Soal Kasus Mpox di Indonesia, Menkes Budi Gunadi Sadikin: Masih Terkendali

Budi Gunadi menjelaskan, hingga saat ini, kasus Mpox di Indonesia masih tercatat 88 sejak tahun 2022 dan sempat mengalami kenaikan pada 2023, namun kemudian turun lagi pada 2024.

oleh Tim Health diperbarui 26 Agu 2024, 18:10 WIB
Diterbitkan 26 Agu 2024, 18:10 WIB
Menkes Budi Gunadi Sadikin mengatakan upaya mencegah stunting bukan hanya fokus pada pemenuhan gizi balita tapi juga ibu hamil. Hal ini ia sampaikan saat peringatan Hari Gizi Nasional pada Minggu, 28 Januari 2024 di Jakarta. (Foto Dok Kemenkes)
Menkes Budi Gunadi Sadikin mengatakan upaya mencegah stunting bukan hanya fokus pada pemenuhan gizi balita tapi juga ibu hamil. Hal ini ia sampaikan saat peringatan Hari Gizi Nasional pada Minggu, 28 Januari 2024 di Jakarta. (Foto Dok Kemenkes)

Liputan6.com, Jakarta - Kasus Mpox atau monkeypox di Indonesia masih rendah dan terkendali. Hal ini disampaikan Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin. Dia menyebutkan, tingkat fatalitas penyakit tersebut di Tanah Air terbilang kecil.

"Di Indonesia kasusnya lebih banyak varian clade IIb, ini bisa diobati dan tingkat fatalitasnya kecil sekali, semua yang sakit di Indonesia sembuh, jadi enggak usah khawatir, apalagi kalau dari cacar, itu kan sudah ada vaksin ya,” ujar Menkes Budi saat ditemui usai acara peluncuran laboratorium kesehatan masyarakat (labkesmas) di Jakarta, Senin, dilansir ANTARA.

Budi Gunadi menjelaskan, hingga saat ini, kasus Mpox di Indonesia masih tercatat 88 sejak tahun 2022 dan sempat mengalami kenaikan pada 2023, namun kemudian turun lagi pada 2024.

Sepanjang 2024, ada sekitar 12 hingga 14 kasus Mpox, tutur Budi Gunadi.

"Di Indonesia sendiri tahun 2024 mungkin ada sekitar 12-14 kasus dan belum ada lagi akhir-akhir ini. Kemarin ada satu, masih potensi, tetapi sekarang sedang dicek apakah itu benar-benar Mpox karena kemarin ada empat, tetapi tiga ternyata negatif, yang satu ini sedang dicek di lab,” katanya.

Sebelumnya, Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes Siti Nadia Tarmizi mengatakan vaksin Mpox massal bagi masyarakat Indonesia belum diperlukan, karena belum ada rekomendasi dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

"Ndak perlu, karena WHO pun belum merekomendasikan," ujar Siti Nadia.

Saat ini, kata Nadia, vaksin diprioritaskan bagi kelompok yang berisiko terpapar virus penyebab Mpox. Sedangkan terkait persediaan vaksin cacar monyet, Siti Nadia mengatakan, stok tahun ini masih cukup sehingga belum ada urgensi untuk menambah.

Sementara itu, WHO merekomendasikan "vaksinasi terarah" dalam upaya melawan cacar jenis Mpox. Menurut WHO, menghentikan penyebaran Mpox lebih mudah ketimbang menangani COVID-19.

WHO Rekomendasikan Vaksin Mpox bagi Individu yang Terpapar

Dalam wawancara eksklusif dengan Anadolu, juru bicara WHO Margaret Harris mengatakan bahwa vaksin, sebagai cara efektif melawan Mpox, direkomendasikan bagi orang-orang yang diketahui telah terpapar. Dia menyarankan orang-orang tersebut untuk mendapatkannya dalam waktu empat hari setelah terpapar.

"Kelompok lain yang harus divaksinasi adalah petugas kesehatan di daerah di mana terdapat pandemi yang sedang berlangsung, untuk melindungi mereka. Ada beberapa kelompok lain yang berisiko lebih besar," kata Margaret.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya