Kekurangan organ merupakan masalah universal yang dihadapi seluruh dunia. Mungkin kondisi itulah yang menciptakan `wisata transplantasi` dan `negara impor organ`.
Wisata transplantasi maksudnya pasien bepergian ke luar negeri untuk menjalani transplantasi organ. Ini sering disebut wisata transplantasi. Sedangkan negara impor organ adalah negara asal organ di mana pasien yang pergi ke luar negeri untuk membeli organ tersebut.
"Kekurangan dari pasokan organ pribumi yang menyebabkan berkembangnya perdagangan organ internasional, di mana calon penerima bepergian ke luar negeri untuk mendapatkan organ-organ melalui transaksi komersial," isi pernyataan di WHO.
Seperti dikutip dari Situs Resmi WHO, Jumat (30/8/2013), dalam wisata transplantasi, tak hanya melibatkan pembelian dan penjualan organ. Tapi, ada juga unsur lain yang berkaitan dengan komersialisasi transplantasi organ.
Biasanya calon penerima sering difasilitasi oleh perantara dan penyedia layanan kesehatan untuk mengatur perjalanan donor dan merekrutnya. Dan internet yang sering digunakan untuk menarik pasien asing. Beberapa situs menawarkan paket transplantasi dengan harga paket ginjal berkisar dari US$ 70 ribu hingga US$ 160 ribu.
Seperti diketahui, transplantasi organ merupakan terapi yang efektif untuk stadium akhir kegagalan organ.
Di beberapa negara, pengembangan program donasi organ almarhum terhambat sosiokultural, faktor hukum, dan lainnya. Bahkan di negara maju yang tingkat donor organ almarhumnya cenderung lebih tinggi juga gagal memenuhi tingkat permintaan.
Penggunaan donor hidup untuk ginjal dan hati sudah dipraktikkan. Tapi perdagangan organ dari donor hidup dilarang di banyak negara.
(Mel/*)
Wisata transplantasi maksudnya pasien bepergian ke luar negeri untuk menjalani transplantasi organ. Ini sering disebut wisata transplantasi. Sedangkan negara impor organ adalah negara asal organ di mana pasien yang pergi ke luar negeri untuk membeli organ tersebut.
"Kekurangan dari pasokan organ pribumi yang menyebabkan berkembangnya perdagangan organ internasional, di mana calon penerima bepergian ke luar negeri untuk mendapatkan organ-organ melalui transaksi komersial," isi pernyataan di WHO.
Seperti dikutip dari Situs Resmi WHO, Jumat (30/8/2013), dalam wisata transplantasi, tak hanya melibatkan pembelian dan penjualan organ. Tapi, ada juga unsur lain yang berkaitan dengan komersialisasi transplantasi organ.
Biasanya calon penerima sering difasilitasi oleh perantara dan penyedia layanan kesehatan untuk mengatur perjalanan donor dan merekrutnya. Dan internet yang sering digunakan untuk menarik pasien asing. Beberapa situs menawarkan paket transplantasi dengan harga paket ginjal berkisar dari US$ 70 ribu hingga US$ 160 ribu.
Seperti diketahui, transplantasi organ merupakan terapi yang efektif untuk stadium akhir kegagalan organ.
Di beberapa negara, pengembangan program donasi organ almarhum terhambat sosiokultural, faktor hukum, dan lainnya. Bahkan di negara maju yang tingkat donor organ almarhumnya cenderung lebih tinggi juga gagal memenuhi tingkat permintaan.
Penggunaan donor hidup untuk ginjal dan hati sudah dipraktikkan. Tapi perdagangan organ dari donor hidup dilarang di banyak negara.
(Mel/*)