Psikolog Ingatkan untuk Pergunakan Media Sosial Secara Bijak agar Berdampak Positif

Punya lebih dari satu akun di masing-masing platform media sosial, sah-sah saja asalkan dipergunakan dengan bijak sehingga tidak merugikan bagi orang lain.

oleh Tim Health diperbarui 15 Sep 2024, 12:10 WIB
Diterbitkan 15 Sep 2024, 10:13 WIB
Ilustrasi bermain media sosial
Ilustrasi bermain media sosial. (Image by freepik)

Liputan6.com, Jakarta - Media sosial sebaiknya digunakan untuk hal-hal yang berdampak positif, seperti disampaikan psikolog pendidikan dari Fakultas Psikologi Universitas Indonesia Prof Dr Rose Mini Agoes Salim, M.Psi.

Menurut Rose Mini, punya lebih dari satu akun di masing-masing platform media sosial, sah-sah saja asalkan dipergunakan dengan bijak sehingga tidak merugikan bagi orang lain.

"Jadi, media sosial itu sebaiknya digunakan untuk aktivitas yang baik, ibaratnya dipakai untuk menyebarkan kebaikan, itu tidak ada masalah," kata Rose Mini, dilansir ANTARA.

Asalkan menggunakan media sosial secara bijak, kata Rose Mini, platform media sosial bisa menjadi sarana untuk menyebarkan kebaikan dan pengaruh positif pada orang lain.

Dia mencontohkan, salah satunya dengan mengunggah info yang mendidik ketika main media sosial.

"Misalnya, dia foto makanan, dia upload (di media sosial), kemudian dia kasih informasi yang mendidik seperti harga dan rasanya, itu masih oke menurut saya," katanya.

Tak ubahnya senjata, media sosial bisa mendatangkan kebaikan atau keburukan. Oleh karena itu, Rose Mini mengingatkan agar pengguna media sosial mengedepankan penyampaian hal-hal positif di media sosial.

"Gunakan media sosial untuk kasih informasi atau edukasi ke orang lain, dibandingkan media sosial hanya digunakan untuk show off dan tidak ada tujuan yang bisa memberikan informasi (positif) ke orang lain," katanya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Orangtua Perlu Beri Panduan Bermedia Sosial pada Anak

Terkait anak sebagai pengguna media sosial, Rose Mini menyarankan agar orangtua membelaki anak dengan panduan menggunakan media sosial. Ini karena konten dan komentar negatif di platform media sosial bisa memicu stres hingga depresi.

Paparan konten negatif di platform media sosial juga bisa menimbulkan gangguan perkembangan sosial pada anak yang belum matang secara emosional.

"Kadang ada orang yang mengunggah sesuatu di media sosial, lalu ada anak-anak yang (melihat) belum mampu untuk mengelola emosinya dan bisa buat mereka stres, artinya anak itu belum siap menggunakan media sosial," kata Rose Mini.

Oleh karena itu, Rose Mini menjelaskan fungsi batasan usia pengguna media sosial.

"Makanya kenapa dikasih batasan usia, itu untuk melihat kesiapannya, bukan usianya tapi kesiapannya dalam menggunakan media sosial," ia menambahkan.

 


Pertimbangkan Kematangan Emosional Anak

Orangtua, menurut Rose Mini, perlu mempertimbangkan kematangan emosional dan kemampuan anak dalam menyikapi hal negatif yang berpeluang muncul di media sosial sebelum memberi izin anak menggunakan platform tersebut.

"Saat menggunakan media sosial, konsekuensi yang harus ditanggung adalah siap kalau misalnya ada pro dan kontra, bagaimana cara menyikapinya, itu penting," katanya.

Orngtua boleh saja mengizinkan anak menggunakan platform media sosial terkait pelaksanaan tugas atau kegiatan sekolah, namun harus disertai bekal apa yang boleh dan tida boleh dilakukan.

Selain itu, Rose Mini juga menyarankan orangtua sebsa mungkin mengawasi penggunaan media sosial anak. Misalnya dengan menghubungkan akun media sosial anak di ponsel orangtua untuk memudahkan pemantauan.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya