Atasi Jerawat, Jangan Pakai Antibiotik Ya Bu Dokter!

Jerawat yang muncul ketika usia sudah dewasa sangat menjengkelkan. Namun, solusi pengobatan dengan antibiotik ternyata ada efek sampingnya.

oleh Melly Febrida diperbarui 20 Sep 2013, 15:30 WIB
Diterbitkan 20 Sep 2013, 15:30 WIB
pencet-jerawat130823c.jpg
Jerawat yang muncul ketika sudah dewasa sering menjengkelkan. Ada beberapa dokter yang mengatasi masalah jerawat itu dengan antibiotik. Padahal, cara itu belum tentu menyelesaikan melainkan sebaliknya.

Di Inggris, satu dari lima wanita berusia 25-40 tahun mengalami masalah kulit di beberapa titik di kehidupannya. Penyebabnya kemungkinan kotoran dan kulit yang tak bersih. Dan ketika dokter meresepkan obat, pasien sering menerimanya.

Namun, sebuah website yang berisi para profesional kesehatan serta dokter baru saja mengusulkan dihentikannya antibotik untuk mengobati jerawat. Muneeza Muhammad BA dan Ted Rosen MD di Medscape.com menjelaskan, dermatologis harus sangat membatasi atau menghentikan langsung penggunaan rutin antibiotik untuk masalah kulit.

Seruan itu muncul dengan alasan, menggunakan antibiotik akan memperburuk resistensi P.acne, bakteri penyebab jerawat. Artinya, dokter di seluruh dunia harus berpikir lebih hati-hati dengan kebiasaan memberikan resep ke pasien yang mengalami masalah kulit.

111108bantibiotik.jpg


Antibiotik dan Resistensi

Resistensi bakteri terhadap antibiotik memang masalah global dan menjadi perhatian serius. Pengobatan jerawat dengan antibiotik akan menjadi ancaman besar bagi kesehatan dengan munculnya `super` yang tahan dengan kebanyakan antibiotik.

Di banyak negara di dunia, lebih dari 50 persen bakteri jerawat sudah resisten terhadap antibiotik yang digunakan untuk mengobati jerawat. Dan rata-rata jumlahnya terus meningkat.

Saat mengobati jerawat, dokter biasanya merekomendasikan pengobatan antibiotik 4 hingga 6 bulan. Tapi, sekali jerawat sudah dibersihkan bisa muncul lagi apabila pengobatan dihentikan.

Karena ketakutan dengan resistensi, saran yang umumnya diberikan beralih ke krim topikal seperti benzoil peroksida yang bisa memberikan efek samping seperti kulit kering, tegang, kemerahan, mengelupas, atau terbakar, gatal, dan menyengat.

Lantas apa jawaban untuk mengobati jerawat orang dewasa?

The Lustre Clinic , bertindak sebagai forum sosial yang membahas masalah kecantikan mempromosikan penggunaan terapi cahaya biru sebagai solusi klinis yang terbukti efektif untuk jerawat seperti dikutip HuffingtonPost, Jumat (20/9/2013). Terapi ini tak memunculkan risiko seperti penggunaan antibiotik atau krim topikal.

Para ilmuwan menemukan, cahaya biru merupakan solusi yang lebih aman untuk kesehatan. Terapi cahaya Photodynamic menggunakan cahaya biru dengan panjang gelombang 415 nm dan menghancurkan bakteri yang menyebabkan jerawat tanpa merusak kulit.

(Mel/*)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya