Kolaborasi UEA dan Indonesia Hadirkan Rumah Sakit Jantung Modern di Solo

Proyek pembangunan rumah sakit ini diharapkan selesai pada kuartal terakhir tahun 2024, dan akan menjadi tonggak penting dalam peningkatan layanan kesehatan jantung di Indonesia.

oleh Dyah Puspita Wisnuwardani diperbarui 22 Jul 2024, 06:01 WIB
Diterbitkan 22 Jul 2024, 06:01 WIB
RS Jantung UEA-Indonesia di Solo
Fasilitas kesehatan mutakhir dengan kapasitas 135 tempat tidur ini merupakan bagian dari program UAE Global Hospital Program, (Foto: Istimewa)

Liputan6.com, Jakarta - Guna membantu mengatasi kebutuhan layanan kesehatan jantung di Indonesia, Uni Emirat Arab (UEA) meresmikan pembangunan Rumah Sakit Jantung UEA-Indonesia di Solo.

Fasilitas kesehatan mutakhir dengan kapasitas 135 tempat tidur ini merupakan bagian dari program UAE Global Hospital Program, yang bertujuan untuk membangun sepuluh rumah sakit di berbagai negara dengan total investasi mencapai Rp2,4 triliun atau USD 150 juta dalam satu dekade.

Rumah sakit jantung ini dirancang khusus untuk memberikan layanan kesehatan jantung berkualitas tinggi dan diharapkan menjadi pusat rujukan utama bagi pasien kardiovaskular di Indonesia dan Asia Tenggara.

Proyek pembangunan rumah sakit ini diharapkan selesai pada kuartal terakhir tahun 2024, dan akan menjadi tonggak penting dalam peningkatan layanan kesehatan jantung di Indonesia. Dengan dibangunnya fasilitas ini, ribuan pasien penyakit jantung akan mendapatkan layanan vital yang mereka butuhkan.

Komitmen Jangka Panjang UEA terhadap Kesetaraan Kesehatan Global

UAE Global Hospital Program merupakan wujud nyata dari komitmen jangka panjang Uni Emirat Arab dalam mendukung kesehatan global. Dikelola oleh International Humanitarian and Philanthropic Council, program ini mencakup pembangunan sepuluh rumah sakit di berbagai negara, yang masing-masing dirancang untuk memenuhi kebutuhan kesehatan spesifik masyarakat setempat.

Menteri Luar Negeri and Ketua International Health Advisory Committee di International Humanitarian and Philanthropic Council, Yang Mulia Sheikh Shakhboot bin Nahyan Al Nahyan mengatakan, rumah sakit tersebut juga akan menjadi contoh bagi proyek masa depan.

"Rumah sakit yang didirikan melalui inisiatif ini akan memperkuat sistem pelayanan kesehatan, mempersiapkannya untuk mengatasi kesenjangan akses kesehatan yang krusial dengan efektif. Rumah Sakit Jantung UEA-Indonesia tidak hanya akan menyediakan pelayanan medis, tetapi juga akan menjadi contoh untuk proyek-proyek masa depan dalam program ini," ungkapnya melalui keterangan tertulis. 

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Kolaborasi Sediakan Layanan Kesehatan Berkualitas

RS Jantung UEA-Indonesia di Solo
Proyek pembangunan rumah sakit ini diharapkan selesai pada kuartal terakhir tahun 2024. (Foto:Istimewa)

Sementara itu, Sekretaris Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Dr. Andi Saguni, MA menyatakan, “Indonesia bangga menjadi tuan rumah bagi rumah sakit pertama yang dibangun di bawah UAE Global Hospital Program, dengan fokus pada kesehatan jantung yang bertanggung jawab atas lebih dari sepertiga kematian di Indonesia.

Menurutnya, kolaborasi tersebut sangat penting dalam memastikan layanan kesehatan berkualitas bagi masyarakat.

"Kolaborasi ini sangat penting untuk memastikan akses layanan kesehatan yang berkualitas bagi semua, dan mencerminkan komitmen bersama kami untuk membangun masa depan yang lebih sehat dan merata bagi seluruh masyarakat.”

 


Penyakit Jantung Penyebab Utama Kematian di Indonesia

Penyakit jantung merupakan penyebab utama kematian dan kecacatan di Indonesia, terutama penyakit jantung iskemik dan stroke. Menurut Kementerian Kesehatan Indonesia, penyakit kardiovaskular menyumbang sekitar 35% dari seluruh kematian di Indonesia dalam beberapa tahun terakhir.

Beban penyakit ini meningkat secara signifikan akibat perubahan gaya hidup, urbanisasi, dan populasi yang menua. Meskipun cakupan layanan kesehatan melalui program asuransi nasional telah diperluas, sistem pelayanan kesehatan masih kesulitan dalam mengelola peningkatan insiden penyakit jantung secara efektif.

 


Akses Fasilitas Belum Merata

Selain itu, akses ke fasilitas kesehatan masih belum merata, terutama di daerah pedesaan dan terpencil di Indonesia, di mana sekitar 70% dari populasi Indonesia tinggal.

Meskipun ada beberapa fasilitas kesehatan yang tersedia di Solo, akses secara keseluruhan ke layanan kesehatan spesialis dan berkualitas tinggi masih terbatas dibandingkan dengan pusat-pusat perkotaan besar.

Dengan adanya fasilitas baru ini, program ini bertujuan untuk meningkatkan akses layanan kesehatan spesialis dan mengurangi beban penyakit secara keseluruhan. Duta Besar Republik Indonesia untuk Uni Emirat Arab, H.E. Husin Bagis, berharap bahwa Rumah Sakit Jantung UEA-Indonesia akan menjadi rumah sakit kardiologi terbaik di ASEAN.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya