Liputan6.com, Jakarta Penumpukan plak di arteri dapat mengurangi aliran darah dan menyebabkan komplikasi yang parah. Mengonsumsi makanan tertentu tidak dapat membersihkan arteri yang tersumbat, namun pola makan yang sehat dapat membantu mengelola dan mencegah penyakit jantung.
Ketika orang menyebut arteri 'tersumbat', yang mereka maksud adalah penumpukan timbunan plak di dalamnya. Plak ini mengandung kolesterol, zat lemak lainnya, dan produk limbah seluler. Seiring waktu, penumpukan plak dapat menyebabkan arteri menebal atau mengeras. Ini adalah suatu kondisi yang dikenal sebagai aterosklerosis.
Baca Juga
Bisakah makanan membuka sumbatan arteri?
Advertisement
Tidak ada makanan sehat atau perawatan khusus yang dapat membalikkan aterosklerosis. Namun, perubahan pola makan dan gaya hidup dapat menjadi bagian penting dari pengobatan pencegahan dan membantu memperlambat atau menghentikan perkembangan aterosklerosis dan penyakit jantung terkait.
Misalnya, pola makan nabati yang berfokus pada makanan utuh dapat membantu memperlambat perkembangan penyakit arteri koroner dan mengurangi risiko aterosklerosis. Pola makan lain, seperti Mediterania dan DASH, juga dapat membantu mengelola perkembangan penyakit jantung sebagai bagian dari gaya hidup sehat dan seimbang.
Ada banyak penyebab dan faktor risiko perkembangan aterosklerosis, dan sering kali saling terkait. Meskipun pola makan memainkan peran penting dalam perkembangan aterosklerosis, masyarakat harus mengambil pendekatan gaya hidup yang lebih luas untuk mengelola kondisi ini, dilansir Medical News Today.Â
Pola Makan yang Tepat Bantu Cegah Masalah Jantung
Pola makan adalah bagian penting untuk menjaga kesehatan arteri, bersama dengan aspek gaya hidup lainnya.
Makanan tertentu bermanfaat bagi kesehatan jantung dengan menurunkan tekanan darah, menurunkan kadar kolesterol 'jahat', dan membantu orang menjaga berat badan yang sehat.
Berikut ini adalah beberapa perubahan pola makan sederhana yang dapat dilakukan orang untuk meningkatkan kesehatan jantung dan menurunkan risiko penyakit jantung.
Â
Hindari Lemak Tidak Sehat dan Batasi Garam
Hindari lemak tidak sehat
American Heart Association menyarankan masyarakat untuk mengurangi konsumsi lemak jenuh dan menghilangkan lemak trans, yang dapat membantu menurunkan low-density lipoprotein (LDL) atau kolesterol 'jahat'.
Batasi garam
Diet tinggi garam dikaitkan dengan perkembangan aterosklerosis dan peningkatan risiko penyakit kardiovaskular lainnya, termasuk tekanan darah tinggi.
Menurunkan asupan garam ke tingkat yang sehat adalah cara sederhana dan hemat biaya untuk meningkatkan kesehatan jantung. Organisasi Kesehatan Dunia merekomendasikan orang dewasa yang sehat untuk mengonsumsi kurang dari 2000 miligram/hari natrium yang setara dengan sekitar 5 gram garam per hari.
Â
Advertisement
Perbanyak asupan makanan nabati
Pola makan yang memprioritaskan sayuran utuh, buah-buahan, dan biji-bijian serta membatasi karbohidrat olahan dan protein hewani memiliki risiko penyakit jantung yang jauh lebih kecil dibandingkan pola makan yang memprioritaskan produk hewani.
Pola makan vegan dan vegetarian dikaitkan dengan rendahnya kejadian diabetes, tekanan darah tinggi, dan asupan lemak jenuh. Ini adalah tiga faktor risiko utama perkembangan aterosklerosis dan risiko penyakit jantung.
Adopsi Diet Mediterania
Diet mediterania merupakan cara makan yang mengutamakan buah-buahan, sayur mayur, kacang-kacangan, lemak sehat, dan biji-bijian. Biasanya rendah daging dan makanan olahan.
Sebuah penelitian mengamati peserta berusia 55 hingga 80 tahun dengan risiko kardiovaskular tinggi selama hampir 5 tahun. Para peserta mengonsumsi makanan rendah lemak atau diet Mediterania dengan minyak zaitun extra virgin atau kacang-kacangan. Kelompok Mediterania mengalami lebih sedikit kejadian kardiovaskular utama selama masa penelitian dibandingkan mereka yang mengikuti diet rendah lemak.
Adopsi Diet Mediterania
Diet mediterania merupakan cara makan yang mengutamakan buah-buahan, sayur mayur, kacang-kacangan, lemak sehat, dan biji-bijian. Biasanya rendah daging dan makanan olahan.
Sebuah penelitian mengamati peserta berusia 55 hingga 80 tahun dengan risiko kardiovaskular tinggi selama hampir 5 tahun. Para peserta mengonsumsi makanan rendah lemak atau diet Mediterania dengan minyak zaitun extra virgin atau kacang-kacangan. Kelompok Mediterania mengalami lebih sedikit kejadian kardiovaskular utama selama masa penelitian dibandingkan mereka yang mengikuti diet rendah lemak.
Advertisement