Harga Telur AS Capai Rekor Tertinggi, Tembus Rp162 Ribu per Lusin

Harga telur AS mencapai rekor tertinggi. Telur kategori khusus, seperti organik dan bebas kandang terpantau memiliki harga yang lebih tinggi.

oleh Tanti Yulianingsih Diperbarui 14 Feb 2025, 12:12 WIB
Diterbitkan 14 Feb 2025, 12:12 WIB
Pembatasan telur di AS. (AP)
Pembatasan telur di AS. (AP)... Selengkapnya

Liputan6.com, Washington D.C - Harga telur mencapai rekor tertinggi di AS pada bulan Januari karena wabah flu burung, yang dimulai pada tahun 2022.

Harga rata-rata selusin telur Kelas A di kota-kota AS mencapai $4,95 atau sekitar Rp80 ribu, melampaui rekor sebelumnya sebesar $4,82 (berkisar Rp8 ribu) yang ditetapkan dua tahun sebelumnya. Selain itu tercatat lebih dari dua kali lipat harga terendah sebesar $2,04 (Rp33 ribu) yang tercatat pada Agustus 2023.

Rata-rata nasional di AS ini menutupi harga yang lebih tinggi di beberapa wilayah, di mana satu karton berisi 10 atau 12 butir telur dapat berharga $10 (sekitar Rp162 ribu) atau lebih.

Telur kategori khusus, seperti organik dan bebas kandang, memiliki harga yang lebih tinggi.

The Independent yang dikutip Jumat (14/2/2025) menyebut situasi diperkirakan akan memburuk. Harga telur biasanya naik sekitar Paskah karena meningkatnya permintaan, dan Departemen Pertanian AS pada bulan Januari memperkirakan kenaikan harga sebesar 20 persen tahun ini.

Ketersediaan telur juga menjadi perhatian, dengan beberapa toko berjuang untuk menjaga stok dan menerapkan pembatasan pembelian.

Sejumlah toko bahkan terpantau memberikan pemberitahuan pembatasan pembelian 2 kotak telur per pelanggan.

Alasan utama telur lebih mahal adalah wabah flu burung. Ketika virus ditemukan di sebuah peternakan, seluruh kawanan unggas dibunuh untuk membatasi penyebaran penyakit. Karena peternakan telur besar mungkin memiliki jutaan burung, satu wabah saja dapat mengurangi pasokan telur.

23 Juta Unggas di AS Dibantai

Ilustrasi bendera Amerika Serikat (AS)
Ilustrasi Amerika Serikat (AS). (Freepik)... Selengkapnya

Departemen Pertanian AS mengatakan lebih dari 23 juta unggas dibantai pada bulan Januari, dan lebih dari 18 juta unggas dibunuh pada Desember 2024 untuk membatasi penyebaran virus flu burung. Angka-angka tersebut termasuk kalkun dan ayam yang dipelihara untuk diambil dagingnya, tetapi sebagian besar dari mereka adalah ayam petelur.

Peternak telur juga menghadapi biaya pakan, bahan bakar, dan tenaga kerja yang lebih tinggi akhir-akhir ini karena inflasi. Ditambah lagi, para petani berinvestasi lebih banyak dalam langkah-langkah biosekuriti untuk mencoba melindungi unggas mereka.

Sepuluh negara bagian telah mengesahkan undang-undang yang mengizinkan penjualan telur hanya dari lingkungan cage-free egg (bebas kandang). Pasokan telur tersebut lebih ketat dan terfokus di wilayah-wilayah tertentu, sehingga dampaknya terhadap harga dapat diperbesar ketika wabah melanda peternakan telur bebas kandang.

Banyak peternakan telur yang mengalami wabah flu burung adalah peternakan cage-free eggs di California. Undang-undang cage-free egg telah berlaku di California, Massachusetts, Nevada, Washington, Oregon, Colorado dan Michigan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

EnamPlus

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya