Mengintip Proses Pembuatan Bahan Dasar Susu Ikan di Pabrik Berikan Bahari Indramayu

Ramai-ramai dibahas, begini proses pembuatan bahan dasar susu ikan di Indramayu.

oleh Ade Nasihudin Al Ansori diperbarui 18 Sep 2024, 14:25 WIB
Diterbitkan 18 Sep 2024, 14:25 WIB
Melihat langsung proses pembuatan susu ikan di pabrik PT. Berikan Bahari Indonesia. (Foto Ade Nasihudin/Liputan6com)
Melihat langsung proses pembuatan susu ikan di pabrik PT. Berikan Bahari Indonesia. (Foto Ade Nasihudin/Liputan6com)

Liputan6.com, Indramayu- Susu ikan tengah menjadi perbincangan hangat di tengah masyarakat. Namanya yang unik menimbulkan tanya, sebetulnya susu ikan itu apa?

Susu ikan adalah salah satu produk turunan dari Hidrolisat Protein Ikan (HPI) yang diolah dan disajikan menyerupai susu. Jadi, susu ikan bukan susu yang diperah dari ikan melainkan daging ikan yang digiling dan dibuat menjadi tepung.

Tim Liputan6.com berkesempatan untuk melihat langsung proses pembuatan susu ikan di pabrik PT. Berikan Bahari Indonesia. Pabrik ini terletak di Kecamatan Kandanghaur, Indramayu Jawa Barat yang  sangat dekat dengan pantai.

Menurut Plan Manager Berikan Bahari, Fatih, pengolahan HPI dimulai dengan mengumpulkan ikan-ikan segar dari petani lokal. Ada berbagai jenis ikan yang dapat diolah menjadi HPI, utamanya yang memiliki nilai jual rendah seperti ikan petek.

Ikan berwarna silver dengan bentuk pipih ini biasanya diolah menjadi ikan asin. Dengan hidrolisat, ikan ini dapat diolah menjadi minuman protein ikan atau yang sekarang ramai disebut susu ikan.

“Tahap pertamanya mengumpulkan ikan segar dari nelayan sekitar, kemudian disortir bila perlu dan jeroannya disisihkan,” kata Fatih saat ditemui di Pabrik Berikan Bahari, Indramayu, Rabu (18/9/2024).

Setelah bersih, ikan-ikan kemudian digiling menggunakan mesin sehingga menyerupai bubur daging ikan. Tahap selanjutnya, bubur ikan dimasukkan ke dalam mesin hidrolisat untuk memisahkan protein ikan dengan tulangnya.

“Proses hidrolisat protein ikan kira-kira dua sampai tiga jam dan otomatis tulangnya dipisah untuk dijadikan produk lain seperti tepung tulang ikan.”

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Feed Tank Spray Dryer

Melihat langsung proses pembuatan susu ikan di pabrik PT. Berikan Bahari Indonesia. (Foto Ade Nasihudin/Liputan6com)
Melihat langsung proses pembuatan susu ikan di pabrik PT. Berikan Bahari Indonesia. (Foto Ade Nasihudin/Liputan6com)

Setelah melalui proses hidrolisat, bubur ikan kini berubah bentuk menjadi cairan berisi protein ikan. Untuk membuatnya menjadi tepung, cairan ini dipanaskan dan diproses dalam alat bernama feed tank spray dryer.

Setelah kering dan berubah bentuk menjadi serbuk atau tepung, cairan protein ikan akan dikeluarkan lewat mesin bernama Vacuum Cyclone.

“Semua proses dari awal sampai menjadi tepung kira-kira memakan waktu 12 jam,” ujar Fatih. Setelah Menjadi Tepung

Setelah protein ikan berubah menjadi tepung, maka bahan ini dapat diolah menjadi berbagai macam makanan. Mulai dari susu ikan atau Surikan hingga jajanan anak-anak seperti sempol dan cilok.

Hingga kini Surikan yang diproduksi di pabrik tersebut memiliki dua rasa yakni coklat dan stroberi.

Menurut CEO PT Berikan Teknologi Indonesia, Yogi Aribawa Krisna, susu ini sudah tersedia di toko-toko daring.

“Sudah ada di marketplace,” ujarnya saat ditemui di Kementerian Kelautan dan Perikanan, Jakarta, Selasa (18/9/2024).

Menurut pantauan tim Health Liputan6.com di toko daring, susu ikan dibanderol dengan harga sekitar Rp120.000 per kemasan 350gr.


Cara Baru Mengonsumsi Ikan

Melihat langsung proses pembuatan susu ikan di pabrik PT. Berikan Bahari Indonesia. (Foto Ade Nasihudin/Liputan6com)
Melihat langsung proses pembuatan susu ikan di pabrik PT. Berikan Bahari Indonesia. (Foto Ade Nasihudin/Liputan6com)

Yogi menambahkan, adanya inovasi susu ikan menjadi sebuah pilihan. Sehingga untuk mendapatkan kebaikan ikan, tak harus melulu mengonsumsi ikan utuh.

"Mengonsumsi ikan, dalam mendapatkan fungsi dan manfaatnya itu nggak harus dalam bentuk ikan utuh. Tapi bisa dimasukan dalam fortifikasi, ke dalam cookies, mie, pangan-pangan lokal, bahkan yang sekarang kita masukkan ke minuman protein yang disebut susu ikan," ujarnya.

Terkait keamanan dan isu alergen dalam ikan, ini bisa dikurangi ketika ikan diolah menjadi susu ikan.

"Kita melihat dari sisi keamanan pangannya, ini penting. Isu di perikanan itu ada isu mikroplastik, isu logam berat, isu alergen. Ini yang secara teknologi kita bisa lakukan untuk mengurangi bahkan menghilangkan," kata Yogi.

"Contoh, untuk mikroplastik jelas kita bisa membuat free microplastic dan untuk alergen kita bisa mengurangi alergennya," tambahnya.

Meski kadar alergen orang berbeda-beda Yogi mengklaim bahwa pihaknya bisa menekan tingkat alergen serendah mungkin.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya