (pencegahan diabetes di Puskesmas) jalan, tidak perlu dikirim ke sini (RSUD). Jadi, rumah sakit enggak penuh. Apa yang bisa ditangani di Puskesmas, sebaiknya dilakukan di sana. Itu lebih murah,” imbuh Budi Gunadi saat meninjau layanan kesehatan di RSUD Ampana, Kabupaten Tojo Una-Una, Sulawesi Tengah, Sabtu (6/1/2024).

Monitor Kadar Gula Darah

Salah satu upaya pencegahan yang dapat dilakukan adalah memaksimalkan layanan pemeriksaan gula darah menggunakan alat hematoanalyzer. Hematoanalyzer saat ini telah tersedia di Puskesmas.

Pemeriksaan gula darah dengan alat tes hematoanalyzer sangat penting untuk memonitor kadar gula darah. Apabila hasil tes kadar gula darah tinggi dapat menjadi indikasi seseorang terkena diabetes.

“Diabetes itu dicegahnya harus di Puskesmas, jadi dicek darahnya. Kalau (gula darah) sudah di atas 200 mg/dL, dikasih obat, obatnya gratis,” tutur Budi Gunadi.

Jumlah Penderita Diabetes di Tojo Una-Una Cukup Tinggi

Dalam kunjungan ke RSUD Ampana, Menkes Budi Gunadi Sadikin meminta seluruh Puskesmas di Kabupaten Tojo Una-Una, Sulawesi Tengah agar memaksimalkan perannya melakukan pencegahan diabetes sejak dini.

Terlebih lagi, angka penderita diabetes di wilayah Tojo Una-Una cukup tinggi.

Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kabupaten Tojo Una-Una, jumlah penderita diabetes tahun 2023 mencapai 9.775 orang. Hingga kini, baru sekitar 4.248 orang diabetes yang ditangani.

Artinya, banyak penderita diabetes yang belum tertangani dan dikhawatirkan kondisinya terus memburuk.

Banyak Pasien Diabetes Dirawat

Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin
Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin meninjau layanan kesehatan di RSUD Ampana, Kabupaten Tojo Una-Una, Sulawesi Tengah, Sabtu (6/1/2024), salah satunya penanganan diabetes. (Dok Kementerian Kesehatan RI)

Direktur RSUD Ampana, Niko mengungkapkan, tingginya angka diabetes di wilayahnya ditambah belum adanya pemeriksaan HbA1c di Kabupaten Tojo Una-Una membuat pasien yang dirawat di RSUD Ampana sangat banyak, bahkan mendominasi ruang rawat inap.

“Di sini, paling banyak yang dirawat diabetes. Kalau untuk rawat jalan, paling banyak masalah lambung,” ungkapnya.

Niko menyambut baik langkah Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dan Pemerintah Kabupaten Tojo Una-Una dalam mengatasi penyakit degeneratif, khususnya diabetes. Melalui kolaborasi ini, ia berharap layanan kesehatan di Kabupaten Tojo Una-Una bisa melayani masyarakat dengan lebih baik.

Belum Tersedia Pemeriksaan HbA1c 

Sekretaris Daerah Kabupaten Tojo Una-Una Souvianur Kure menambahkan, pemeriksaan gula darah sebenarnya telah dilakukan di hampir semua Puskesmas di Kabupaten Tojo Una-Una.

Namun diakuinya, saat ini tes gula darah, khususnya pemeriksaan HbA1c atau hemoglobin terglikasi, belum tersedia di wilayahnya.

“Mulai tahun ini, kami anggarkan,” tambahnya.

Infografis Daftar 10 Negara dengan Kasus Diabetes Tertinggi di Dunia
Daftar 10 Negara dengan Kasus Diabetes Tertinggi di Dunia (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya