Fatanah Artinya Cerdas, Ketahui Sifat Wajib Rasul Lainnya

Fatanah artinya memiliki tingkat kecerdasan tinggi.

oleh Laudia Tysara diperbarui 05 Agu 2022, 13:00 WIB
Diterbitkan 05 Agu 2022, 13:00 WIB
Ilustrasi Al-Qur'an
Ilustrasi Al-Qur'an (Photo by Anis Coquelet on Unsplash)

Liputan6.com, Jakarta - Memahami fatanah artinya salah satu sifat wajib Rasul. Ini berarti fatanah artinya sifat yang pasti ada dalam diri seorang Rasul. Secara bahasa, fatanah artinya cerdas atau memiliki tingkat kecerdasan tinggi.

Dalam buku berjudul Keajaiban Teknik Selling Rasulullah (2013) oleh Freddy Rangkuti, fatanah artinya salah satu sifat wajib yang dimiliki seorang rasul atau nabi dalam rangka menyampaikan wahyu dan kebenaran dari Allah kepada manusia.

Mengenai fatanah artinya cerdas sebagai sifat wajib Rasul, ditegaskan Allah SWT dalam Al-Qur’an surat al-An’am ayat 90:

“Mereka itulah orang-orang yang telah diberi petunjuk oleh Allah, maka ikutilah petunjuk mereka. Katakanlah: "Aku tidak meminta upah kepadamu dalam menyampaikan (Al-Quran)". Al-Quran itu tidak lain hanyalah peringatan untuk seluruh ummat.”

Berikut Liputan6.com ulas lebih mendalam tentang fatanah artinya cerdas, dan sifat wajib Rasul lainnya, Kamis (5/8/2022).

Penjelasan Fatanah Artinya Cerdas

Syariat Syirkah dalam Al-Qur’an Surat Al-Anfal Ayat 41
Ilustrasi Al-Qur'an Credit: pexels.com/Ali

Memahami fatahan artinya sifat wajib yang dimiliki oleh seorang Rasul. Secara bahasa, fatanah artinya cerdas. Seorang Rasul haruslah cerdas atau memiliki tingkat kecerdasan yang tinggi. Fatanah artinya sifat yang pasti ada dalam diri Rasul.

Dalam buku berjudul Buku Pintar Agama Islam SD Kelas 4, 5, & 6 oleh M. Syafi'ie el-Bantanie, ‎Seno Teguh Pribadi, dijelaskan sifat wajib bagi para rasul adalah sifat yang pasti ada dalam diri Rasul.

Fatanah artinya sebagai sifat wajib karena kemampuan atau kecerdasan ini sangat dibutuhkan Rasul untuk menjalankan tugas yang diberikan Allah SWT menghadapi umat manusia. Sifat fatanah artinya akan membawa manusia menempuh jalan yang benar dan diridai-Nya.

Dalam buku berjudul Pendidikan Agama Islam oleh Rosidin, dijelaskan sifat wajib bagi para rasul adalah siddiq, amanah, tabligh, dan fatanah. Pahami lebih mendalam tentang sifat wajib fatanah.

Pasangan sifat mustahil sesuai fatanah artinya cerdas adalah baladah artinya bodoh. Dicontohkan, ketika Rasulullah SAW menyampaikan ribuan ayat Al-Qur’an, menjelaskan dalam puluhan ribu hadis, menjelaskan firman-firman Allah SWT, sehingga dituntut memiliki kemampuan berdebat dengan orang kafir dengan cara sebaik mungkin.

Fatanah artinya cerdas sifat wajib Rasul yang untuk menyampaikan wahyu dan kebenaran dari Allah SWT. Dalam buku berjudul Keajaiban Teknik Selling Rasulullah (2013) oleh Freddy Rangkuti, fatanah artinya salah satu sifat wajib yang dimiliki seorang rasul atau nabi dalam rangka menyampaikan wahyu dan kebenaran dari Allah kepada manusia.

Mengenai fatanah artinya cerdas sebagai sifat wajib Rasul, ditegaskan Allah SWT dalam Al-Qur’an surat al-An’am ayat 90:

“Mereka itulah orang-orang yang telah diberi petunjuk oleh Allah, maka ikutilah petunjuk mereka. Katakanlah: "Aku tidak meminta upah kepadamu dalam menyampaikan (Al-Quran)". Al-Quran itu tidak lain hanyalah peringatan untuk seluruh ummat.”

Oleh karena itu, wajar jika Rasulullah SAW punya banyak peran semasa hidup. Beliau berperan sebagai tokoh Islam, pemimpin, pebisnis, panglima perang, hingga politisi.

Sifat Wajib Rasul Lainnya Selain Fatanah

Ilustrasi Al-qur'an
Ilustrasi Al-Qur'an (sumber: GR Stocks)

Apabila sudah memahami fatanah artinya cerdas sebagai sifat wajib Rasul, selanjutnya ketahui sifat wajib Rasul lainnya. Sifat wajib Rasul lainnya adalah siddiq, amanah, dan tabligh. Ini penjelasannya yang Liputan6.com lansir dari berbagai sumber.

Siddiq Artinya Benar atau Jujur:

Memahami sifat wajib bagi para rasul adalah siddiq yang artinya benar atau jujur. Seorang Rasul tentunya tidak akan pernah berbohong kepada siapa pun. Pasangan sifat mustahilnya adalah khizib artinya dusta.

Dicontohkan kejujuran Nabi Muhammad SAW tak hanya terkenal di kalangan sahabat, tetapi para musuh. Hal ini ditegaskan dalam hadis yang diriwayatkan Ali RA bahwa Abu Jahal pernah berkata kepada Rasulullah SAW:

"Kami tidak menganggap engkau dusta, tapi menganggap dusta ajaran yang engkau bawa."

Kemudian dicontohkan pada kisah nabi Ibrahim AS. Ibrahim mengatakan kepada ayahnya bahwa apa yang disembah ayahnya itu tidak memberi manfaat sama sekali.

Peristiwa ini diabadikan dalam firman Allah SWT:

وَاذۡكُرۡ فِى الۡكِتٰبِ اِبۡرٰهِيۡمَ ۚ اِنَّهٗ كَانَ صِدِّيۡقًا نَّبِيًّا

Wazkur fil Kitaabi Ibraahiim; innahuu kaana siddiiqan Nabiyyaa

Artinya:

"Dan ceritakanlah (Muhammad) kisah Ibrahim di dalam Kitab (Al-Qur'an), sesungguhnya dia adalah seorang yang sangat membenarkan, seorang Nabi." (QS. Maryam ayat 41)

Amanah Artinya dapat Dipercaya:

Memahami sifat wajib bagi para rasul adalah amanah yang artinya dapat dipercaya. Sebagai orang yang menerima wahyu Allah SWT untuk disampaikan kepada manusia, sifat ini wajib dimiliki oleh Rasul dalam melaksanakan tugas-tugasnya menyampaikan kebenaran.

pasangan sifat mustahilnya adalah khiyanah artinya curang. Dicontohkan, saat kaum nabi Nuh AS mendustakan Allah, Allah pun berfirman untuk menegaskan bahwa Nuh AS merupakan orang yang terpercaya melalui firman Allah SWT berikut ini:

"Ketika saudara mereka (Nuh) berkata kepada mereka, 'Mengapa kamu tidak bertakwa? Sesungguhnya aku ini seorang Rasul kepercayaan (yang diutus) kepadamu." (QS. Asy-Syu'ara ayat 106-107)

Tabligh Artinya Menyampaikan:

Memahami sifat wajib bagi para rasul adalah tabligh yang artinya menyampaikan (wahyu Allah SWT). Rasul harus menyampaikan perintah dan larangan Allah SWT. Pasangan sifat mustahilnya adalah kitman artinya menyembunyikan (tidak menyampaikan).

Dicontohkan, tak ada sesuatu yang disembunyikan Nabi Muhammad SAW, segalanya disampaikan kepada umat. Terdapat sebuah riwayat yang diceritakan Ali bin Abi Talib ketika ditanya tentang wahyu yang tak ada dalam Al-Quran. Ali menegaskan ayat dalam Al-Quran berikut ini:

"Wahai Rasul! Sampaikanlah apa yang diturunkan Tuhanmu kepadamu. Jika tidak engkau lakukan (apa yang diperintahkan itu) berarti engkau tidak menyampaikan amanat-Nya. Dan Allah memelihara engkau dari (gangguan) manusia. Sungguh, Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang kafir." (QS. Al-Maidah ayat 67)

Ali juga menegaskan dengan berkata:

"Demi Zat yang membelah biji dan melepas napas, tiada yang disembunyikan kecuali pemahaman seseorang terhadap Al-Qur’an."

Perbedaan Nabi dan Rasul dalam Islam

Doa Malam Nuzulul Qur’an
Ilustrasi Al-Qur’an Credit: freepik.com

Apa perbedaan Nabi dan rasul? Dalam jurnal penelitian yang dipublikasikan Universitas Islam Negeri Walisongo, dijelaskan jawaban pertanyaan apakah perbedaan Nabi dan Rasul dalam Islam ada pada wahyu, umat, tugas, sifat, dan jumlahnya.

Apakah perbedaan Nabi dan Rasul dalam Islam yang perlu diketahui? Ini penjelasan dari pertanyaan apakah perbedaan Nabi dan Rasul dalam Islam:

1. Perbedaan Nabi dan Rasul dalam Islam adalah pada yang Diajarkan atau Dibawa

Apakah perbedaan Nabi dan Rasul dalam Islam? Dalam Ensiklopedi Islam oleh Cyril Glasse dijelaskan sebagai berikut.

- Nabi adalah utusan Allah SWT yang membawa ajaran agama yang dibawa Rasul sebelumnya. Nabi memiliki sebutan lain, orang yang menyampaikan berita gembira (basyir) dan pembawa peringatan (nadzir).

- Rasul adalah utusan, duta, atau al-mursalun (orang-orang yang dikirim) dalam Al-Qur’an. Rasul memiliki sebutan orang yang diutus Allah SWT untuk mengajarkan agama atau wahyu baru pada masyarakat umum.

2. Perbedaan Nabi dan Rasul dalam Islam adalah pada Wahyu yang Diterima dan Umat yang Dihadapi

Apakah perbedaan Nabi dan Rasul dalam Islam? Apabila sudah memahami apa yang dibawa oleh Nabi dan Rasul, maka akan dipahami perbedaan Nabi dan Rasul pada wahyu yang diterima.

Seorang Nabi tidak akan mendapat peringatan menyampaikan wahyu yang diterima kepada umat masanya, yang sudah beriman dan bertauhid. Sementara Rasul akan mendapatkan peringatan untuk menyampaikan wahyu kepada umat atau kaumnya yang masih kafir serta untuk dirinya sendiri.

Itulah perbedaan Nabi dan Rasul pada wahyu yang diterima dan umat yang dihadapi.

3. Perbedaan Nabi dan Rasul dalam Islam adalah Jumlahnya dan yang Perlu Dikenali

Apakah perbedaan Nabi dan Rasul dalam Islam? Dalam buku berjudul Pengantar Studi Akhidah Islam oleh Prof. Dr. Umar Sulaiman Al-Asywar dijelaskan ada perbedaan khusus pada jumlah Nabi dan Rasul secara keseluruhan.

Perbedaan Nabi dan Rasul adalah pada jumlahnya. Nabi disebutkan berjumlah 124 ribu. Sementara Rasul disebutkan berjumlah 310 dari keseluruhan jumlah Nabi.

Jawaban pertanyaan apakah perbedaan Nabi dan Rasul dalam Islam ini pun ditegaskan Allah SWT dalam Al-Qur’an surat al-Ghafir ayat 78:

وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ

Artinya:

"Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa Rasul sebelum engkau [Muhammad], di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu, dan di antaranya ada [pula] yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang Rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, [untuk semua perkara] diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugi-lah orang-orang yang berpegang kepada yang batil."

Selain itu, terbukti pula dari jumlah Nabi yang selama ini diketahui. Dari sekian banyak jumlah Nabi dan Rasul, hanya ada 25 yang disebutkan dalam Al-Qur’an dan Hadis, siapa saja?

- Nabi Adam AS,

- Nabi Idris AS,

- Nabi Nuh AS,

- Nabi Hud AS,

- Nabi Shalih AS,

- Nabi Ibrahim AS,

- Luth AS,

- Ismail AS,

- Nabi Ishak AS,

- Nabi Yakub AS,

- Nabi Yusuf AS,

- Nabi Ayub AS,

- Nabi Syaib AS,

- Nabi Musa AS,

- Nabi Harun AS,

- Nabi Zulkifli AS,

- Nabi Daud AS,

- Nabi Sulaiman AS,

- Nabi Ilyas AS,

- Nabi Ilyasa AS,

- Nabi Yunus AS,

- Nabi Zakaria AS,

- Nabi Yahya AS,

- Nabi Isa AS, dan

- Nabi Muhammad SAW.

4. Perbedaan Nabi dan Rasul dalam Islam adalah pada Sifat

Apakah perbedaan Nabi dan Rasul dalam Islam? Memahami perbedaan Nabi dan Rasul adalah pada sifat yang dimiliki atau dikaruniakan oleh Allah SWT kepada kedua golongan tersebut.

Seorang Nabi adalah berasal dari golongan manusia biasa yang menjalankan hidup seperti orang pada umumnya. Nabi bisa mengalami sakit, lemah, tua, dan mati pada akhirnya. Meski demikian, seorang nabi memiliki keistimewaan dari Allah SWT serta sifat yang mulia.

Sementara Rasul adalah berasal dari golongan manusia yang memang mulia atau keturunan umat mulia. Rasul sudah dipilih Allah SWT dan memiliki kebaikan pikiran dan kesucian secara rohani. Rasul diberi Allah SWT maziat agar bisa menjadi contoh umat di dunia dan akhirat.

Allah SWT menegaskan dalam Al-Qur’an surat al-Anbiya ayat 7 dan surat Yusuf ayat 109, bahwa tidak ada Nabi dan Rasul wanita.

“Kami tiada mengutus Rasul-Rasul sebelum kamu (Muhammad) melainkan orang laki-laki yang Kami beri wahyu kepada mereka, maka tanyakanlah olehmu kepada orang-orang yang berilmu jika kamu tiada mengetahui.” (QS. surat al-Anbiya ayat 7)

“Kami tidak mengutus sebelum kamu, kecuali orang laki-laki yang Kami berikan wahyu kepadanya di antara penduduk negeri.” (QS. surat Yusuf ayat 109)

5. Perbedaan Nabi dan Rasul dalam Islam adalah pada Cara Menerima Wahyu

Apakah perbedaan Nabi dan Rasul dalam Islam? Perbedaan Nabi dan Rasul bukan hanya pada substansi atau isi wahyu yang diterima serta umat yang dituju. Nabi dan Rasul memiliki cara menerima wahyu yang berbeda.

Cara menerima wahyu seorang Nabi adalah melalui mimpi saja. Sementara cara menerima wahyu seorang Rasul adalah melalui mimpi dan disampaikan oleh malaikat secara langsung.

Maka tidak mengherankan apabila Rasul memiliki kemampuan istimewa seperti bisa melihat dan berkomunikasi secara langsung dengan malaikat yang diutus Allah SWT. Itulah jawaban atas pertanyaan apakah perbedaan Nabi dan Rasul yang perlu dipahami.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya