Semakin Banyak Mamalia Terinfeksi Flu Burung Termasuk Tikus, Epidemiolog: Potensi Menular ke Manusia Lebih Besar

Flu burung semakin banyak ditemukan di mamalia, potensi penularan ke manusia dan timbulkan pandemi meningkat.

oleh Ade Nasihudin Al Ansori diperbarui 13 Jun 2024, 06:00 WIB
Diterbitkan 13 Jun 2024, 06:00 WIB
Semakin Banyak Mamalia Terinfeksi Flu Burung Termasuk Tikus, Epidemiolog: Potensi Menular ke Manusia Lebih Besar
Semakin Banyak Mamalia Terinfeksi Flu Burung Termasuk Tikus, Epidemiolog: Potensi Menular ke Manusia Lebih Besar. (CHAIDEER MAHYUDDIN/AFP)

Liputan6.com, Jakarta - Tren peningkatan kasus flu burung atau H5N1 yang terjadi akhir-akhir ini dinilai serius Epidemiolog Dicky Budiman.

Pasalnya, ada temuan penularan pada manusia di Australia. Selain itu, Dicky menilai kasus flu burung pada mamalia kini semakin banyak ditemukan.

“Temuan ini sangat serius dan saya mengamati beberapa waktu terakhir perkembangannya semakin banyak mamalia yang terinfeksi virus ini. Termasuk di mice atau sejenis tikus, kalau sudah ke mice maka potensi lompatan ke manusia jadi lebih mudah,” kata Dicky kepada Health Liputan6.com melalui pesan suara dikutip, Rabu (12/6/2024).

Dicky juga mencatat, dalam tren kenaikan kasus flu burung kali ini ditemukan gejala baru berupa infeksi saluran napas.

“Kasus terakhir ditemukan ada gejala (baru), kalau sebelumnya kan gejalanya mata merah atau konjungtivitis. Nah sekarang ditemukan kasus dengan infeksi saluran napas. Nah ini adalah salah satu tanda yang amat sangat serius,” jelas Dicky.

Ketika orang yang terinfeksi mengalami gejala infeksi saluran napas, lanjut Dicky, maka potensi penularan dari manusia ke manusia semakin tinggi. Otomatis, potensi munculnya pandemi juga semakin besar.

“Ketika pada manusia terjadi infeksi saluran napas, maka potensi penularan antar manusia dan potensi pandemi semakin besar. Nah ini yang harus kita waspadai dan ketahui dan ini harus direspons secara serius,” ucap Dicky.

Antisipasi Pandemi Flu Burung

Pemeriksaan Kesehatan Unggas Antisipasi Flu Burung di Aceh Besar
Seorang pegawai pemerintah memeriksa anak ayam untuk mencari tanda-tanda infeksi flu burung di sebuah peternakan unggas di Darul Imarah, Kabupaten Aceh Besar, Provinsi Aceh, Kamis (2/32023). Dinas Peternakan Provinsi Aceh melakukan disinfektan, pemeriksaan kesehatan, dan monitoring ke sejumlah usaha peternak unggas dalam upaya pencegahan flu burung. (CHAIDEER MAHYUDDIN/AFP)

Guna mengantisipasi terjadinya pandemi flu burung maka deteksi dini dan surveilans harus diperkuat, kata Dicky.

“Antisipasinya, ini kan bicara suatu penyakit yang dari dulu diprediksi bisa menjadi pandemi. Nah oleh karena itu deteksi dini dan surveilans harus kuat.”

Flu burung atau avian influenza memiliki kelompok risiko tinggi yang khas yakni para pekerja peternakan. Jika dulu kekhawatirannya hanya pada burung atau ayam, kini penularannya bertambah dengan sapi dan bisa pula ke mamalia lain.

“Artinya, kesadaran literasi, perilaku pencegahan di kalangan peternak, pedagang unggas dan produk mamalia ini harus ditingkatkan. Kalau bekerja pakai masker, biasakan cuci tangan, sebelum ke rumah mandi dulu dan kebersihan diri lainnya,” papar Dicky.

Rutin Dapatkan Vaksinasi Influenza

Epidemiolog sekaligus peneliti keamanan dan ketahanan kesehatan global Dicky Budiman. Foto: Dok Pribadi.
Epidemiolog sekaligus peneliti keamanan dan ketahanan kesehatan global Dicky Budiman. Foto: Dok Pribadi.

Dicky juga menganjurkan pada para peternak yang berisiko tinggi untuk rutin mendapatkan vaksinasi

“Para peternak yang berisiko tinggi ini juga harusnya rutin mendapatkan vaksinasi, vaksin influenza.”

Meski vaksin influenza tidak secara langsung mencegah flu burung, tapi vaksin ini dapat memberi proteksi untuk mencegah infeksi silang yang merugikan.

“Di sisi lain, pemerintah dengan puskesmas dan rumah sakit perlu meningkatkan kewaspadaan pada surveilansnya. Kalau ada kasus flu yang meningkat di daerah peternakan maka harus waspada, harus ada tracing untuk memastikan klasternya seperti apa dan tentunya pemeriksaan lanjutannya.”

Pesan untuk Masyarakat

Sementara untuk masyarakat, Dicky berpesan agar menerapkan konsumsi makanan sehat. Dan menghindari konsumsi susu mentah atau belum dipasteurisasi.

“Karena di Amerika susu yang tidak dipasteurisasi juga bisa menjadi sumber penularan. Nah konsumsi makan makanan dan minuman sehat ini perlu dibangun di masyarakat.”

Di samping itu, kontak pada hewan pun perlu diperhatikan terutama pada burung liar dan kelelawar. Kontak langsung dengan hewan adalah perilaku berisiko tinggi terhadap penularan flu burung. Gunakan proteksi diri seperti masker dan sebagainya jika memang harus menyentuh hewan yang berisiko menularkan H5N1.

Infografis Gejala, Pencegahan dan Pengobatan Flu Singapura. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Gejala, Pencegahan dan Pengobatan Flu Singapura. (Liputan6.com/Abdillah).
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya