Liputan6.com, Jakarta Manfaat tidur untuk kekebalan tubuh tak bisa disepelekan begitu saja. Tak jarang orang bisa tidur kurang dari 7 jam. Kebiasaan ini sangat merugikan kekebalan tubuh.
Baca Juga
Advertisement
Tidur adalah salah satu cara terbaik untuk meningkatkan pertahanan tubuh terhadap penyakit. Meski tidur bukanlah obat penyembuh penyakit, tidur yang cukup dan berkualitas adalah salah satu cara yang baik untuk meningkatkan kekebalan tubuh.
Tidur yang cukup sangat penting untuk membantu seseorang menjaga kesehatan optimal. Dalam hal daya tahan tubuh, tidur sama pentingnya dengan olahraga teratur dan makan gizi seimbang. Berikut 8 manfaat tidur untuk kekebalan tubuh, dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber, Selasa (9/6/2020).
Tidur bisa menghasilkan sitokin
Selama tidur, sistem kekebalan melepaskan protein yang disebut sitokin. Protein ini bekerja menargetkan infeksi dan peradangan yang secara efektif menciptakan respons imun. Sitokin tertentu perlu ditingkatkan ketika seseorang memiliki infeksi, peradangan, atau ketika sedang stres.
Sitokin merupakan protein multifaset yang membantu sistem kekebalan tubuh merespon antigen dengan cepat. Kurang tidur dapat mengurangi produksi sitokin pada tubuh. Kurang tidur yang kronis bahkan membuat vaksin flu kurang efektif.
Advertisement
Tidur bisa mendukung produksi sel T
Tidur membantu produksi sel T yang punya pengaruh besar pada kekebalan tubuh. Sel T merupakan sel darah putih yang memainkan peran penting dalam respons sistem kekebalan terhadap virus.
Dilansir dari Medical News Today, sel T berkontribusi pada respon imun tubuh ketika benda asing yang berpotensi berbahaya memasuki sistem tubuh. Sel-sel kekebalan ini mengenali patogen kemudian mengaktifkan integrin, yang merupakan jenis protein yang memungkinkan sel T untuk menempel dan mengatasi target mereka.
Sebuah studi Februari 2019 yang diterbitkan dalam Journal of Experimental Medicine menemukan bahwa tidur cukup bisa berpotensi untuk meningkatkan efektivitas tanggapan sel T. Para peneliti berteori bahwa ini terjadi karena hormon stres - yang dapat menghambat kemampuan sel T untuk membunuh patogen - menurun saat tidur.
Tidur bisa meningkatkan memori imunologis
Menurut Live Strong, memori imunologis merupakan kemampuan sistem kekebalan untuk mengenali antigen yang sudah ditemukan dan menghasilkan respons imun yang tepat. Tidur yang cukup bisa meningkatkan memori imunologis pada tubuh.
Misalnya, setelah melakukan vaksinasi, dianjurkan untuk tidur malam yang nyenyak. Ini bisa meningkatkan antibodi tubuh dua kali lipat, sehingga dapat memperkuat respons kekebalan alami terhadap patogen yang menyerang. Tidur nyenyak setelah vaksinasi bisa membantu meningkatkan kinerja vaksin. Sebaliknya, kurang tidur bisa menurunkan respons antibodi pasca-vaksinasi.
Advertisement
Mengurangi peradangan
Tidur cukup bisa mencegah timbulnya peradangan. Peningkatan hormon stres yang disebabkan oleh kurang tidur meningkatkan tingkat peradangan dalam tubuh. Peningkatan peradangan menciptakan risiko lebih besar untuk kondisi yang berkaitan dengan jantung, serta kanker dan diabetes.
Kekurangan tidur melemahkan penghalang dan fungsi seluler yang membentuk kekebalan. Faktanya, kurang tidur diketahui mengaktifkan tanda-tanda peradangan dan kerusakan sel yang tidak diinginkan. Tidur yang buruk juga telah sangat terkait dengan peradangan jangka panjang pada saluran pencernaan.
Tidur membantu memperbaiki tubuh
Tidur bukan cuma waktu untuk bersantai. Tidur juga merupakan waktu di mana tubuh bekerja keras memperbaiki kerusakan yang disebabkan oleh stres, sinar ultraviolet, dan paparan berbahaya lainnya.
Sel-sel tubuh menghasilkan lebih banyak protein saat tidur. Molekul protein ini membentuk blok bangunan untuk sel, memungkinkan mereka untuk memperbaiki kerusakan. Ini sebabnya tidur yang cukup bisa mempercepat penyembuhan penyakit.
Advertisement
Tidur cukup membantu mencegah penyakit kronis
Kualitas dan durasi tidur dapat memiliki pengaruh besar pada banyak faktor risiko kesehatan. Tidur cukup bisa memengaruhi kesehatan dalam jangka panjang. Tidur yang tidak teratur bisa memengaruhi faktor risiko penyakit kardiovaskular seperti nutrisi, metabolisme dan peradangan.
Tidur cukup bisa menurunkan risiko penyakit jantung dan stroke. Saat tidur, tekanan darah turun, membuat jantung dan pembuluh darah sedikit beristirahat. Selain masalah kesehatan yang berhubungan dengan jantung, kekurangan tidur kronis juga meningkatkan peluang seseorang pada obesitas dan diabetes. Tidur juga bisa memengaruhi kontrol gula darah dan mengurangi sensitivitas insulin.
Cegah obesitas
Obesitas dikaitkan dengan banyak risiko peradangan dan penurunan kekebalan tubuh. Tidur cukup bisa menstabilkan hormon yang terkait nafsu makan. Tidur yang cukup bisa menurunkan kadar ghrelin, hormon yang merangsang nafsu makan dan meningkatkan leptin hormon yang menekan nafsu makan.
Faktanya, durasi tidur pendek adalah salah satu faktor risiko terkuat untuk obesitas. Kurang tidur mengganggu fluktuasi harian dalam hormon nafsu makan. Orang yang kurang tidur cenderung memiliki nafsu makan lebih besar dan cenderung makan lebih banyak kalori.
Advertisement
Tingkatkan stamina
Tidur yang cukup bisa meningkatkan stamina harian. Durasi tidur yang lebih sedikit juga dikaitkan dengan kinerja fisik yang buruk. Tubuh bisa memperbaiki dirinya selama tidur. Ini bisa membuat intensitas kinerja, kecepatan dan yang lebih baik serta lebih banyak energi. Tidur membantu tubuh memperbaiki, meregenerasi, dan memulihkan stamina tubuh.
Tidur sama pentingnya dengan mengonsumsi kalori dan nutrisi yang cukup. Sebuah studi di lebih dari 2.800 wanita menemukan bahwa kurang tidur dikaitkan dengan berjalan lebih lambat, kekuatan cengkraman yang lebih rendah, dan kesulitan yang lebih besar dalam melakukan kegiatan mandiri. Istirahat malam yang baik dapat membantu tubuh menghindari perasaan lelah.