Liputan6.com, Jakarta - Demam Berdarah Dengue (DBD) masih menjadi tantangan bagi sistem kesehatan nasional Indonesia. Wakil Menteri Kesehatan RI, Prof. dr. Dante Saksono Harbuwono, Sp.PD-KEMD., Ph.D, menegaskan pemerintah berkomitmen penuh untuk terus memerangi DBD melalui langkah preventif yang terintegrasi.
Dante menjelaskan, komitmen pemerintah itu dituangkan dalam enam strategi nasional penanggulangan dengue.
Baca Juga
"Melihat peningkatan kasus yang terjadi dari tahun 2023 sampai dengan 2024 saat ini, menunjukkan perlunya langkah pencegahan yang lebih efektif dan inovatif. Untuk itu, Pemerintah Indonesia mendukung komitmen dengan enam strategi nasional penanggulangan dengue yang mencakup: Manajemen penguatan vektor aman dan berkesinambungan; Peningkatan akses dan mutu tatalaksana dengue; Penguatan surveilans dengue yang komprehensif serta manajemen KLB yang responsif; Peningkatan pelibatan masyarakat yang berkesinambungan; Penguatan komitmen pemerintah, kebijakan-manajemen program, dan kemitraan; dan Pengembangan kajian, intervensi, inovasi, dan riset sebagai dasar kebijakan dan manajemen program berbasis bukti," ujar Dante dalam media briefing dan talk show ‘Kepemimpinan Indonesia dalam Melawan Dengue’ bersama Takeda di Jakarta, Kamis, 19 September 2024.
Advertisement
Perlu Dukungan Semua Pihak
Meski demikian, Dante pun menyampaikan bahwa penanggulangan dengue juga memerlukan dukungan semua pihak, kolaboasi lintas-sektor dinilai sangat penting agar pencegahan dan pengendalian demam berdarah dengue efektif.
"Tentunya, keberhasilan penanggulangan dengue tidak hanya tergantung pada komitmen pemerintah, tetapi juga membutuhkan dukungan dari semua pihak. Kolaborasi sinergis lintas-sektor sangat penting untuk memastikan pencegahan dan pengendalian dengue dapat berjalan efektif di seluruh Indonesia," imbuhnya.
Komitmen Pemerintah Atasi DBD
Strategi nasional penanganan dengue 2021-2025 pun merupakan wujud komitmen pemerintah Indonesia dalam mengimplementasikan peta jalan Neglected Tropical Disease (NTD) 2020-2030 dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), dimana dengue menjadi salah satu penyakit tropis yang perlu dieliminasi pada 2030.
Adapun beberapa program yang telah dilaksanakan pemerintah Indonesia diantaranya mencanangkan langkah-langkah pemberantasan sarang nyamuk melalui 3M Plus, Gerakan Satu Rumah Satu Jumantik (G1R1J), serta intervensi inovasi seperti pelepasan nyamuk ber-Wolbachia. Pemerintah juga menjalin berbagai kemitraan multi sektor di antaranya dengan menjadi tuan rumah International Arbovirus Summit 2024. Kementerian Kesehatan RI bersama dengan Kaukus Kesehatan DPR RI, dengan didukung oleh Bio Farma, PT Takeda Innovative Medicines, World Mosquito Program, dan para pemangku kepentingan lintas-sektor, juga meluncurkan Koalisi Bersama (KOBAR) Lawan Dengue pada tahun 2023 guna merumuskan penanggulangan DBD yang lebih menyeluruh di Indonesia.
Advertisement
Dukungan Pemerintah Daerah
Komitmen kuat untuk mencegah DBD, tidak hanya datang dari pemerintah pusat, tetapi juga pemerintah daerah. Hal ini dapat dilihat dari program percontohan yang digagas oleh Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Timur, untuk memvaksinasi 9.800 anak-anak usia sekolah dasar di kota Balikpapan yang kemudian dilanjutkan ke kota Samarinda.
Selain itu, baru-baru ini, Dinas Kesehatan Kabupaten Probolinggo meluncurkan program serupa yang menyasar anak Sekolah Dasar dan MI, didanai murni oleh APBD. Kabupaten Probolinggo merupakan kabupaten dengan kasus DBD tertinggi kedua di Jawa Timur (2309 kasus hingga Agustus 2024), sementara Jawa Timur sendiri merupakan provinsi dengan dengan kasus DBD tertinggi kedua nasional. Sasaran pemberian vaksinasi DBD kepada 1.120 siswa Sekolah Dasar dimulai di wilayah kerja Puskesmas Paiton, sebagai daerah dengan jumlah kasus tertinggi di Kab. Probolinggo.
Apresiasi dari Takeda
Upaya Indonesia mengatasi DBD ini mendapat apresiasi Takeda Global, seperti disampaikan President Global Vaccine Business Unit Takeda dr Derek Wallace pada kunjungannya ke Indonesia, bagian dari rangkaian perjalanan ke Asia Tenggara pasca menjabat.
“Merupakan sebuah kehormatan dapat mengunjungi Indonesia, sebuah negara yang telah menunjukkan komitmen yang kuat dalam memerangi DBD. Dilihat dari sudut pandang global, Indonesia menjadi contoh bagi dunia dalam pencegahan DBD, di mana para pemangku kepentingan dari berbagai sektor bersinergi secara efektif untuk melawan penyakit yang mengancam jiwa ini," ujar Derek dalam rilis yang diterima Liputan6.com.
Derek mengatakan, Indonesia telah berada di jalur yang tepat guna mencapai tujuan bersama nol kematian akibat dengue pada 2030. Menurutnya, kepemimpinan pemerintah dalam mendorong inisiatif manajemen vektor, memperkuat kolaborasi multi-sektor, serta mengadaptasi pencegahan inovatif seperti vaksinasi ke dalam strategi nasional telah menunjukan pendekatan terintegrasi yang berdampak.
Dalam kesempatan yang sama, Presiden Direktur PT Takeda Innovative Medicines, Andreas Gutknecht, menyampaikan semua pihak perlu berperan aktif dalam mencegah DBD untuk membuat perubahan.
“Pencegahan adalah kunci melawan DBD. Ada tiga langkah yang bisa kita lakukan bersama-sama yaitu mengedukasi diri sendiri dan orang lain seputar DBD serta pencegahannya, mengendalikan nyamuk dengan 3M Plus, dan terakhir memanfaatkan metode pencegahan yang inovatif seperti vaksin DBD. Bersama-sama kita bisa membuat perbedaan. Takeda di Indonesia berkomitmen untuk menjadi mitra jangka panjang dalam melawan DBD melalui pencegahan inovatif kami dan lebih dari itu. Kami bekerja sama dengan seluruh jajaran pemerintah dan pemangku kepentingan swasta untuk menciptakan lingkungan yang lebih aman bagi keluarga dan masyarakat di seluruh Indonesia,” tegasnya.
Advertisement