Lebih Aman, Ayo Ganti Gula Putih dengan Gula Semut!

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Sulawesi Utara Suhaedi mengajak karyawan perbankan setempat mulai beralih mengonsumsi gula merah

oleh Gabriel Abdi Susanto diperbarui 25 Jul 2013, 10:00 WIB
Diterbitkan 25 Jul 2013, 10:00 WIB
gula-semut-130724c.jpg
.

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Sulawesi Utara Suhaedi mengajak karyawan perbankan setempat mulai beralih mengonsumsi gula merah menggantikan gula putih yang selama ini mendominasi di masyarakat. "Gula merah merupakan kearifan lokal masyarakat Sulut, karena itu BI meminta seluruh karyawan bank yang ada di daerah ini untuk mulai membiasakan diri mengonsumsi gula merah yang sudah dihaluskan atau gula semut," kata Suhaedi di Manado, Rabu. Sebagai langkah pertama gerakan konsumsi gula semut, kata Suhaedi, kantor BI Sulut akan memulai dengan mewajibkan seluruh karyawan di kantor ini untuk mengonsumsi gula ini menggantikan gula putih. "Keunggulan gula merah bisa dikonsumsi seluruh masyarakat karena tanpa mengganggu kesehatan, karena itu cocok sebagai pengganti gula putih yang selama ini masih diimpor dari beberapa negara," kata Suhaedi. Suhaedi mengatakan, diharapkan langkah perbankan ini diikuti oleh instansi lain baik pemerintah maupun swasta untuk semakin mencintai dan mau menggunakan produk yang menjadi kearifan lokal masyarakat di daerah ini. "Saat ini BI sedang melakukan mapping atau pendataan daerah mana saja di Sulut yang menjadi penghasil utama gula dari aren tersebut," kata Suhaedi. Pendataan ini sangat penting agar dapat diketahui berapa besar produksi riil gula merah daerah ini, untuk kemudian memudahkan dalam pengembangan pemasaran produk ini ke depan. Program pemasyarakatan gula semut ini, kata Suhaedi, merupakan juga salah satu langkah yang ditempuh untuk mengurangi dampak negatif dari pengolahan aren menjadi minuman keras cap tikus. "Akan lebih baik menghasilkkan produk yang mudarat, ketimbang produk yang bisa membahayakan kesehatan masyarakat, dan pengembangan gula merah merupakan alternatif yang tepat, " kata Suhaedi. Program ini sekaligus membantu program berhenti minum minuman keras atau "brenti jo bagate" yang jadi program Polda Sulut.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya