Liputan6.com, Jakarta Kewajiban sebagai anak tentunya adalah sekolah. Mengenyam pendidikan menjadi kegiatan yang wajib dijalani bagi anak agar dapat menjadi generasi bangsa yang cerdas serta memiliki masa depan. Maka tak heran jika banyak orangtua yang berusaha dengan bekerja keras agar anaknya bisa bersekolah hingga jenjang yang tinggi.
Namun sebagai anak yang menjalani sebagian besar waktunya di sekolah pasti ada saja tingkahnya yang membuat para guru harus ekstra mengawasi dan mendidiknya. Waktu yang banyak dihabiskan di sekolah untuk belajar mungkin sesekali dirasa jenuh dan membosankan, hingga ada momen ketika anak membolos dari kelas untuk pergi ke kantin.
Advertisement
Baca Juga
Mungkin tingkah dan aksi mereka tersebut masih bisa ditolerir, namun salah satu murid di Malaysia punya alasan yang cukup membuat geger karena tak datang ke kelasnya. Ia mengaku diculik oleh segerombolan pria sehingga tak bisa datang ke sekolah saat ditanya oleh gurunya.Â
Mengaku Diculik Segerombolan Orang
Dilansir dari Mothership oleh Liputan6.com, Senin (16/9/2019) seorang siswi asal Malaysia membuat geger sekolahnya. Kejadian ini terjadi pada 7 September 2019 dimana siswi berusia 11 tahun itu diminta menjelaskan alasannya tak hadir di kelas Bahasa Arab di sebuah sekolah di Malaysia.
Ia mengatakan bahwa dirinya diculik oleh delapan pria India. Dalam catatan tulisan tangan yang diposting online ke Facebook, gadis itu menuduh bahwa insiden itu terjadi di depan sekolahnya. Ia melihat delapan pria datang dengan dua van. Selain itu, salah satu pria itu mengenakan topeng. Gadis itu kemudian menyatakan bahwa dua pria dari kelompok itu berusaha meraihnya. Namun, beruntung seorang pria tua datang menyelamatkannya.
Pada hari yang sama, ketika ibunya melihat itu lalu mengajukan laporan ke polisi, di markas polisi kabupaten Klang Utara.
Advertisement
Kebenaran Terungkap dan Alasan Siswi Itu Berbohong
Setelah pernyataan tersebut, pihak sekolah pun mengambil tindakan penyelidikan bersama polisi. Setelah enam hari melakukan penyelidikkan, ternyata keterangan siswi tersebut adalah palsu.Â
Kapolres Kabupaten Klang Utara Asisten Komisaris Nurulhuda Mohd Salleh menambahkan bahwa gadis itu mengaku mengarang cerita.Â
"Dia telah mengakui bahwa klaim penculikannya tidak benar dan sengaja dibuat untuk mendapatkan perhatian keluarganya." ujar Nurulhuda dikutip dari Mothership.Â
Nurulhuda juga mencatat bahwa berbagi catatan gadis itu di media sosial merupakan potensi pelanggaran berita palsu, di bawah Bagian 233 Undang-Undang Komunikasi dan Multimedia Malaysia 1998.
Setelah dimintai keterangan, ternyata siswi berusia 11 tahun itu mengaku diculik karena tak tertarik untuk mengikuti kelas tambahan Bahasa Arab di sekolahnya.Â