Situs SATUSEHAT Health Pass Palsu Targetkan Pelaku Perjalanan Internasional, Isi Gratis Hanya di Situs Resmi

Setiap pelaku perjalanan internasional, baik warga negara Indonesia (WNI) maupun warga negara asing (WNA), diwajibkan untuk mengisi SATUSEHAT Health Pass setibanya di Indonesia.

oleh Dyah Puspita Wisnuwardani diperbarui 06 Nov 2024, 20:00 WIB
Diterbitkan 06 Nov 2024, 20:00 WIB
SatuSehat
Kemenkes Imbau Masyarakat Waspada Penipuan Berkedok Update SatuSehat Lewat Link di WhatsApp. Foto: (Ade Nasihdin/Liputan6.com).

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI baru-baru ini menerima laporan adanya pemalsuan situs SATUSEHAT Health Pass (SSHP), yang menargetkan pelaku perjalanan internasional untuk membayar sejumlah biaya saat mengisi formulir di situs tersebut.

"Kami mengimbau kepada publik untuk selalu waspada. Pengisian SSHP hanya melalui situs resmi sshp.kemkes.go.id atau aplikasi SATUSEHAT Mobile dan tidak dipungut biaya sepeser pun," jelas Setiaji, Chief of Digital Transformation Office (DTO) Kemenkes RI, Selasa (5/11).

SATUSEHAT Health Pass merupakan bagian dari upaya pemerintah untuk mengantisipasi penyebaran Monkeypox (Mpox) di Indonesia. Setiap pelaku perjalanan internasional, baik warga negara Indonesia (WNI) maupun warga negara asing (WNA), diwajibkan untuk mengisi SATUSEHAT Health Pass setibanya di Indonesia.

Pengisian formulir dapat dilakukan secara daring dan tanpa biaya melalui situs resmi sshp.kemkes.go.id. Setelah selesai, pelaku perjalanan akan menerima barcode yang mencakup riwayat kesehatan dan perjalanan mereka, yang kemudian akan dipindai oleh petugas di pintu kedatangan bandara. Barcode ini juga dapat disimpan untuk keperluan pengguna.

Setiaji turut mengingatkan masyarakat, khususnya pelaku perjalanan internasional, untuk tetap waspada terhadap kemungkinan munculnya kembali tindakan ilegal serupa. Jika masyarakat menemukan indikasi penipuan terkait SSHP, mereka dapat melaporkannya melalui email ke helpdesk@kemkes.go.id.

"Penipuan ini tidak hanya merugikan secara finansial, tetapi juga berpotensi membahayakan keamanan dan perlindungan data pribadi masyarakat," tambah Setiaji.

Integrasikan Lebih dari 40 Ribu Sistem Rekam Medis Elektronik

Dalam kesempatan berbeda, Satiaji menjelaskan ahwa SATUSEHAT telah menjadi ekosistem teknologi kesehatan yang mendukung layanan kesehatan terintegrasi dan berkualitas.

"Data kesehatan dari seluruh fasyankes di Indonesia kini dapat diintegrasikan melalui SATUSEHAT, yang diharapkan akan mendukung pengambilan kebijakan berbasis data untuk meningkatkan pelayanan kesehatan masyarakat," jelasnya.

Diketahui, hingga kini, platform tersebut telah mengintegrasikan lebih dari 40 ribu sistem rekam medis eletronik (RME) di seluruh fasilitas pelayanan kesehatan (fasyankes) di Indonesia dengan total target 60 ribu fasyankes hingga akhir 2024.

Hal itu pula yang membawa SATUSEHAT meraih penghargaan special recognition award kategori Digital Health dari Asia-Pacific Action Alliance on Human Resources for Health (AAAH). Penghargaan tersebut diumumkan secara resmi pada AAAH Conference ke-13 di Lao PDR, 27–31 Oktober 2024.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya