Liputan6.com, Jakarta Metabolisme adalah suatu proses yang sangat penting di dalam tubuh. Proses ini bertujuan untuk mempertahankan kehidupan yang terjadi di dalam suatu organisme. Sederhananya, metabolisme adalah proses perputaran atau gerak berputar.
Metabolisme adalah suatu proses yang mengubah makanan dan minuman yang kamu konsumsi menjadi energi. Energi yang dihasilkan membuat tubuh dapat berfungsi dengan baik, sehingga kamu bisa melakukan aktivitas sehari-hari.
Metabolisme menghasilkan energi untuk tubuh. Energi ini dibutuhkan tubuh agar sel dan jaringan yang ada di dalam tubuh tetap sehat, tumbuh dan berkembang, serta fungsinya berjalan dengan baik. Jadi, sudah semestinya kamu memperhatikan kesehatan metabolisme tubuhmu.
Advertisement
Berikut Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Rabu (3/11/2021) tentang metabolisme adalah.
Metabolisme adalah
Metabolisme adalah proses mengubah makanan menjadi energi. Bahkan, ketika tidur tubuh tetap membutuhkan energi untuk melakukan berbagai hal seperti bernapas dan memperbaiki kerusakan sel.
Metabolisme adalah proses yang tidak hanya berguna membakar lemak, juga akan membantu pernapasan, sirkulasi darah, mengontrol suhu tubuh, serta mencerna makanan. Meski begitu, metabolisme tubuh tidak 100 persen berada di bawah kendali manusia. Terdapat banyak faktor yang bisa memengaruhi matabolisme, seperti tipe tubuh, jenis kelamin, serta usia.
Tujuan Utama Metabolisme
Tiga tujuan utama metabolisme adalah:
1. Mengonversi makanan menjadi energi untuk menjalankan proses pada tingkat seluler
2. Mengonversi makanan/bahan bakar menjadi bahan baku penyusun protein, lipid, asam nukleat dan beberapa jenis karbohidrat.
3. Mengeliminasi limbah metabolis.
Advertisement
Faktor yang Memengaruhi Tingkat Metabolisme
Laju metabolisme atau seberapa banyak kalori yang dibakar oleh tubuh untuk menghasilkan energi biasanya berbeda-beda pada setiap orang. Hal tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor yang memengaruhi laju metabolisme adalah sebegai berikut:
- Jenis kelamin. Laki-laki biasanya memiliki massa otot yang lebih besar dibandingkan wanita sehingga pembakaran energinya lebih cepat.
- Usia. Massa otot berkurang seiring bertambahnya usia. Hal ini membuat tingkat pembakaran energi juga menurun.
- Ukuran dan komposisi tubuh. Tingkat metabolisme orang yang bertubuh besar lebih cepat karena mereka membutuhkan banyak energi.
- Keturunan. Faktor genetik atau keturunan bisa memengaruhi pertumbuhan dan ukuran jaringan otot, yang nantinya akan memengaruhi metabolisme tubuh seseorang.
- Hormon. Terganggunya produksi atau kerja hormon tiroid dapat meningkatkan atau menurunkan metabolisme tubuh.
- Konsumsi makanan dan minuman. Kurangnya mengonsumsi makanan dan minuman dapat memperlambat metabolisme tubuh. Sebaliknya, metabolisme tubuh dapat meningkat jika kamu banyak makan atau minum.
- Aktivitas fisik. Berbagai jenis olahraga dan aktivitas fisik dapat memicu tubuh untuk membakar lebih banyak energi, terlebih bila dilakukan secara rutin.
- Kondisi medis tertentu. Beberapa orang mungkin mempunyai kondisi medis yang memengaruhi laju metabolismenya.
Jenis Reaksi Metabolisme
Metabolisme adalah proses dasar yang dialami oleh setiap makhluk hidup. Jenis reaksi yang terjadi selama proses metabolisme terbagi menjadi dua, yaitu katabolisme dan anabolisme.
Secara umum, metabolisme adalah proses yang memiliki dua arah lintasan reaksi kimia organik, yaitu:
- Katabolisme, yaitu reaksi untuk menghasilkan energi dengan cara mengurai senyawa organik, seperti pemecahan glukosa menjadi piruvat oleh proses respirasi seluler. Contohnya, karbohidrat dari nasi yang kamu makan akan dipecah menjadi glukosa. Glukosa lalu dibawa oleh darah dan diedarkan ke setiap sel tubuh. Begitu berada di dalam sel, glukosa akan diuraikan kembali dalam serangkaian reaksi kimia hingga menghasilkan energi. Inilah yang disebut sebagai katabolisme. Energi dari katabolisme selanjutnya dapat digunakan dalam berbagai fungsi tubuh.
- Anabolisme, yaitu reaksi yang memerlukan energi untuk menyusun (sintesis) senyawa organik seperti protein, karbohidrat, lipid, dan asam nukleat dari molekul-molekul tertentu. Anabolisme adalah proses pembentukan molekul baru untuk menjalankan fungsi tubuh. Proses ini terjadi saat tubuh memperbaiki jaringan yang rusak, menghasilkan hormon, dan sebagainya. Anabolisme akan menghabiskan energi. Energi yang digunakan tubuh dalam melakukan anabolisme berasal dari katabolisme. Berbagai zat di dalam sel akan dikumpulkan, kemudian dibentuk menjadi suatu zat baru yang bisa digunakan tubuh untuk menjalankan fungsinya.
Kedua arah lintasan metabolisme tersebut diperlukan setiap organisme untuk dapat bertahan hidup. Arah lintasan metabolisme ditentukan oleh suatu senyawa yang disebut sebagai hormon, dan dipercepat (dikatalisis) oleh enzim. Pada senyawa organik, penentu arah reaksi kimia disebut promoter dan penentu percepatan reaksi kimia disebut katalis.
Advertisement
Cara Meningkatkan Metabolisme Tubuh
Makan sedikit tapi sering
Cara meningkatkan metabolisme tubuh ini selain membantu merasa kenyang, sekaligus membantu untuk menjaga kadar gula darah dalam kisaran yang baik, serta mampu mencegah lonjakan insulin yang menjadi penyebab peningkatan berat badan. Coba untuk membagi porsi makan jadi enam kali sehari dengan masing-masing makanan mengandung sekitar 300 kalori.
Jaga asupan kalori dan protein
Apabila sedang berusaha menurunkan berat badan, tetap jaga asupan kalori kamu. Pasalnya, ketika mengurangi banyak kalori, metabolisme tubuh justru mengira makanan yang dikonsumsi sangat langka dan akan memperlambat proses pencernaan dalam tubuh. Kemudian, tubuh akan berusaha menghemat energi lalu berdampak pada penurunan pembakaran lemak.
Selain itu, tubuh perlu lebih banyak waktu untuk memecah protein dibandingkan lemak atau karbohidrat. Hal tersebut bisa membuat kamu merasa kenyang lebih lama dan protein juga dapat meningkatkan metabolisme tubuh saat mengonsumsi protein.
Tidur yang cukup
Dari berbagai penelitian menemukan bahwa tidur jadi salah satu cara meningkatkan metabolisme tubuh. Berdasar studi yang diterbitkan di Journal of Lipid Research menemukan, setelah beberapa hari kurang tidur, para peserta studi tidak merasa kenyang setelah makan dan metabolisme lemak yang berasal dari makanan mereka berubah.
Tingkatkan intensitas olahraga
Menurut saran Walt Thompson, PhD, profesor kinesiologi dan kesehatan dan nutrisi di Georgia State University, ketika kamu sudah terbiasa olahraga rutin, tubuh akan beradaptasi sehingga metabolisme tidak terpacu. Untuk menyiasatinya, kamu bisa berolahraga lebih sering atau lebih keras dari biasanya.
Kelola stres
Penelitian menunjukkan bahwa ketika stres, metabolisme tubuh akan berantakan. Ada beberapa alasan untuk ini, tapi salah satunya adalah stres kronis dapat merangsang produksi betatrophin, protein yang bisa menghambat enzim yang dibutuhkan untuk memecah lemak.
Penelitian lain menemukan bahwa wanita yang mengalami stres sehari sebelum konsumsi makanan tinggi lemak justru membakar 104 kalori lebih sedikit dalam tujuh jam setelahnya dibanding rekan mereka yang tidak stres.