Kisah Pilu Keluarga Tinggal di Bekas Kandang Sapi Selama 8 Tahun

Anak sulung pasangan suami istri itu ikut bekerja untuk membantu keluarganya.

oleh Dyah Mulyaningtyas diperbarui 09 Jul 2020, 14:40 WIB
Diterbitkan 09 Jul 2020, 14:40 WIB
Kisah Pilu Keluarga Tinggal di Bekas Kandang Sapi Selama 8 Tahun
Kisah Pilu Keluarga Tinggal di Bekas Kandang Sapi Selama 8 Tahun (Sumber: mStar)

Liputan6.com, Jakarta Rumah yang layak huni adalah kebutuhan bagi sebagian besar orang. Dengan menempati rumah yang baik, seseorang dapat beristirahat dan berlindung dari teriknya sinar matahari maupun hujan. Selain itu, banyak aktivitas yang bisa dilakukan di rumah.

Namun tidak semua orang dapat memiliki rumah layak huni. Bahkan ada pula orang yang terpaksa tinggal di tempat seadanya, karena tidak mampu membangun rumah yang baik. Kemiskinan menjadi faktor utama mengapa orang-orang tersebut menghuni tempat tinggal yang kurang layak.

Seperti yang dialami oleh salah satu keluarga kecil di Malaysia ini. Kemiskinan membuat keluarga tersebut tidak mampu untuk membangun rumah yang baik. Mirisnya lagi, keluarga ini terpaksa menempati bekas kandang sapi selama 8 tahun.

Kisah keluarga yang tinggal di kandang sapi ini mendapat perhatian Ustaz Ebit Lew asal Malaysia. Menurut sebuah unggahan di akun Facebooknya, pendakwah terkenal itu mengungkapkan bahwa ia merasa terkejut dengan kehidupan keluarga kecil tersebut.

"Terkejut membaca kisah delapan tahun tinggal di kandang sapi. Tak menyangka ada orang yang tinggal di tempat seperti itu, dibersihkan untuk dijadikan tempat tinggal," kata Ustaz Ebit seperti dikutip oleh Liputan6.com dari mStar, Kamis (9/7/2020).

Bisa Pindah di Rumah yang Lebih Layak

Kisah Pilu Keluarga Tinggal di Bekas Kandang Sapi Selama 8 Tahun
Kisah Pilu Keluarga Tinggal di Bekas Kandang Sapi Selama 8 Tahun (Sumber: mStar)

Menurut Ustaz Ebit, sebelumnya keluarga itu memiliki rumah yang lebih baik, namun telah musnah dalam sebuah insiden kebakaran pada delapan tahun silam. Setelah kejadian itu, keluarga tersebut hanya mampu tinggal di sebuah kandang sapi di Pantai Cahaya Bulan, Kota Bharu, Kelantan.

"Rumah yang dulu terbakar. Yang sekarang panas dan sempit, tapi bersih rapi. Kalau masuk harus merunduk karena sangat rendah. Yang tinggal di sini adalah pasangan suami istri bersama tiga anak masih kecil. Kepala keluarga bekerja serabutan," ungkap Ustaz Ebit.

Anak sulung dari pasangan suami istri ini bahkan turut bekerja untuk membantu keuangan keluarganya. Berusia 12 tahun, anak tersebut bekerja di toko orang dengan upah Rp 34 ribu dalam sehari.

Ustaz tersebut merasa sedih melihat tempat tinggal keluarga itu, dan kehidupannya yang begitu berbeda dari orang lain. Namun kini ia merasa lega dan senang karena bisa mendapatkan sebuah rumah yang layak untuk keluarga tersebut.

Waktu membaca ada keluarga tinggal di kandang sapi di dekat Kota Bharu, saya merasa sedih. Saya Langsung menuju ke sana," kata Ustaz Ebit

"Syukur Alhamdulillah, hari ini kami bisa memindahkan mereka ke sebuah rumah dua lantai di Tumpat. Saya sudah bayar uang muka dan akan biayai bulan-bulan berikutnya, InsyaAllah," tambah Ustaz.

Netizen Ikut Bersimpati

Kisah Pilu Keluarga Tinggal di Bekas Kandang Sapi Selama 8 Tahun
Kisah Pilu Keluarga Tinggal di Bekas Kandang Sapi Selama 8 Tahun (Sumber: mStar)

Melalui unggahannya, Ustaz Ebit juga membeli beberapa peralatan dan perabotan rumah tangga untuk digunakan oleh keluarga tersebut. Tak hanya itu, ia juga memberikan sedikit uang belanja agar kehidupan keluarga ini jauh lebih baik.

Unggahan Ustaz Ebit itu mengundang simpati dari netizen. Ada pula warganet yang memuji keluarga itu karena tetap menjaga kebersihan meski tinggal di bekas kandang sapi yang biasanya bau dan kotoran.

"Alhamdulillah lihat keluarga ini, walaupun hidup susah tapi kebersihan tetap terjaga. Saya suka melihatnya, lingkungan rumah sangat bersih. Sementara sebagian orang yang hidup susah, anak-anak sudah dewasa tetapi kebersihan mereka tidak terjaga," tulis netizen tersebut.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya