Pakar Sebut Tujuan Belum Jelas, Pemerintah Indonesia Perlu Mapping Kebutuhan Dokter Asing

Ketua Kluster Kedokteran dan Kesehatan Ikatan Ilmuwan Indonesia Internasional dokter Iqbal Mochtar mengatakan tujuan serta landasan pemerintah mendatangkan dokter asing belum jelas.

oleh Benedikta Desideria diperbarui 10 Jul 2024, 20:00 WIB
Diterbitkan 10 Jul 2024, 20:00 WIB
Mengendalikan tekanan darah
Tujuan mendatangkan dokter asing belum jelas. (Foto: Freepik)

Liputan6.com, Jakarta Ketua Kluster Kedokteran dan Kesehatan Ikatan Ilmuwan Indonesia Internasional dokter Iqbal Mochtar mengatakan tujuan serta landasan pemerintah mendatangkan dokter asing belum jelas.

"Menurut kami landasan (mendatangkan dokter asing) belum jelas," kata Iqbal.

Selama ini, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan bahwa Indonesia kekurangan dokter. Hal ini mengacupada perbandingan dokter dengan rasio penduduk. Saat ini penduduk Indonesia ada 276 juta berarti bila memakai cara pandang rasio maka butuh 270 ribu dokter padahal saat ini yang aktif 150 ribu dokter.

Namun, Iqbal mengatakan bahwa perlu dirinci lagi mengenai kriteria kekurangan dokter. Di luar negeri kekurangan dokter bukan cuma dari rasio tapi juga beban kerja dan level burn out.

Selain itu, Iqbal merasa belum jelas mengenai jenis dokter dan jumlah dokter asing yang Indonesia butuhkan. Maka dari itu ia meminta agar pemerintah segera membuat mapping akan kebutuhan dokter asing secara terperinci.

"Kemenkes harus membuat mapping yang jelas. Apakah dokter umum atau dokter spesialis? Jika dokter spesialis di mana yang butuh?" kata Iqbal dalam media briefing bersama Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) pada Selasa, 9 Juli 2024.

Pertanyakan Soal Sistem Penggajian, Mampu Gaji Rp600 Juta per Bulan?

Iqbal yang kini bekerja sebagai dokter di Qatar  mengatakan bahwa dokter asing mau bekerja di luar negaranya untuk mendapatkan kesejahteraan lebih. Lalu, apakah Indonesia mampu menggaji dokter jantung asal Amerika Serikat yang per bulan di bayar antara Rp400-600 juta?

"Itu di luar biaya kesejahteraan yang lain, seperti tunjangan sekolah anak," kata Iqbal.

Bila Pakai Gaji Standar Indonesia, Dokter dari Nepal dan Bangladesh yang Datang

Ketua Kluster Kedokteran dan Kesehatan Ikatan Ilmuwan Indonesia Internasional dokter Iqbal Mochtar
Ketua Kluster Kedokteran dan Kesehatan Ikatan Ilmuwan Indonesia Internasional dokter Iqbal Mochtar.

Ketika pemerintah menggaji dokter asing dengan standar Indonesia, maka hal ini terkait pada kualitas dokter yang masuk ke Indonesia. Bila menggunakan gaji standar dokter Indonesia maka kecil kemungkinan dokter asal Amerika Serikat, Kanada atau negara Eropa mau menjadi dokter asing di sini.

"Jika pakai gaji standar Indonesia maka yang masuk adalah dari negara lain di mana standar pembayaran mereka renda seperti dari Nepal, Bangladeseh, Afrika. Apa itu yang kita butuh dan inginkan?"

Ragu Dokter Asing Mau Bekerja di Wilayah Pelosok

Sekitar 70 persen dokter di Indonesia bekerja di Pulau Jawa dan Bali. Maka banyak kekosongan di luar daerah tersebut, terutama wilayah terpencil dan pelosok yang membutuhkan dokter. Iqbal mengharapkan bahwa idealnya dokter asing yang masuk ke Tanah Air ditempatkan di wilayah pelosok.

Namun, Iqbal tidak yakin para dokter asing itu mau bekerja di pelosok. 

"Saya kurang yakin program mendatangkan dokter asing ini akan menjawab tujuan yang diharapkan bahwa hadirnya dokter asing akan menutup kekurangan dokter spesialis di Indonesia," katanya.

 "Kecil kemungkinan pemerintah kita mengajak mereka (dokter asing) berpraktik di wilayah terpencil,"

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya