Gastric Balloon atau Balon Lambung, Prosedur Medis untuk Turunkan Berat Badan Tanpa Proses Bedah

Dokter kenalkan cara turunkan berat badan tanpa bedah dengan gastric balloon atau balon lambung.

oleh Ade Nasihudin Al Ansori diperbarui 20 Jun 2024, 13:00 WIB
Diterbitkan 20 Jun 2024, 13:00 WIB
Gastric Balloon, Prosedur Medis untuk Turunkan Berat Badan Tanpa Proses Bedah
Gastric Balloon atau Balon Lambung, Prosedur Medis untuk Turunkan Berat Badan Tanpa Proses Bedah. (Image by Freepik)

Liputan6.com, Jakarta Menurunkan berat badan kini bisa dibantu dengan banyak cara seiring berkembangnya teknologi kesehatan. Salah satunya adalah gastric balloon atau balon lambung. Ini adalah prosedur medis yang dirancang untuk menurunkan berat badan.

Metode gastric balloon dilakukan melalui pemasangan balon silikon berisi udara atau cairan saline di dalam lambung yang bertujuan untuk mengisi sebagian besar ruang di lambung. Dengan begitu, pasien merasa kenyang lebih cepat dan lebih lama.

“Manfaatnya, asupan kalori harian pasien berkurang dan berat badan dapat menurun,” kata dokter spesialis penyakit dalam, konsultan gastro entero hepatologi RS EMC Pulomas Jakarta, Rabbinu Rangga Pribadi mengutip laman resmi EMC, Kamis (20/6/2024).

Menurut Rabbinu, metode gastric balloon semakin populer di masyarakat karena keunggulan dan manfaat bagi mereka yang ingin menurunkan berat badan. Penurunan berat badan yang dapat terjadi adalah sebesar 12-40 persen dalam waktu enam bulan serta pengurangan obesitas.

“Tentunya pelaksanaan metode ini tanpa prosedur pembedahan dan juga didukung oleh proses pemulihan yang cepat.”

Setelah enam bulan, balon lambung biasanya akan diangkat sehingga hasil yang diperoleh bersifat sementara. Meskipun demikian, keberhasilan jangka panjang dari metode ini masih dapat dicapai jika pasien berkomitmen untuk menjalani gaya hidup sehat. Seperti pola makan seimbang dan olahraga teratur untuk menjaga berat badan seperti yang diinginkan.

Apa Syarat Melakukan Prosedur Gastric Balloon?

Terdapat beberapa syarat yang patut dipenuhi sebelum menjalani prosedur gastric balloon, lanjut Rabbinu, yakni:

  • Tidak memiliki riwayat operasi pada perut atau kerongkongan agar tidak terjadi cedera pada bagian perut atau kerongkongan yang menyebabkan munculnya komplikasi seperti infeksi, pendarahan, atau pembengkakan.
  • Memiliki indeks massa tubuh (BMI) antara 30 dan 40, atau yang belum mencapai tingkat obesitas ekstrem (BMI > 40).
  • Berkomitmen untuk mempertahankan pola hidup yang lebih sehat.

Bagaimana Proses Pemasangan Gastric Balloon?

Prosedur pemasangan gastric balloon atau balon lambung dilakukan dengan teknik endoskopi. Dokter akan memasukkan balon melalui mulut pasien, melewati kerongkongan dan menempatkannya di dalam lambung. Proses pemasangan ini biasanya memakan waktu sekitar 20 menit hingga 1 jam.

Prosedur pemasangan dimulai dengan memberikan anestesi ringan kepada pasien untuk memastikan mereka merasa nyaman dan rileks selama proses berlangsung.

Setelah pasien berada dalam kondisi yang tenang, balon lambung yang masih dalam keadaan kempes dimasukkan ke dalam lambung menggunakan alat endoskopi.

Endoskopi adalah sebuah tabung fleksibel yang dilengkapi dengan kamera dan instrumen, memungkinkan dokter untuk melihat dan memandu balon ke posisi yang tepat di dalam lambung.

Setelah balon berhasil ditempatkan dengan benar, balon tersebut kemudian diisi dengan cairan saline steril sebanyak 400 hingga 700 ml atau 650-750 ml udara. Proses ini dilakukan secara hati-hati untuk memastikan bahwa balon mengembang dengan baik dan aman di dalam lambung, memberikan efek pengurangan kapasitas lambung dan membantu dalam manajemen berat badan pasien.

Bagaimana Langkah Persiapan Sebelum Prosedur Gastric Balloon?

Sebelum menjalani prosedur pemasangan gastric balloon, pasien harus menjalani beberapa langkah persiapan penting. Salah satu langkah utama adalah menjalani puasa selama beberapa jam sebelum prosedur.

Puasa ini bertujuan untuk memastikan lambung kosong, yang membantu mengurangi risiko komplikasi dan memastikan bahwa balon dapat dipasang dengan aman dan efektif. Puasa juga meminimalkan risiko aspirasi (muntah tertelan) selama prosedur endoskopi.

Selain itu, dokter akan memberikan instruksi tambahan, seperti menghindari konsumsi obat-obatan tertentu atau menjalani pemeriksaan kesehatan untuk memastikan bahwa pasien dalam kondisi yang cukup baik untuk menjalani prosedur.

Setelah prosedur pemasangan selesai, pasien umumnya bisa pulang pada hari yang sama atau keesokan harinya.

Selama pemulihan, pasien mungkin akan mengalami rasa kurang nyaman atau nyeri pada bagian perut atau punggung. Oleh karena itu, sangat penting bagi pasien untuk mematuhi semua petunjuk dan anjuran yang diberikan oleh dokter setelah pemasangan.

Infografis Macam-Macam Diet
Infografis Macam-Macam Diet. (Dok: Liputan6.com/Trisyani).
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya