Liputan6.com, Tangerang Dokter di delapan rumah sakit jaringan EMC Healthcare menggunakan teknologi Artificial Intelligence (AI) untuk pencatatan rekam medis pasien.
Adalah InterSystems, penyedia teknologi data kreatif yang mengelola lebih dari satu miliar catatan kesehatan di seluruh dunia yang digandeng EMC Healthcare. Lewat bantuan teknologi yang membantu kerja keras dokternya.
Baca Juga
"Kerja sama ini bertujuan untuk merevolusi perawatan pasien melalui adopsi sistem rekam medis elektronik (EHR) generasi berikutnya, InterSystems IntelliCare™. Kolaborasi ini merupakan langkah signifikan dalam meningkatkan penyampaian layanan kesehatan dan efisiensi operasional di seluruh wilayah," ungkap Jusuf Halimi selaku Presiden Direktur EMC Healthcare.
Advertisement
EMC Healthcare telah menjalani perjalanan kesehatan digital bersama InterSystems selama beberapa tahun. Pada 2024, grup rumah sakit ini berhasil meluncurkan EHR TrakCare dari InterSystems di 8 rumah sakit, dengan tujuh di antaranya menerapkan sistem tersebut dalam waktu hanya 18 bulan setelah peluncuran awal.
"Adopsi InterSystems IntelliCare, sistem berbasis AI, merupakan fase berikutnya dalam perjalanan EHR mereka. EMC bangga menjadi pelanggan pertama di kawasan Asia Pasifik yang dapat melihat dan menguji InterSystems IntelliCare, dan mereka berkomitmen untuk mengadopsinya karena manfaat signifikan yang mereka harapkan berdasarkan pengujian terbaru mereka," ujar Jusuf di EMC Alam Sutera.
InterSystems IntelliCare dibangun di atas TrakCare dan dirancang khusus untuk sistem kesehatan yang mengalami transformasi digital yang cepat dan mencari solusi modern. Ini adalah EHR yang dibayangkan kembali yang memprioritaskan interaksi antara pasien dan penyedia layanan, meminimalkan gangguan dari teknologi selama pertemuan.
Rekaman Percakapan Dokter dan Pasien Bisa Langsung Masuk Aplikasi Rekam Medis
Dalam demo GenAI tersebut, ada dua dokter yang mempraktekan cara kerja AI tersebut.
Sebelum adanya teknologi terbaru ini, dokter menghabiskan sekitar 5 hingga 10 menit di depan layar, mencari rekam medis, diagnosa sebelumnya, hingga mengetik resep obat. Padahal seharusnya, waktu tersebut bisa dimanfaatkan sebaik mungkin untuk konsultasi antara dokter dengan pasiennya, atau melakukan pemeriksaan yang lebih mendetail.
Dengan adanya InterSystems IntelliCare, dokter tidak perlu lagi menghabiskan waktu di depan layar. Melainkan hanya perlu berdialog atau meladeni konsultasi pasien, dimana, semua percakapan tersebut akan terekam, hingga kemudian terimput secara otomatis sebagai rekam medis pasien.
"Kemampuan sistem untuk mengintegrasikan data pasien di berbagai fasilitas dan sistem, seperti perangkat medis dan portal pasien, memastikan pendekatan yang mulus terhadap perawatan, yang pada akhirnya meningkatkan hasil kesehatan secara keseluruhan," kata Jusuf.
Meski begitu, Jusuf memastikan peran teknologi AI bukanlah menggantikan kerja dokter. Namun, hanya meringankan, membantu agar paperless atau sebagai asisten penyedia rekam medis pasien.
"Utamanya, diagnosa, resep obat dan tindakan medis lainnya, kembali lagi pada keputusan dokter. Ini tidak menggantikan peran dokter, hanya sebagai pembantu meringankan kerja dokter," ujarnya.
Begitu juga untuk sistem di semua bagian rumah sakit, seperti IGD, poliklinik dan juga kamar inap, juga sudah terintegrasi dengan sistem AI tersebut. Dalam pengaplikasiannya begitu nama pasien dicari via sistem, maka semua rekam medis akan muncul tanpa harus banyak mengklik.
Advertisement
Data Pasien Terlindungi
Luciano Brustia, selaku APAC managing Director Intersystem mengungkapkan, bila semua data pada sistem AI ini sangatlah aman. Pihaknya menerapkan privasi perlindungan data sesuai dengan negara yang menerapkan InterSystems IntelliCare tersebut.
"Dalam hal privasi perlindungan data, kami mematuhi semua aturan sesuai dengan Undang-undang Perlindungan Data. Terutama di Eropa, ketat sekali. Jadi kami pastikan, data pasien tidak akan bocor," katanya.
