Profil Gabriel Attal, PM Prancis Termuda yang Sempat Jadi Jubir COVID-19

Saat pandemi COVID-19, Gabriel Attal ditunjuk menjadi juru bicara pemerintah Prancis. Sejak saat itu, wajahnya dikenal luas oleh publik Prancis.

oleh Benedikta Desideria diperbarui 10 Jan 2024, 11:15 WIB
Diterbitkan 10 Jan 2024, 11:10 WIB
Gabriel Attal ditunjuk sebagai perdana menteri (PM) Prancis yang baru. Ia tercatat sebagai PM termuda dalam sejarah Prancis, usianya baru 34 tahun. (Francois Mori/AP)
Gabriel Attal ditunjuk sebagai perdana menteri (PM) Prancis yang baru. Ia tercatat sebagai PM termuda dalam sejarah Prancis, usianya baru 34 tahun. (Francois Mori/AP)

Liputan6.com, Jakarta Gabriel Attal ditunjuk Presiden Prancis Emannuel Macron menjadi Perdana Menteri (PM) baru di negara tersebut pada Selasa, 9 Januari 2024.

Penunjukkan Macron membuat Gabriel Attal menjadi perdana menteri termuda yang menduduki jabatan tertinggi kedua di negeri tersebut.

Macron menunjuk Gabriel Attal usai Elisabeth Borne mengundurkan diri setelah menempati posisi Perdana Menteri Prancis selama 20 bulan.

Sebelum penunjukan dari Macron, Attal sudah duduk di pemerintahan menjabat sebagai Menteri Pendidikan.

Gabriel Attal de Couriss, begitu nama lengkapnya, adalah anak dari Yves Attal seorang pengacara dan produser film Yahudi-Tunisia yang meninggal di 2015. Ibunya bernama Marie de Couriss yang merupakan pekerja film seorang Orthodox Christian dari Odesa.

Pria kelahiran 16 Maret 1989 di sebuah kota bernama Clamart dekat Paris ini bersekolah di Ecolo Alsacienne sebuah sekolah swasta dari kalangan keluarga high-profile. 

Ia kemudian berkuliah di Sciences Po University mengambil jurusan public affairs.

Karier di Dunia Politik

Menurut teman-teman Gabriel Attel, keinginan pria dianugerahi wajah rupawan ini terjun di dunia politik saat ikut demonstrasi Jean-Marie Le Pen pada 2002.

Aksi nyatanya terjun di dunia politik saat pada 2006 ia bergabung dalam Partai Socialist dan mendukung kandidat saat itu Segolene Royal.

Pada 2012, ia memulai bekerja di kantor Menteri Kesehatan saat itu Marisol Touraine.

Pada 2016, Attel keluar dari partai Socialist untuk bergabung dengan Macron. Sejak saat itu, kariernya di dunia politik melesat terus.

Dikenal Publik Sejak Jadi Jubir Pemerintah Saat Pandemi COVID-19

Gabriel Attal (Kiri) yang kini jadi PM termuda Prancis mempunyai tugas memimpin pemerintah menuju pemilihan Parlemen Eropa pada Juni 2024. (Lidovic Marin/AFP/Pool)
Gabriel Attal (Kiri) yang kini jadi PM termuda Prancis mempunyai tugas memimpin pemerintah menuju pemilihan Parlemen Eropa pada Juni 2024. (Lidovic Marin/AFP/Pool)

Selama pandemi COVID-19 yang merenggut 166.176 nyawa di Prancis, Attal ditunjuk sebagai juru bicara pemerintah oleh mantan PM Jean Castex. Sejak saat itu, dengan cepat namanya dikenal publik karena kerap wara-wiri memberikan pernyataan resmi pemerintah selama COVID-19.

Attal menjadi jubir pemerintah Prancis kala itu karena memiliki keterampilan komunikasi yang apik. Ia juga dikenal mampu menangkis pertanyaan di parlemen secara apik di depan umum, membuatnya mendapat julukan Penembak Jitu Kata-Kata.

 

 

Gabriel Attal Mengaku Gay

Sosok Kontroversial Gabriel Attal PM Prancis Termuda, Pengusul Larangan Abaya bagi Muslim di Sekolah
PM Prancis Gabriel Attal. (dok. Instagram @gabrielattal/https://www.instagram.com/p/CkjSQBEKes3/?hl=en&img_index=1/Dinny Mutiah)

Menurut berbagai sumber, Gabriel Attal merupakan Perdana Menteri Prancis pertama yang secara terbuka menyatakan diri seorang gay atau penyuka sesama jenis.

"Dia adalah perdana menteri Prancis pertama yang secara terbuka mengaku gay," tulis berbagai media seperti Reuters dan New York Post.

Selain itu, selama bekerja di pemerintahan sosoknya tidak lepas dari kontroversi. Salah satunya kala dua bulan setelah ia menjabat sebagai Menteri Pendidikan, dengan melarang murid-murid perempuan Muslim mengenakan abaya. Larangan itu memicu gelombang kemarahan di seluruh negeri.

Para kritikus berpendapat bahwa pakaian longgar tersebut bukan merupakan tampilan agama yang 'mewah' (dilarang di sekolah-sekolah Prancis sejak 2004) dan tidak seharusnya dilarang. Namun, popularitasnya juga makin melesat di kalangan pemilih sayap kanan, meski Attal berasal dari sayap kiri.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya