10 Bahaya Menggugurkan Kandungan, Bisa Rusak Rahim

Kenali bahaya menggugurkan kandungan sebelum melakukannya.

oleh Laudia Tysara diperbarui 01 Jun 2020, 18:30 WIB
Diterbitkan 01 Jun 2020, 18:30 WIB
Ilustrasi Aborsi
Ilustrasi Aborsi (iStockphoto)​

Liputan6.com, Jakarta Memiliki kondisi kandungan yang bermasalah sering kali dihadapkan dengan pilihan aborsi. Aborsi dikenal juga dengan sebutan menggugurkan kandungan. Kini, tidak hanya yang memiliki masalah kandungan, tetapi banyak orang dengan berbagai alasan memilih menggugurkan kandungan. 

salah satu asalan, biasanya mereka melakukan aborsi karena merasa belum siap memiliki anak. Praktik seperti ini sebenarnya cukup riskan, karena ada banyak sekali bahaya menggugurkan kandungan ini.

Salah satu masalah paling membahayakan, yakni adanya kerusakan rahim. Bahaya menggugurkan kandungan ini bahkan bisa mengancam sulitnya mengandung lagi. Jadi, untuk menangani memang tidak bisa main-main. Harus dengan dokter profesional dan bukan dengan dukun beranak yang menggunakan peralatan seadanya.

Bukan ingin menyepelekan dukun beranak, tetapi bahaya menggugurkan kandungan bahkan masih berisiko besar ketika ditangani dokter profesional. Jika tidak ditangani dengan benar, kemungkinan paling tinggi akan terjadi perdarahan dan trauma rahim. Bahkan, tidak menutup kemungkinan akan berujung pada kematian. Jadi, sebelum memutuskan untuk menggugurkan kandungan pahami dulu bahayanya.

Berikut Liputan6.com ulas bahaya menggugurkan kandungan dari berbagai sumber, Senin (1/6/2020).

Sepsis

Lip 6 default image
Gambar ilustrasi

Pada kasus yang lebih parah, bahaya menggugurkan kandungan bisa sami menyebabkan sepsis. Sepsis adalah infeksi bakteri yang masuk ke aliran darah dan berjalan ke seluruh tubuh. Jika semakin parah maka tekanan darah akan menurun sangat rendah.

Ada dua faktor penyebab peningkatan risiko mengalami sepsis setelah aborsi, yakni:

- Aborsi yang tidak sempurna (potongan jaringan sisa kehamilan masih terperangkap dalam tubuh setelah aborsi).

- Infeksi bakteri pada rahim selama aborsi (baik lewat pembedahan maupun dengan cara mandiri).

Gejala sepsis, yakni:

- Suhu tubuh sangat tinggi (di atas 38ºC) atau sangat rendah

- Perdarahan berat

- Nyeri parah

- Lengan dan kaki pucat, juga terasa dingin

- Sensasi linglung, kebingungan, gelisah, atau letih

- Gemetar menggigil

- Tekanan darah rendah, terutama saat berdiri

- Ketidakmampuan untuk buang air kecil

- Jantung berdebar cepat dan keras

- Sulit bernapas

Mandul dan Psikologis

Lip 6 default image
Gambar ilustrasi

Mandul

Bahaya menggugurkan kandungan bisa menyebabkan kemandulan. Sebab, akan terjadi luka dan pendarahan pada indung telur yang berpotensi mengakibatkan penumpukan darah. Kemudian penumpukan darah ini akan mengakibatkan  penyumbatan pada indung telur. Saluran indung telur yang tertutup akan sulit terjadi pembuahan dan kehamilan.

Masalah psikologis

Tidak hanya masalah fisik, bahaya menggugurkan kandungan bisa menyebabkan masalah psikologis. Akan muncul perasaan merasa bersalah, malu, stres, dan depresi setelah aborsi. Hal ini akan mengakibatkan komplikasi lebih parah jika dilakukan secara ilegal.

Kerusakan Rahim dan Infeksi Radang Panggul

Liputan 6 default 5
Ilustraasi foto Liputan 6

Kerusakan rahim

Aborsi bisa menyebabkan terjadinya kerusakan rahim. Jika rahim rusak maka kemungkinan bisa hamil menjadi semakin kecil. Bahaya menggugurkan kandungan ini terjadi pada 250 dari seribu kasus aborsi melalui pembedahan. 1 di antara seribu pada kasus aborsi obat (resep dan non-resep) yang dilakukan pada usia kehamilan 12-24 minggu.

Kerusakan rahim termasuk kerusakan leher rahim, perlubangan (perforasi) rahim, dan luka robek pada rahim (laserasi). Kerusakan juga bisa diamati ketika dokter sudah melakukan visualisasi laparoskopi.

Infeksi radang panggul

Infeksi peradangan panggul (PID) termasuk salah satu bahaya menggugurkan kandungan. Buruknya lagi, penyakit ini dapat menyebabkan peningkatan risiko kehamilan ektopik. Serta mengurangi kesuburan perempuan di masa depan dan bisa mengancam nyawa.

Risiko akan semakin meningkat pada kasus aborsi spontan. Sebab, ada peluang jaringan kehamilan terperangkap dalam rahim dan perdarahan hebat. Keduanya media yang baik untuk pertumbuhan bakteri. Bagi wanita yang sudah mengalami anemia dan kehilangan darah juga akan berisiko terkena infeksi.

Endometritis, Kanker Serviks, dan Kematian

Liputan 6 default 4
Ilustraasi foto Liputan 6

Endometritis

Menggugurkan kandungan bisa menyebabkan endometriosis. Endometritis, yakni peradangan pada lapisan rahim yang disebabkan infeksi. Sangat berisiko terjadi pada wanita yang melakukan aborsi, terutama remaja.

Sebaiknya segera periksakan ke dokter jika merasa mengalaminya. Hal ini untuk mengantisipasi bahwa infeksi yang tidak diobati dapat menyebabkan komplikasi. Terutama komplikasi pada organ reproduksi, kesuburan, dan kesehatan lainnya.

Kanker

Wanita yang sudah menggugurkan kandungan lebih berrisiko terkena kanker serviks. Kemungkinan bagi sekali aborsi sekitar 2.3 kali lipatnya. Bagi yang melakukannya dua kali atau lebih memiliki risiko hingga 4.92 kalinya.

Termasuk ada risiko peningkatan kanker ovarium dan kanker hati. Hal ini disebabkan karena adanya gangguan hormonal pada sel kehamilan.

Kematian

Penelitian yang dilakukan pada tahun 1997 di Finlandia, bagi perempuan yang aborsi empat kali lipat berisiko meninggal. Terutama bagi yang mengalami kehamilan pada usia muda. Kematiannya bahkan lebih besar dari bunuh diri dan melanjutkan kehamilan hingga 9 bulan.

Perdarahan Vagina Berat

[Fimela] Ilustrasi menstruasi
Ilustrasi perdarahan| unsplash.com/@erol

Bahaya menggugurkan kandungan, yakni bisa menyebabkan terjadinya perdarahan hebat. Perdarahan ini merupakan sebagai aborsi serius. Bahkan, bisa juga sampai disertai demam tinggi dan gumpalan jaringan janin dari rahim. Kemungkinan ini terjadi pada 1 dari 1000 kejadian aborsi.

Segala bentuk praktik aborsi sangat berisiko menyebabkan perdarahan hebat. Bahkan, bagi penggunaan obat legal maupun obat yang didapat ilegal. Perdarahan vagina yang sangat hebat bisa berujung pada kematian, terutama jika aborsi dilakukan secara ilegal dengan metode yang seadanya.

Perdarahan hebat, yakni:

- Adanya gumpalan darah/jaringan yang lebih besar dari bola golf

- Berlangsung selama 2 jam atau lebih

- Aliran darah deras sehingga harus mengganti pembalut lebih dari 2 kali dalam satu jam, selama 2 jam berturut-turut

- Perdarahan berat selama 12 jam berturut-turut

Infeksi

Ilustrasi Aborsi
Ilustrasi Aborsi (iStockphoto)​

Infeksi termasuk bahaya menggugurkan kandungan yang harus diwaspadai. Kejadian ini terjadi pada 1 dari setiap 10 kasus. Pada penelitian meta-analisis jurnal Lancet, dari 1.182 kasus aborsi medis rumah sakit, 27 persen pasien mengalami infeksi. Infeksi ini berlangsung selama 3 hari atau lebih sebagai efek aborsi.

Infeksi ini terjadi karena leher rahim akan melebar selama proses aborsi yang diinduksi obat aborsi. Hal inilah yang akan menyebabkan bakteri dari luar masuk dengan mudah ke dalam tubuh. Bisa sampai memicu timbulnya infeksi parah di rahim, saluran tuba, dan panggul.

Tanda dari infeksi setelah aborsi ini, yakni sakit kepala, nyeri otot, pusing, dan meriang hingga demam. Jika mengalami demam di atas suhu 38ºC sertai sakit perut dan punggung parah. Kemudian ketika kondisinya sulit berdiri dan cairan vagina berbau tidak normal. Sebaiknya segera lakukan pemeriksaan ke dokter.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya