Autisme pada Anak Tak Selalu Terkait Faktor Genetik, Apa Saja?

Dokter menuturkan bahwa menurut penelitian 70 persen gangguan spektrum autisme berhubungan dengan genetik. Namun, genetik yang dimaksud tidak spesifik alias macam-macam.

oleh Tim Health diperbarui 28 Apr 2024, 13:48 WIB
Diterbitkan 28 Apr 2024, 13:31 WIB
autisme
Ilustrasi autisme. Foto: Liputan6.com/Ade Nasihudin.

Liputan6.com, Jakarta Dokter spesialis anak konsultan neurologi dari Rumah Sakit Pusat Otak Nasional (RSPON) dokter Mahar Mardjono Jakarta, Roy Amardiyanto mengatakan gangguan spektrum autisme (autism spectrum disorder) tidak selalu dipengaruhi oleh faktor genetik.

Roy menuturkan bahwa menurut penelitian 70 persen gangguan spektrum autisme berhubungan dengan genetik. Namun, genetik yang dimaksud tidak spesifik alias macam-macam.

"Maka sampai sekarang kita belum bisa menyimpulkan bahwa ini murni karena genetik," kata Roy secara daring mengutip Antara.

Ada juga penelitian yang menyebut bahwa autimse terjadi karena infeksi pada saat kehamilan, kelahiran prematur, dan/atau bayi lahir dengan ukuran kecil (di bawah 1,5 kilogram).Namun, faktor-faktor tersebut tidak terbukti pasti menyebabkan autisme.

"Artinya, semua ini hanya kecurigaan, tetapi tidak ada buktinya," lanjut Roy mengutip Antara.

Jika Anak Alami Gangguan Spektrum Autisme

Roy mengimbau para orangtua agar tidak usah cemas jika memiliki anak yang mengalami gangguan spektrum autisme. Anak dengan autisme dapat ditangani dengan tepat jika orangtua dengan sigap membawa anaknya ke dokter anak atau dokter saraf anak.

Autisme Bukan Penyakit

Roy juga menegaskan bahwa autisme bukan merupakan sebuah penyakit, namun merupakan sebuah gangguan spektrum, sehingga gangguannya bisa berupa gangguan ringan maupun berat.

Senada dengan Roy, Ketua Komisioner Komisi Nasional Disabilitas (KND) Dante Rigmalia menegaskan spektrum autisme bukanlah bagian dari sebuah penyakit, melainkan gangguan pada perkembangan neurologis, sehingga penanganannya bukan untuk disembuhkan.

Menurut dia, para penyandang gangguan spektrum autisme dapat memiliki kesempatan mengembangkan hidup dan menjadi mandiri dengan melakukan identifikasi yang komprehensif.

"Penanganan pertama untuk autis adalah harus mengetahui sejak awal kondisi keautisannya seperti apa. Dari identifikasi dan asesmen yang dilakukan oleh ahli itu, akan dijadikan bahan untuk pembelajaran bagi teman-teman autis. Kalau program pembelajaran didasarkan atas identifikasi akan tepat dan akan sesuai," tutur Dante.

 

Tentang Autisme

Autisme merupakan kondisi disabilitas yang menyebabkan penyandangnya memiliki gangguan fungsi dalam 3 bidang yaitu interaksi sosial, komunikasi, dan perilaku yang terbatas serta berulang.

Menurut Dosen Pendidikan Khusus Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Dr.dr. Riksma Nurakhmi, M.Pd, kondisi ini disandang seumur hidup dan tidak dapat disembuhkan.

“Kondisi ini akan disandang seumur hidup, jadi enggak ada istilahnya anak autisme sembuh,” kata Riksma dalam seminar daring Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KemenPPPA)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya