Liputan6.com, Jakarta Salah satu penyebab terorisme biasanya terjadi karena muncul komunitas yang mendukung gerakan radikalisme. Melansir dari Unodc.org, selama bertahun-tahun, Indonesia telah membangun sebuah kapasitas secara implementasi nasional dalam menanggapi peradilan pidana terhadap terorisme. Namun demikian, ada beberapa bidang tematik dan fungsional yang melakukan upaya dalam peningkatan kapasitas ini perlu dilanjutkan serta diperkuat.Â
Dalam beberapa tahun terakhir, Indonesia telah mengalami serangan teroris yang lumayan parah. Dalam menghadapi tantangan terorisme yang besar ini, maka pemerintah Indonesia memulai upaya secara ekstensif untuk melawan ancaman terorisme. Penyebab terorisme ini memiliki kecenderungan melakukan operasi pada target lunak yang ada di Indonesia.Â
Penyebab terorisme lain yang juga muncul dan terjadi dalam lingkungan masyarakat, adalah ideologi yang terlegitimasi dan mengakar. Sehingga dengan pemikiran ini, maka orang akan dengan mudah membunuh dan melakukan kekerasan.Â
Advertisement
Berikut ini penyebab terorisme yang Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Kamis (1/9/2022).Â
Fenomena Terorisme
Melansir dari laman Gsdrc.org, dalam diskusi mengenai penyebab terorisme yang kontroversial, banyak orang melihat fokus pada penyebab, motivasi, serta keluhan yang mendasari sebagai implisit dengan membenarkan kekerasan. Namun dalam pandangan yang tidak memihak juga diperlukan dalam memahami kekuatan pendorong dan merancang tindakan balasan dalam jangka panjang yang efektif.
Terorisme adalah suatu permasalahan yang cukup kompleks. Istilah terorisme memiliki kaitan erat dengan kata teror dan teroris yang secara umum belum memiliki definisi yang baku serta universal. Namun beberapa negara-negara juga bersepakat bahwa istilah tersebut memiliki konotasi negatif yang setara akibatnya dengan istilah "genosida".
Teror adalah salah satu fenomena yang memiliki alur cukup panjang dalam sejarah. Hal ini dibuktikan dari akar kata teror itu sendiri, yaitu adanya frase "cimbricus teror". Frase berbahasa Romawi tersebut berarti "untuk menakut-nakuti" yang menggambarkan kepanikan yang terjadi saat prajurit lawan beraksi sengit dan keras.
Advertisement
Penyebab Terorisme
- Melansir dari laman Gsdrc.org, penyebab terorisme terjadi karena persepsi tentang kekurangan juga ketidaksetaraan, terutama di antara kelompok-kelompok yang didefinisikan secara budaya. Hal seperti ini menyebabkan kekerasan sipil, di mana terorisme mungkin menjadi bagiannya. Terorisme juga bisa mewakili kontrol sosial dari bawah, karena serangan yang dilakukan, diarahkan pada target yang melambangkan pemerintah pusat atau komunitas superior.
- Kurangnya legitimasi serta kontinuitas politik, juga integrasi dapat mendorong terorisme ideologis. Potensi tersebut juga bisa diperparah dengan keragaman yang etnis dari terorisme di satu negara bisa meluas ke wilayah tetangga.Â
- Media massa juga bisa mempengaruhi pola terorisme dengan meningkatkan agenda setting, serta memperluas karakter transnasional.
- Negara-negara dalam kategori lemah dan runtuh, juga bisa berkontribusi terhadap terorisme internasional. Perang yang sedang berlangsung atau di masa lalu, menjadi motivasi terorisme yang berakar di dalam. Konflik bersenjata juga telah memfasilitasi pengaruh pada terorisme transnasional.
- Adapun penyebab terorisme lainnya adalah:
1. Perasaan seseorang yang mudah tersentuh, atau mendapat ajaran teror.
2. Terdapat komunitas garis keras yang mendukung gerakan radikal seperti ini, serta memberi doktrin kepada pengikutnya baik secara langsung maupun lewat dunia maya.
3. Penyebab terorisme juga muncul saat ideologi yang masih terlegitimasi juga mengakar.Â
Contoh Terorisme di Indonesia
Melansir dari dari Nodc.org kecenderungan kelompok teroris yang beroperasi di Indonesia selalu berfokus pada target "lunak". Dalam aksi pemboman Bali restoran yang sering dikunjungi oleh orang barat pada 2002 dan 2005, merenggut total 29 nyawa dan melukai 150 orang. Pemerintah Indonesia sudah memulai upaya secara ekstensif untuk melawan ancaman terorisme di dalam perbatasannya segera setelah Bom Bali 2002.
Sejak itu aksi yang di lakukan, Indonesia terus mengembangkan kemampuannya secara progresif dalam melawan proliferasi kegiatan teroris. POLISI NASIONAL INDONESIA juga berhasil membongkar beberapa jaringan teroris dan terus memperkuat kemampuan unit kontra terorisme kepolisian (Densus 88).Â
Indonesia telah membuat kemajuan yang penting untuk memperkuat rezim hukum melawan terorisme, sesuai dengan perjanjian internasional melawan terorisme. Namun terdapat beberapa langkah lebih lanjut yang diperlukan untuk menyelesaikan proses pembangunan rezim hukum. Indonesia juga meratifikasi tujuh dari 16 instrumen terorisme secara universal.
Melansir dari sumber yang sama, kerangka hukum yang ada, serta bantuan hukum timbal balik dalam masalah pidana memberikan dasar secara yurisdiksi sebagaimana diatur oleh konvensi internasional. Namun, untuk kejelasan lebih lanjut perlu ditetapkan pada yurisdiksi yang sepenuhnya menerapkan persyaratan ekstradisi atau dituntut.Â
Advertisement