Kematian menjadi momok yang menakutkan ketika diperbincangkan. Misteri dibalik kematian lah yang bisa jadi menjadi penyebabnya termasuk misteri tentang cahaya yang kerap muncul saat seseorang meninggal.
Para ilmuwan mengatakan mungkin ada penjelasan ilmiah mengenai seseorang yang melihat cahaya ketika dirinya mendekati dengan kematian.
Studi yang dilakukan para ilmuwan dari National Academy of Sciences, Michigan, Amerika Serikat menyatakan otak terus bekerja selama 30 detik setelah seseorang secara klinis dinyatakan meninggal dan aliran darah berhenti seperti dikutip dari Theage, Rabu (21/8/2013).
Ilmuwan dari University of Michigan melakukan penelitian terhadap sembilan tikus yang dibius dan mengalami serangan jantung ketika diinduksi.
Dalam 30 detik pertama setelah organ jantung dihentikan, ditemukan lonjakan aktivitas otak pada alat electroencephalograms (EEG). Ini menunjukkan keadaan mental saat seseorang terangsang.
"Kami terkejut oleh tingginya tingkat aktivitas,'' kata Profesor anestesi dan bedah saraf di universitas.
Menurutnya bahkan, di dekat kematian, banyak dikenal tanda kesadaran melebihi tingkat yang ditemukan dalam keadaan sadar. Hal ini menunjukkan aktivitas listrik otak mampu terorganisir selama tahap awal kematian klinis.
Hasil yang sama terlihat pada tikus yang sesak napas. Studi ini menjelaskan bahwa pengurangan oksigen dan glukosa selama serangan jantung dapat merangsang aktivitas otak yang merupakan karakteristik dari proses sadar.
"Ini juga menyediakan kerangka ilmiah pertama untuk memahami pengalaman mendekati kematian yang dilaporkan oleh banyak korban serangan jantung," tambahnya.
Sekitar 20 persen dari orang-orang yang bertahan hidup selama mengalami cardiac arrest mendapatkan visi selama periode yang dikenal dengan dokter sebagai kematian klinis.
Anders Sandberg, dari Oxford University mengatakan ''EEG memberitahu tentang sedikit aktivitas otak seperti mendengarkan suara."
(Mia/Abd)
Para ilmuwan mengatakan mungkin ada penjelasan ilmiah mengenai seseorang yang melihat cahaya ketika dirinya mendekati dengan kematian.
Studi yang dilakukan para ilmuwan dari National Academy of Sciences, Michigan, Amerika Serikat menyatakan otak terus bekerja selama 30 detik setelah seseorang secara klinis dinyatakan meninggal dan aliran darah berhenti seperti dikutip dari Theage, Rabu (21/8/2013).
Ilmuwan dari University of Michigan melakukan penelitian terhadap sembilan tikus yang dibius dan mengalami serangan jantung ketika diinduksi.
Dalam 30 detik pertama setelah organ jantung dihentikan, ditemukan lonjakan aktivitas otak pada alat electroencephalograms (EEG). Ini menunjukkan keadaan mental saat seseorang terangsang.
"Kami terkejut oleh tingginya tingkat aktivitas,'' kata Profesor anestesi dan bedah saraf di universitas.
Menurutnya bahkan, di dekat kematian, banyak dikenal tanda kesadaran melebihi tingkat yang ditemukan dalam keadaan sadar. Hal ini menunjukkan aktivitas listrik otak mampu terorganisir selama tahap awal kematian klinis.
Hasil yang sama terlihat pada tikus yang sesak napas. Studi ini menjelaskan bahwa pengurangan oksigen dan glukosa selama serangan jantung dapat merangsang aktivitas otak yang merupakan karakteristik dari proses sadar.
"Ini juga menyediakan kerangka ilmiah pertama untuk memahami pengalaman mendekati kematian yang dilaporkan oleh banyak korban serangan jantung," tambahnya.
Sekitar 20 persen dari orang-orang yang bertahan hidup selama mengalami cardiac arrest mendapatkan visi selama periode yang dikenal dengan dokter sebagai kematian klinis.
Anders Sandberg, dari Oxford University mengatakan ''EEG memberitahu tentang sedikit aktivitas otak seperti mendengarkan suara."
(Mia/Abd)