Liputan6.com, Jakarta - Ramadan adalah bulan penuh berkah yang sering dimanfaatkan umat Muslim untuk memperbaiki pola makan dan menurunkan berat badan. Namun, kenyataannya banyak orang justru mengalami kenaikan berat badan selama puasa. Kenapa puasa malah gendut? Jawabannya terletak pada kebiasaan makan dan gaya hidup yang kurang tepat selama berpuasa.
Sport Nutrition & Nutrigenomic Certified, dr. Mulianah Daya, M.Gizi, Sp.GK, menjelaskan, pola makan yang tidak seimbang menjadi penyebab utama kenaikan berat badan selama puasa. Banyak orang yang melewatkan sahur, mengonsumsi makanan manis berlebihan saat berbuka, dan kurang beraktivitas.
Advertisement
Baca Juga
"Salah satu yang paling sering saya lihat suka ngelewatin sahur. Sahur kayak seadanya. Kayak cuma sekadar apa ya, kadang-kadang kayak seadanya aja. Cuma makan roti atau yang simpel-simpel," kata Mulianah kepada Health Liputan6.com belum lama ini.
Advertisement
6 Kebiasaan yang Membuat Berat Badan Naik Saat Puasa
Agar puasa tetap sehat dan tidak menyebabkan kenaikan berat badan, penting untuk menghindari kebiasaan-kebiasaan berikut.
1. Melewatkan Sahur
Banyak orang hanya mengonsumsi makanan instan atau sekadarnya saat sahur, seperti roti dan mie instan, yang rendah serat dan protein. Akibatnya, tubuh lebih cepat lapar dan cenderung 'balas dendam' saat berbuka dengan makanan tinggi kalori.
Advertisement
2. Mengonsumsi Makanan Manis Berlebihan Saat Berbuka
Takjil seperti kolak, es buah, dan kue manis memang menggoda, tetapi konsumsi berlebihan dapat memicu lonjakan gula darah dan meningkatkan nafsu makan.
3. Kurang Aktivitas Fisik
Banyak orang menghindari olahraga karena merasa lemas saat puasa. Padahal, olahraga ringan seperti jalan kaki atau yoga dapat membantu menjaga metabolisme dan mencegah penumpukan lemak.
Advertisement
4. Asupan Protein yang Tidak Cukup
Protein berperan penting dalam memperpanjang rasa kenyang dan menjaga massa otot. Kurangnya protein dapat memperlambat metabolisme dan membuat tubuh mudah lapar.
5. Mengonsumsi Karbohidrat Sederhana Berlebihan
Nasi putih, roti tawar, dan gorengan adalah contoh karbohidrat sederhana yang cepat dicerna tubuh dan menyebabkan lonjakan gula darah. Sebaiknya pilih karbohidrat kompleks seperti nasi merah, ubi, atau oatmeal yang lebih lama dicerna dan membuat kenyang lebih lama.
Advertisement
6. Pola Makan Berlebihan Saat Berbuka
Langsung makan dalam porsi besar saat berbuka dapat membebani sistem pencernaan dan menyebabkan penumpukan kalori berlebih. Sebaiknya berbuka dengan kurma dan air putih, lalu lanjutkan dengan makanan bergizi seimbang.
Sebagai contoh, untuk porsi makan 500 kalori, sebaiknya terdiri dari 1 centong nasi merah, 1 potong ayam tanpa kulit, dan 1 potong tahu atau tempe. Pola makan low-calorie diet (LCD) yang cukup protein dan energi lebih efektif dalam jangka panjang dibandingkan pola very low-calorie diet (VLCD) yang dapat menyebabkan kenaikan berat badan kembali setelah puasa berakhir.
Tips agar Langsing Saat Puasa Ramadan
Agar puasa tetap sehat dan berat badan tidak naik, berikut beberapa tips yang bisa diterapkan:
- Sahur dengan makanan bergizi yang mengandung serat, protein, dan karbohidrat kompleks.
- Berbuka dengan bijak, mulai dengan kurma dan air putih sebelum makan utama.
- Hindari konsumsi gula berlebihan untuk mencegah lonjakan gula darah.
- Cukupi kebutuhan cairan, minum air putih yang cukup dari berbuka hingga sahur.
- Tetap aktif bergerak, lakukan olahraga ringan seperti jalan kaki atau stretching.
- Atur porsi makan, jangan makan berlebihan dalam satu waktu.
Advertisement
