Sebagai produsen susu asam atau yoghurt Cimory, PT. Cisarua Mountain Dairy berusaha memberikan yang terbaik untuk konsumen.
Tak ada bahan pengawet, pemanis buatan atau pewarna buatan. "Ini seperti acar, jadi mengawetkan diri sendiri. Asam tinggi, PH rendah maka ketahanannya lebih panjang. Yoghurt mengawetkan diri seperti acar," kata Director PT. Cisarua Mountain Dairy, Farell Sutantio, di Cimory Riverside, Cisarua, Bogor, Jawa Barat, dan ditulis Jumat (21/6/2013).
Farell menyadari, mungkin ada beberapa orang yang belum mengetahui apa itu yoghurt. Bahkan, orang sering bilang kalau yoghurt itu susu basi. Padahal, yoghurt merupakan susu yang difermentasikan dengan bakteri yang menguntungkan.
"Ini bukan minuman baru. Yang pasti yoghurt adalah salah satu proses food paling tua di dunia. Bahkan tercatat tentara Romawi diberikan yoghurt untuk membantu pemulihan mereka," katanya lagi.
Dari peternak lokal
Farell menjelaskan, setiap hari PT. Cisarua Mountain Dairy membeli susu dari peternak lokal 20 ton. Susu segar tersebut langsung difermentasi untuk membunuh patogen (bakteri pembawa kuman) dengan memanaskannya pada suhu 70 derajat Celsius. Fermentasi itu menggunakan bakteri hidup (probiotik) Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus Thermopilus.
"Jadilah yoghurt Cimory tanpa gula pengawet, perwarna artifisial. Ini natural. Kita hanya menambahkan gula, bakteri, dan rasa alami," ujarnya.
Kata Farell, semua kebutuhan nutrisi ada di yoghurt Cimory. "Kita satu-satunya yang membuat dari fresh milk. Satu botol terbuat dr satu botol susu," katanya.
Dengan produk yang berkualitas, lanjut Farell, jumlah pecinta yoghurt Cimory bertambah setiap harinya.
"Setiap harinya ada ratusan orang yang menyatakan cintanya dengan Cimory. Kenapa? Karena kita memberikan produk dengan kualitas yang terbaik".
Ia menambahkan, di Cimory juga tak hanya menyadiakan yoghurt. Ada juga fresh milk, sosis, atau menu makanan yang ada di restoran.
(Mel/*)
Tak ada bahan pengawet, pemanis buatan atau pewarna buatan. "Ini seperti acar, jadi mengawetkan diri sendiri. Asam tinggi, PH rendah maka ketahanannya lebih panjang. Yoghurt mengawetkan diri seperti acar," kata Director PT. Cisarua Mountain Dairy, Farell Sutantio, di Cimory Riverside, Cisarua, Bogor, Jawa Barat, dan ditulis Jumat (21/6/2013).
Farell menyadari, mungkin ada beberapa orang yang belum mengetahui apa itu yoghurt. Bahkan, orang sering bilang kalau yoghurt itu susu basi. Padahal, yoghurt merupakan susu yang difermentasikan dengan bakteri yang menguntungkan.
"Ini bukan minuman baru. Yang pasti yoghurt adalah salah satu proses food paling tua di dunia. Bahkan tercatat tentara Romawi diberikan yoghurt untuk membantu pemulihan mereka," katanya lagi.
Dari peternak lokal
Farell menjelaskan, setiap hari PT. Cisarua Mountain Dairy membeli susu dari peternak lokal 20 ton. Susu segar tersebut langsung difermentasi untuk membunuh patogen (bakteri pembawa kuman) dengan memanaskannya pada suhu 70 derajat Celsius. Fermentasi itu menggunakan bakteri hidup (probiotik) Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus Thermopilus.
"Jadilah yoghurt Cimory tanpa gula pengawet, perwarna artifisial. Ini natural. Kita hanya menambahkan gula, bakteri, dan rasa alami," ujarnya.
Kata Farell, semua kebutuhan nutrisi ada di yoghurt Cimory. "Kita satu-satunya yang membuat dari fresh milk. Satu botol terbuat dr satu botol susu," katanya.
Dengan produk yang berkualitas, lanjut Farell, jumlah pecinta yoghurt Cimory bertambah setiap harinya.
"Setiap harinya ada ratusan orang yang menyatakan cintanya dengan Cimory. Kenapa? Karena kita memberikan produk dengan kualitas yang terbaik".
Ia menambahkan, di Cimory juga tak hanya menyadiakan yoghurt. Ada juga fresh milk, sosis, atau menu makanan yang ada di restoran.
(Mel/*)