7 Fakta Covid-19 Varian Delta Plus AY.4.2, Mulai Terdeteksi di Singapura

Covid-19 Varian Delta Plus termasuk varian baru.

oleh Anugerah Ayu Sendari diperbarui 03 Nov 2021, 20:30 WIB
Diterbitkan 03 Nov 2021, 20:30 WIB
Ilustrasi Covid-19, virus corona
Ilustrasi Covid-19, virus corona. Kredit: Miroslava Chrienova via Pixabay

Liputan6.com, Jakarta Virus COVID-19 terus mengalami mutasi seiring berjalannya waktu. Salah satu mutasi yang ditemukan adalah mutasi delta. Dari varian delta ini, kemudian muncul subvarian baru yang disebut dengan delta plus atau varian AY.4.2.

Varian virus delta plus diyakini lebih menular dari varian lain. Penyebaran varian inilah yang sedang diwaspadai oleh Indonesia. Diketahui, varian delta plus sudah muali terdeteksi di Singapura. Virus ini juga sudah mulai ditemukan di Inggris. 

Hingga saat ini, varian delta plus masih terus dipelajari efeknya. Menurut para ahli, varian ini berpotensi masuk ke Indonesia. Berikut fakta mengenai COVID-19 varian Delta Plus, dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber, Rabu(03/11/2021).


Turunan dari delta

Ilustrasi coronavirus, virus corona, koronavirus, Covid-19. Kredit: Fernando Zhiminaicela via Pixabay (Arfandi Ibrahim/Liputan6.com)
Ilustrasi coronavirus, virus corona, koronavirus, Covid-19 Fernando Zhiminaicela via Pixabay (Arfandi Ibrahim/Liputan6.com)

Varian delta plus merupakan subvarian dari varian delta yang sangat menular dari virus corona. Delta plus memiliki nama lain AY.4.2. Varian ini merupakan kombinasi antara varian Delta AY.4 dengan mutasi pada spike S:Y145H.

AY.4.2 adalah cabang dari Delta yang mencakup beberapa mutasi baru yang mempengaruhi protein spike, yang digunakan virus untuk menembus sel-sel. Subvarian ini berisi perubahan yang dapat memberikan keunggulan kelangsungan hidup virus dibandingkan varian lainnya.


Termasuk variant of interest

Gambar ilustrasi Virus Corona COVID-19 ini diperoleh pada 27 Februari 2020 dengan izin dari Centers For Desease Control And Prevention (CDC). (AFP)
Gambar ilustrasi Virus Corona COVID-19 ini diperoleh pada 27 Februari 2020 dengan izin dari Centers For Desease Control And Prevention (CDC). (AFP)

World Health Organization (WHO) mengklasifikasikan AY.4.2 ke dalam variant of interest. Varian of interest diidentifikasikan sebagai penyebab penularan komunitas yang signifikan atau beberapa klaster COVID-19.

Tidak seperti Delta, bagaimanapun, varian 'Delta Plus' belum dianggap sebagai "varian perhatian (variant of concerns)" --kategori tertinggi yang diberikan untuk varian sesuai dengan tingkat risiko mereka.


Lebih menular

Ilustrasi virus corona, COVID-19, Long COVID
Ilustrasi virus corona, COVID-19, Long COVID. (Photo by kjpargeter on Freepik)

Melansir Healthline, ada beberapa bukti awal bahwa Delta AY.4.2 lebih menular. Menurut Prof. Francois Balloux , direktur Institut Genetika Universitas College London (UCL), AY.4.2 bisa menjadi sekitar 10% lebih menular daripada varian Delta asli.

Data menunjukkan AY.4.2 bisa 10 persen lebih menular daripada varian Delta. Peningkatan 10 persen dapat menjadikan varian baru yang paling menular. Namun, para ahli mengatakan bahwa lebih menular tidak selalu berarti lebih mengkhawatirkan.


Terdeteksi di Inggris

Banner Ilustrasi Lonjakan Covid-19
Banner Ilustrasi Lonjakan Covid-19 (Liputan6.com/Triyasni)

Menurut data resmi terbaru, AY.4.2, juga disebut "Delta Plus," telah diidentifikasi pada sekitar 6 persen kasus di Inggris. Badan Keamanan Kesehatan Inggris mengungkapkan bahwa subtipe baru Delta plus menyebar di Inggris. Ini telah menimbulkan kekhawatiran bahwa ini dapat meningkatkan tingkat infeksi lebih jauh.

Badan tersebut melaporkan bahwa varian tersebut menyumbang 6% dari semua sekuens genetik SARS-CoV-2 pada minggu yang dimulai 27 September 2021, minggu terakhir di mana data sekuensing lengkap tersedia.


Terdeteksi di Singapura

Seorang pengunjung, yang mengenakan masker pelindung di tengah kekhawatiran tentang penyebaran Virus Corona COVID-19, berjalan di sepanjang Merlion Park di Singapura pada 17 Februari 2020. (Roslan RAHMAN / AFP)
Seorang pengunjung, yang mengenakan masker pelindung di tengah kekhawatiran tentang penyebaran Virus Corona COVID-19, berjalan di sepanjang Merlion Park di Singapura pada 17 Februari 2020. (Roslan RAHMAN / AFP)

Pada Kamis, 28 Oktober 2021, Singapura melaporkan temuan pertama kasus Delta Plusnya. Meski sudah terdeteksi, Kementerian Kesehatan mengatakan tidak ada bukti penyebaran ke masyarakat dari kasus tersebut.


Kasus di negara lain

Sekda Positif COVID-19, Seluruh Pegawai di Balai Kota Cirebon Ikut Tes Swab Massal
ilustrasi virus corona covid-19 copyright by diy13 (Shutterstock)

Data dari database pelaporan virus GISAID juga menunjukkan bahwa kasus subvarian telah dilaporkan di Amerika Serikat, Kanada, Australia, dan sebagian Eropa Barat.

Hingga 16 Juni , setidaknya 197 kasus Delta Plus telah ditemukan di 11 negara – Inggris (36), Kanada (1), India (8), Jepang (15), Nepal (3), Polandia (9), Portugal (22), Rusia (1), Swiss (18), Turki (1), Amerika Serikat (83).


Belum jadi strain dominan

Ilustrasi Covid-19
Ilustrasi Covid-19 (Foto: Shutterstock By CrispyPork)

Meski sudah dideteksi di sejumlah negara, para ahli telah mencatat bahwa AY.4.2 belum menjadi strain dominan di negara-negara di mana AY.4.2 telah dilaporkan. Hingga saat ini, efek dari varian Delta Plus masih terus diteliti.

"Efek dari varian ini masih dipelajari. Untuk sementara, AY.4.2 memiliki tingkat penularan dan keparahan penyakit seperti varian Delta," kata Kementerian Kesehatan Singapura.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya