Pria Insomnia Ini Tewas Akibat Overdosis Morfin

Parahnya, Nock memilih mengonsumsi morfin dengan dosis 4 kali lebih besar dan mematikan.

oleh Aditya Eka Prawira diperbarui 10 Jan 2014, 14:15 WIB
Diterbitkan 10 Jan 2014, 14:15 WIB
tewas-morfin-140110b.jpg
Pria bernama lengkap Jason Nock (41) memilih untuk mengonsumsi morfin yang sudah dilegalkan secara hukum untuk mengatasi masalah tidur yang dideritanya selama bertahun-tahun. Namun sayang, morfin itu justru membuat ayah satu orang anak ini tidur untuk selama-lamanya.

Nock diketahui kerap membeli morfin tersebut secara online. Hal ini dilakukan agar ia terbebas dari penyakit yang dideritanya sejak lama. Parahnya, Nock memilih konsumsi morfin dengan dosis 4 kali lebih besar dan mematikan.

Pasangannya, Lea Maninang mengaku baru mengetahui Nock mengonsumsi morfin dan memesannya secara online saat keduanya memilih pindah pada tahun 2012. Tapi, untuk apa morfin itu dipesan, baru diketahui Lea beberapa bulan sebelum Nock mengembuskan napas terakhirnya.

"Kadang-kadang ia mengambil obat itu, terkadang pun ia tidak melakukannya," kata Lea singkat seperti dikutip Daily Mail, Jumat (10/1/2013)

Kematian Nock yang tiba-tiba terjadi pada 17 Agustus 2012. Pagi itu Lea berniat untuk membangunkan Nock. Tapi tak ada respons yang ditunjukkan Nock, yang membuat Lea akhirnya membunyikan alarm super keras ke telinga pria yang dikasihinya tersebut.

Lagi-lagi, Nock tanpa respons, yang membuat Lea panik dan memilih membawanya ke rumah sakit. Sepanjang perjalanan menuju rumah sakit, Nock tak memerlihatkan tanda-tanda akan sadar. Sampai pada akhirnya, Lea mendapatkan kabar bahwa Nock telah tiada.

Nock dibawa Lea ke Rusells Hall Hospital di Dudley, West Midlands dan ditangani oleh seorang konsultan patologi Dr Sixto Batitang. Setelah diperiksa, tim dokter justru menemukan kalau dosis obat yang dipilih Nock bukan empat kali lipat, melainkan lima kali lipat.

Dr Sixto mengatakan, morfin yang dipesan oleh Nock bukanlah jenis obat yang direkomendasikan oleh tim medis. Bahkan, tim medis sendiri tidak berani meresepkan itu kepada pasiennya.

"Ini sunggulah tragis. Karena obat-obatan itu tidak diresepkan oleh dokter, dan tidak dapat diperjualbelikan secara bebas," kata Dr Sixto menjelaskan.

Lea menceritakan, semasa hidupnya Nock memang dikenal sebagai pria yang mengalami kesulitan dalam tidur. Sampai pada akhirnya, Nock memilih untuk mengonsumsi obat sintesis karena sudah tak kuat memikul beban itu.

Meski Nock memilih untuk mengonsumsi morfin yang dilegalkan, tapi Lea berani menjamin bahwa ayah dari bayi mungil bernama Jemima itu bukan seorang pecandu.

(Adt/Abd)

Baca juga:

5 Hal yang Perlu Diketahui Tentang Obat Tidur
4 Hal yang Bisa Terjadi Kalau Anda Kurang Tidur
Waspadai Stres Ketika Anda Gila Kerja

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya