Liputan6.com, Jakarta Aqidah adalah sebuah istilah yang tidak asing lagi bagi umat Islam. Bahkan bisa dibilang pemahaman tentang aqidah adalah landasan dari ajaran Islam. Dalam istilah agama Islam, aqidah juga bisa dimaknai sebagai iman.
Setiap umat muslim diharuskan untuk memiliki aqidah yang benar terlebih dahulu. Namun, sebelum itu kamu tentunya perlu mengenali dan memahami apa itu aqidah secara mendalam. Pasalnya, aqidah adalah keyakinan dasar seseorang.
Advertisement
Baca Juga
Aqidah adalah hal wajib yang harus dimiliki seorang muslim. Aqidah umat Islam berdasarkan kepada ajaran Islam itu sendiri, yaitu bersumber pada Al-Qur’an dan hadis. Pemahaman aqidah yang benar dapat membuat keyakinan seorang muslim menjadi lebih kuat.
Berikut Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Senin (7/6/2021) tentang aqidah adalah.
Pengertian Aqidah
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, aqidah adalah kepercayaan dasar atau keyakinan pokok. Dalam bahasa Arab, aqidah adalah kata yang berasal dari al-'aqdu yang berarti ikatan, at-tautsiiqu yang berarti kepercayaan atau keyakinan yang kuat, al-ihkaamu yang artinya mengokohkan (menetapkan), dan ar-rabthu biquw-wah yang berarti mengikat dengan kuat. Aqidah adalah apa yang diyakini oleh seseorang. Aqidah merupakan perbuatan hati, yaitu kepercayaan hati dan pembenaran terhadap sesuatu.
Sementara itu, menurut istilah atau terminologi, aqidah adalah iman yang teguh dan pasti, yang tidak ada keraguan sedikit pun bagi orang yang meyakininya. Jadi, secara bahasa aqidah adalah keyakinan yang kokoh atas sesuatu sehingga tidak ada keraguan yang mengiringinya. Keyakinan ini tentu saja harus sesuai dengan realita agar aqidah yang dimiliki menjadi benar.
Aqidah Islamiyyah adalah keimanan yang teguh dan bersifat pasti kepada Allah SWT dengan segala pelaksanaan kewajiban, bertauhid dan taat kepadaNya, beriman kepada para malaikatNya, rasul-rasulNya, kitab-kitabNya, hari Akhir, takdir baik dan buruk. Semua hal tersebut memiliki sumber Al-Qur’an dan hadis.
Advertisement
Aqidah yang Benar
Aqidah adalah apa yang diyakini oleh seseorang. Setiap agama memiliki aqidah sendiri yang dipercayai. Dalam Islam, aqidah yang dimiliki umat Islam berasal dari Allah SWT, Dzat yang Maha Mengetahui.
Salah satu buktinya adalah dengan merunut kisah para nabi dan apa yang diajarkannya. Allah mengutus nabi dan Rasul dengan jarak yang bervariasi antara satu dengan lainnya. Bahkan bisa berjarak ratusan tahun. Selain itu, lokasi para nabi tersebut berdakwah juga berbeda-beda. Namun, jika melihat dari ajaran yang disampaikan, maka aqidah yang diajarkan oleh para nabi tersebut merupakan aqidah yang sama.
Berkebalikan dengan aqidah yang benar, aqidah yang salah adalah segala bentuk aqidah yang bertentangan dengan wahyu dan firman Allah SWT. Termasuk aqidah yang bersumber dari akal manusia, wahyu yang diselewengkan, dan lain sebagainya. Jadi, Aqidah adalah yang bersumber dari wahyu dan firman Allah SWT dari Al-Qur’an dan hadis Nabi Muhammad SAW.
Â
Â
Penjabaran Aqidah
Dalam Islam, aqidah adalah masalah-masalah ilmiyah yang asalnya dari Allah SWT dan Rasul. Oleh karena itu, wajib bagi setiap muslim untuk memiliki keyakinan yang utuh terhadap hal tersebut sebagai bentuk pembenaran terhadap Allah SWT dan Rasulnya.
Sebenarnya, istilah aqidah adalah istilah baru yang tidak dikenal dalam Al-Qur’an dan Sunah. Namun, penggunaan istilah yang jamak di kalangan para ulama menjadikan istilah ini boleh digunakan. Istilah lain yang semakna dengan aqidah di antaranya adalah fiqhul akbar, iman, sunah, tauhid, syariah, dan ushuluddin.
Masing – masing istilah ini sering kali dipakai secara khusus sesuai dengan makna yang lebih luas ataupun lebih sempit dari makna aqidah. Seperti istilah iman yang membahas mengenai ketundukan terhadap wahyu. Atau istilah ushuluddin yang sering digunakan sebagai istilah dalam menyebut fakultas aqidah sebagai fakultas ushuluddin di beberapa universitas Timur Tengah.
Ada beberapa macam penjabaran tentang tauhid menurut ulama, yaitu sebagai berikut:
- Al-Uluhiyyah, (al-Fatihah ayat 4 dan an-Nas ayat 3). Mengesakan Allah SWT dalam ibadah, yakni beribadah hanya kepada Allah dan karenaNya semata.
- Ar-Rububiyyah, (al-Fatihah ayat 2, dan an-Nas ayat 1). Mengesakan Allah SWT dalam perbuatanNya, yakni mengimani dan meyakini bahwa hanya Allah yang mencipta, menguasai dan mengatur alam semesta ini.
- Al-Asma' was-Sifat, (al-Ikhlas ayat 1-4, dan an-Nahl ayat 62). Mengesakan Allah SWT dalam asma dan sifatNya, artinya mengimani bahwa tidak ada makhluk yang serupa dengan Allah SWT, dalam dzat, asma maupun sifat.
Tauhid itu cuma satu tidak dibagi-bagi, menjadikan satu sebagaimana makna asalnya dengan tiga macam penjabaran/penjelasan, seperti yang tersebut di atas dan tidak ada istilah Tauhid Mulkiyah ataupun Tauhid Hakimiyah karena istilah ini adalah istilah yang baru.
Apabila yang dimaksud dengan Hakimiyah itu adalah kekuasaan Allah SWT, maka hal ini sudah masuk ke dalam kandungan Rububiyah Allah SWT. Apabila yang dikehendaki dengan hal ini adalah pelaksanaan hukum Allah SWT di muka bumi, maka hal ini sudah masuk ke dalam Uluhiyah Allah, karena hukum itu milik Allah SWT dan tidak boleh kita beribadah melainkan hanya kepada Allah SWT semata.
Â
Â
Advertisement