Kebanyakan minum vodka murah saat pesta membuat Megan Thomason (21) warga Inggris menderita. Leher dan wajahnya membengkak, sementara pipinya menggembung hingga terlihat seperti hamster.
Dokter yang memeriksanya melihat robekan di tenggorokan yang mengakibatkan kondisi yang dikenal sebagai subkutan emphysema, yakni kondisi udara terperangkap di dalam lapisan kulit.
Megan yang belajar di Bisnis dan Manajemen di Hull University mengatakan, merasa pipi, mulut, dan dadanya seperti dibungkus bubble wrap.
"Mereka menyadari wajah saya menggembung. Pipi saya seperti hamster dengan semua makanan di dalamnya," kata Megan seperti dikutip Dailymail, Kamis (5/9/2013).
Tak Boleh Makan dan Minum
Semua bermula ketika Megan bersama teman-temannya di York pada Juni menenggak tiga vodka dan kokas yang harganya masing-masing 2,89 Poundsterling.
"Saya minum tiga tapi mereka tiga kali lipat itu benar-benar setara dengan sembilan minuman dan Anda tak berpikir pada saat itu," ujarnya.
Para mahasiswa itu tak cukup ke satu bar. Semuanya pergi ke dua bar lagi dan Megan minum lebih banyak vodka sebelum pergi ke rumah temannya.
Ayah tirinya menjemputnya pada pagi hari dan 24 jam usia mabuk, Megan muntah-muntah yang menyebabkan kerusakan pada tenggorokannya.
Ia diberi resep obat antimual, tapi ketika kondisinya membaik ia dibawa ke rumah sakit,
Akibat minum vodka berlebihan, Megan menghabiskan waktu enam hari di rumah sakit dan tak boleh makan serta minum hingga tenggorokannya sembuh. "Sekarang saya menyadari betapa seriusnya hal itu"
"Jika saya makan, darah saya bisa keracunan dari makanan atau saya bisa tersedak jika sudah masuk ke paru-paru saya," ujarnya.
Dokter memberitahu Megan tubuhnya tak memiliki enzim yang diperlukan untuk memecah alkohol dengan benar. Alhasil, sejak saat itu ibunya, Justine Bean (45) serta ayah tirinya Gary Bean (48) melarang meminum lagi.
Sementara Kepala Penasihat Medis Pendidikan Alkohol Profesor Paul Wallace menjelaskan, minuman alkohol berbahaya dan efeknya pada tubuh dan otak.
"Tak peduli apakah Anda meminum anggur, bir, atau apapun, alkohl menyebabkan efek pada otak dan tubuh Anda," ujarnya.
(Mel/*)
Dokter yang memeriksanya melihat robekan di tenggorokan yang mengakibatkan kondisi yang dikenal sebagai subkutan emphysema, yakni kondisi udara terperangkap di dalam lapisan kulit.
Megan yang belajar di Bisnis dan Manajemen di Hull University mengatakan, merasa pipi, mulut, dan dadanya seperti dibungkus bubble wrap.
"Mereka menyadari wajah saya menggembung. Pipi saya seperti hamster dengan semua makanan di dalamnya," kata Megan seperti dikutip Dailymail, Kamis (5/9/2013).
Tak Boleh Makan dan Minum
Semua bermula ketika Megan bersama teman-temannya di York pada Juni menenggak tiga vodka dan kokas yang harganya masing-masing 2,89 Poundsterling.
"Saya minum tiga tapi mereka tiga kali lipat itu benar-benar setara dengan sembilan minuman dan Anda tak berpikir pada saat itu," ujarnya.
Para mahasiswa itu tak cukup ke satu bar. Semuanya pergi ke dua bar lagi dan Megan minum lebih banyak vodka sebelum pergi ke rumah temannya.
Ayah tirinya menjemputnya pada pagi hari dan 24 jam usia mabuk, Megan muntah-muntah yang menyebabkan kerusakan pada tenggorokannya.
Ia diberi resep obat antimual, tapi ketika kondisinya membaik ia dibawa ke rumah sakit,
Akibat minum vodka berlebihan, Megan menghabiskan waktu enam hari di rumah sakit dan tak boleh makan serta minum hingga tenggorokannya sembuh. "Sekarang saya menyadari betapa seriusnya hal itu"
"Jika saya makan, darah saya bisa keracunan dari makanan atau saya bisa tersedak jika sudah masuk ke paru-paru saya," ujarnya.
Dokter memberitahu Megan tubuhnya tak memiliki enzim yang diperlukan untuk memecah alkohol dengan benar. Alhasil, sejak saat itu ibunya, Justine Bean (45) serta ayah tirinya Gary Bean (48) melarang meminum lagi.
Sementara Kepala Penasihat Medis Pendidikan Alkohol Profesor Paul Wallace menjelaskan, minuman alkohol berbahaya dan efeknya pada tubuh dan otak.
"Tak peduli apakah Anda meminum anggur, bir, atau apapun, alkohl menyebabkan efek pada otak dan tubuh Anda," ujarnya.
(Mel/*)