Mudik Lebaran di Tengah Pandemi Corona COVID-19, Ini Skenario Pemerintah

Mudik lebaran di tengah pandemi corona Covid-19 diganti pada hari libur lain.

oleh Laudia Tysara diperbarui 02 Apr 2020, 14:25 WIB
Diterbitkan 02 Apr 2020, 14:25 WIB
Jokowi Pimpin Rapat Terbatas
Presiden Joko Widodo atau Jokowi memimpin rapat terbatas (ratas) di Kantor Presiden, Jakarta, Rabu (30/10/2019). Rapat terbatas perdana dengan jajaran menteri Kabinet Indonesia Maju itu mengangkat topik Penyampaian Program dan Kegiatan di Bidang Perekonomian. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta Rutinitas mudik lebaran bagi warga masyarakat Indonesia kini harus ditangguhkan. Mengingat kebijakan pemerintah yang melarang adanya mudik lebaran untuk menekan angka penyebaran virus Corona COVID-19. Ada 203 negara yang sudah terkonfirmasi terkena dampak penyebaran pandemi Corona COVID-19. Dengan angka kematian 750.890 jiwa per 1 April 2020 pukul 15.53 WIB.

Pemerintah tentu berharap agar warga masyarakat Indonesia bisa kompak menanggapi larangan mudik lebaran di tengah pandemi Corona COVID-19 ini. Banyak nyawa yang harus bisa saling diselamatkan, karena menurut Juru Bicara Pemerintah COVID-19 Ahmad Yurianto risiko terinfeksi virus Corona COVID-19 akan lebih besar jika masyarakat tetap bersikukuh bepergian, dalam hal ini mudik lebaran.

Pemerintah sudah menyiapkan skenario terbaik agar warga masyarakat Indonesia tidak semakin tertekan dengan kondisi darurat ini. Termasuk tidak menimbulkan kekecewaan bagi masyarakat sendiri khususnya, karena bulan Ramadhan diperkiraan akan jatuh pada bulan April hingga Mei tahun 2020 nanti. Hal ini berarti pula, tidak hanya mudik lebaran yang harus rela ditangguhkan tetapi juga ibadah-ibadah umat beragama lainnya yang biasa dilakukan bersama-sama harus dilakukan secara mandiri di rumah.

Tidak hanya itu, tetapi para Aparatur Sipil Negara (ASN) juga dilarang untuk melakukan mudik lebaran tahun ini. Hal ini dilakukan untuk membantu upaya pemerintah menekan penyebaran virus Corona COVID-19. Bahkan pemerintah juga sudah menerbitkan Surat Edaran Kementerian PAN-RB Nomor 36 Tahun 2020 tentang Pembatasan Kegiatan Bepergian Keluar Daerah dan Mudik bagi ASN dalam Upaya Pencegahan Penyebaran COVID-19.

Berikut penjelasan mengenai skenario pemerintah mengatasi mudik lebaran di tengah pandemi Corona COVID-19 yang sudah Liputan6.com, Kamis (2/4/2020) rangkum dari berbagai sumber.

1. Pemerintah Mengganti Hari Libur Nasional di Hari Lain

Presiden Jokowi
Presiden Joko Widodo atau Jokowi. (Liputan6.com/Lizsa Egeham)

Pemerintah berupaya untuk mengganti hari libur nasional yang biasa digunakan untuk merayakan hari raya Idul Fitri di hari lain. Karena hampir 90 persen penduduk Indonesia adalah beragama Islam. Umat Islam biasa merayakan hari raya Idul Fitri dengan melakukan silaturahmi dan kembali ke desa atau kota asal dengan mudik lebaran.

"Saya melihat ini untuk mudik ini dalam rangka menenangkan masyarakat. Mungkin alternatif mengganti hari libur nasional di lain hari untuk hari raya, ini mungkin bisa dibicarakan," kata Presiden Joko Widodo saat memimpin rapat terbatas melalui video conference, Kamis (2/4/2020).

Perayaan dan mudik lebaran ini akan ditangguhkan sampai pandemi Corona COVID-19 benar-benar sudah mereda. Karena pada situasi darurat saat ini, tidak mungkin dilakukan mudik menggunakan mobil misalnya. Karena di dalam mobil, bus, kereta, ataupun pesawat, jarak antar penumpang satu dengan penumpang yang lain tidak mencapai 2 meter.

"Ini memberikan risiko yang berlipat ganda," ucap Ahmad Yurianto, Jumat (27/3/2020)

Dan menurut Keputusan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Nomor 13 A Tahun 2020 Tentang Perpanjangan Status Keadaan Tertentu Darurat Bencana Penyakit Akibat Virus Corona Di Indonesia berlaku selama 91 hari, terhitung sejak tanggal 29 Februari 2020 sampai dengan tanggal 29 Mei 2020.

2. Pemerintah Memberikan Fasilitas Arus Mudik Bagi Masyarakat Di Hari Pengganti Tersebut dan Menggratiskan Tempat-Tempat Wisata Daerah

FOTO: Aturan Masih Disiapkan, Pemudik Tetap Datangi Terminal Kampung Rambutan
Calon pemudik menanti waktu keberangkatan di area Terminal Kampung Rambutan Jakarta, Senin (30/3/2020). Pemerintah sedang menyiapkan peraturan terkait mudik lebaran 2020 untuk mengurangi mobilitas penduduk dalam upaya pencegahan penyebaran virus Corona COVID-19. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Pada hari pengganti yang sudah ditetapkan oleh pemerintah tersebut, pemerintah akan memberikan fasilitas arus mudik bagi masyarakat. Bahkan fasilitas ini mungkin tidak hanya diberikan kepada masyarakat yang memeluk agama Islam saja, karena virus Corona COVID-19 berdampak kepada seluruh warga masyarakat Indonesia.

"Saya kira kalau skenario-skenario tersebut dilakukan kita bisa memberikan sedikit ketenangan pada masyarakat," ujar Jokowi.

Pemerintah bahkan juga menggratiskan tempat-tempat wisata yang ada di daerah. Hal ini tepat dilakukan, karena biasanya masyarakat yang merayakan hari raya Idul Fitri tidak hanya datang dan bersilaturahmi dengan sanak saudara tetapi juga berlibur bersama dengan keluarga besarnya.

Diperkirakan pada hari libur pengganti nanti, seluruh tempat wisata di daerah akan penuh dengan pengunjung atau juga wisatawan. Karena tidak hanya yang merayakan Idul Fitri saja yang membutuhkan waktu untuk berlibur, setelah melakukan sosial distancing atau juga physical distancing selama wabah pandemi virus Corona COVID-19 ada di Indonesia.

3. Skenario Dipersiapkan Secara Komprehensif Agar Pelaksanaannya Menyeluruh Dari Hulu Sampai Ke Hilir

Tol Cikampek Macet Parah di Puncak Arus Mudik
Antrean kendaraan melintasi ruas Tol Jakarta-Cikampek, Bekasi, Rabu (13/6). Pada H-2 Lebaran, kepadatan di ruas tol Jakarta-Cikampek disebabkan karena penyempitan jalur, lantaran ada proyek pembangunan LRT dan Tol Elevated. (Merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Skenario ini memang sengaja dipersiapkan agar dapat berjalan sebagaimana mestinya. Bisa merata sampai ke pelosok-pelosok negeri dan masyarakat bisa lebih tenang, tidak melakukan mudik lebaran.

"Jangan sepotong-potong atau satu aspek saja atau sifatnya sektoral atau kepentingan daerah saja. Tapi dilihat secara utuh baik dari hulu di tengah dan di hilir," jelas Jokowi.

Karena memang sebelumnya permasalahan mengenai pelaksanaan mudik jelang Ramadhan sedang kacau. Bahkan sebelumnya sudah ada puluhan warga masyarakat yang nekat melakukan mudik dari kota yang disebut sebagai zona merah ke daerah-daerah. Dan hal ini tentu saja membahayakan lebih banyak orang yang akan terjangkit virus Corona COVID-19. Sampai ada beberapa daerah yang memilih untuk melakukan local lockdown seperti yang dilakukan pemerintah kota Tegal, Jawa Tengah.

"Sudah barang tentu kita rindu untuk bisa pulang kampung halaman. Namun yang lebih penting mari kita jaga kampung halaman kita tetap sehat," kata Yuri di kantor BNPB, Rabu (1/4/2020).

Berbagai upaya sudah dilakukan karena pergerakan manusia dalam jumlah besar seperti mudik lebaran akan sangat berpotensi menambah angka penyebaran virus Corona.

4. Cara Penularan atau Infeksi Virus Corona COVID-19

Jangan Mudik #MediaLawanCovid19
Jangan Mudik #MediaLawanCovid19

Seperti kebanyakan virus yang hanya bisa menular atau menginfeksi melalui inang. Inang ini berupa manusia, hewan, tumbuhan, dan bahkan bakteri. Namun virus Corona COVID-19 hanya bisa menular atau menginfeksi melalui manusia ke manusia. Jadi, mudik lebaran memang berpotensi membuat angka penularan COVID-19 menjadi semakin besar. Karena interaksi antar manusia akan semakin rapat.

1. Seseorang akan dapat tertular atau terinfeksi virus Corona COVID-19 ketika tidak sengaja menghirup percikan ludah dari batuk dan bersin seorang penderita.

2. Kemudian ketika seseorang memegang mulut atau hidung tanpa mencuci tangan menggunakan sabun atau antiseptik, setelah memegang permukaan benda.

3. Melakukan interaksi dekat seperti bersentuhan dan berjabat tangan dengan penderita virus Corona COVID-19.

5. Cara Terbaik Menghindari Infeksi Virus Corona COVID-19

Penerapan Social Distancing di Jakarta
Sejumlah masyarakat melakukan jaga jarak aman di area publik di kawasan Thamrin, Jakarta, Rabu (18/3-2020). Jaga jarak atau prosedur social distancing measure harus diterapkan kepada masyarakat yang masih melakukan aktivitas di luar untuk memghindari penyebaran Covid-19. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Cara terbaik untuk menghindari infeksi virus Corona adalah dengan tetap berada di dalam rumah, melakukan social distancing atau physical distancing, hindari kontak dengan hewan, hindari berdekatan dengan orang sakit, masak daging dengan benar, gunakan masker ketika terpaksa berada di luar rumah, dan terakhir selalu usahakan untuk lebih sering mencuci tangan pakai sabun.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya