Punya Teman Sedikit di Usia Tua Bikin Seseorang Lebih Sehat? Begini Kata Studi

Sebuah studi baru dari Pusat Penelitian Perilaku Hewan Universitas Exeter menemukan bahwa kerabat terdekat primata kita cenderung tidak sakit ketika mereka membatasi interaksi sosial.

oleh Dyah Puspita Wisnuwardani diperbarui 08 Nov 2024, 18:00 WIB
Diterbitkan 08 Nov 2024, 18:00 WIB
Ilustrasi grup, teman, sahabat
Ilustrasi grup, teman, sahabat. (Photo by Eliott Reyna on Unsplash)

Liputan6.com, Jakarta - Mungkinkah lingkaran sosial atau lingkup pertemanan yang lebih kecil menjadi kunci umur panjang?

Penelitian menunjukkan bahwa banyak hewan, juga manusia, cenderung menarik diri seiring bertambahnya usia, suatu pola perilaku yang dikenal sebagai penuaan sosial – dan isolasi tampaknya memiliki keuntungan evolusioner.

Sebuah studi baru dari Pusat Penelitian Perilaku Hewan Universitas Exeter menemukan bahwa kerabat terdekat primata kita cenderung tidak sakit ketika mereka membatasi interaksi sosial.

Tim peneliti menganalisis sekelompok kera rhesus betina dewasa untuk lebih memahami hubungan antara penuaan, kemampuan bersosialisasi, dan penyakit. Dengan menggunakan model jaringan sosial, mereka mengukur “sentralitas sosial”, yaitu gabungan total mitra sosial dan waktu yang dihabiskan untuk bersosialisasi.

Mereka menggabungkan data sentralitas sosial dengan model simulasi penyakit menular untuk menentukan apakah berkurangnya konektivitas dapat menurunkan risiko infeksi, khususnya dalam kondisi yang meniru penurunan imunitas terkait usia.

Para peneliti menemukan bahwa kera yang lebih tua dengan interaksi sosial yang terbatas mengurangi risiko tertular penyakit menular dari dalam kelompoknya, dan menunjukkan “efek perlindungan” dari penuaan.

Rekan penulis studi Erin Siracusa, seorang peneliti dari Pusat Penelitian Perilaku Hewan Universitas Exeter, mencatat, “Temuan kami menunjukkan alasan kuat mengapa banyak hewan, termasuk manusia, mungkin mengurangi hubungan sosial mereka seiring bertambahnya usia.” 

 

Kekebalan Tubuh Melemah Seiring Bertambahnya Usia

Kekebalan tubuh melemah pada orang dewasa yang lebih tua, sehingga meningkatkan risiko tertular penyakit menular. Namun, penelitian terhadap kera menemukan bahwa kera yang lebih tua memiliki tingkat infeksi yang lebih rendah dibandingkan kera yang lebih muda.

Rasio biaya-manfaat ini dapat berubah sepanjang rentang hidup seseorang, sehingga dapat mendorong perubahan perilaku sosial,” kata Siracusa.

“Orang yang lebih tua mungkin lebih rentan terhadap penyakit – namun setelah kami memperhitungkan hal tersebut dalam data kami, kami menemukan bahwa kera yang lebih tua menderita biaya infeksi yang lebih rendah dibandingkan kera yang lebih muda.”

Penulis penelitian mencatat bahwa hasil mereka didasarkan pada asumsi bahwa risiko infeksi meningkat seiring waktu interaksi, namun beberapa infeksi hanya memerlukan interaksi yang sangat singkat untuk menyebar.

 

Kecenderungan Menarik Diri

Kecenderungan untuk menarik diri tercermin pada populasi manusia.

Jajak pendapat yang dilakukan pada tahun 2022 terhadap 2.000 orang Amerika berusia 55 tahun ke atas menemukan bahwa 75% populasi lansia mengakui bahwa lingkaran sosial mereka menyusut seiring bertambahnya usia, dan hampir separuh responden (48%) mengatakan bahwa mereka berhenti berteman di setidaknya tiga orang dalam dua tahun terakhir.

Meskipun lingkaran sosial yang lebih kecil dapat mencegah penyakit, isolasi dikaitkan dengan berbagai masalah kesehatan. Organisasi Kesehatan Dunia telah menyatakan kesepian sebagai “ancaman kesehatan yang mendesak,” dengan risiko yang sama mematikannya dengan merokok hingga 15 batang sehari.

Penelitian telah menunjukkan bahwa menyendiri terus-menerus membawa risiko kecemasan, depresi, fungsi kekebalan tubuh yang buruk, masalah kardiovaskular, dan bahkan penyusutan otak.

Oleh karena itu, membatasi tetapi tidak menghilangkan interaksi sosial tampaknya merupakan cara terbaik untuk bertahan hidup.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya