Diakronis adalah Berpikir Kronologis atau Berurutan, Ini Pengertian dan Contohnya

Diakronis adalah cara berpikir yang runtut.

oleh Laudia Tysara diperbarui 08 Nov 2022, 13:45 WIB
Diterbitkan 08 Nov 2022, 13:45 WIB
Membaca Buku Hukum
Ilustrasi Membaca Buku Credit: pexels.com/Tima

Liputan6.com, Jakarta - Apa arti dari diakronis? Istilah diakronis sama dengan diakronik. Diakronis adalah cara berpikir secara kronologis atau berurutan tentang peristiwa yang dibatasi oleh waktu. Seperti menguraikan pembahasan pada satu peristiwa.

Cara berpikir diakronis adalah umumnya digunakan untuk belajar tentang ilmu sejarah. Dalam buku berjudul Siswa Sejarah Peminatan SMA/MA Kelas 10 oleh FX. Sugeng Wahyu Widodo, dijelaskan diakronis adalah sudut pandang dalam melakukan penelitian sejarah.

Konsep berpikir diakronis adalah dilakukan untuk memahami perubahan-perubahan yang terjadi dalam kurun waktu tersebut. Diakronis adalah berpikir secara detail, luas, dan menyeluruh. Simak penjelasan lengkapnya agar lebih memahami.

Berikut Liputan6.com ulas lebih mendalam tentang diakronis sebagai konsep berpikir, pengertian diakronis, dan contoh cara berpikir diakronis, Selasa (8/11/2022).

Diakronis adalah Berpikir Kronologis atau Berurutan

Kutipan Novel The Da Vinci Code Bagian I
Ilustrasi Membaca Credit: pexels.com/Aaron

Diakronis adalah konsep berpikir secara berurutan. Konsep berpikir secara diakronis umumnya digunakan untuk belajar mendalami ilmu sejarah. Contoh cara berpikir diakronis adalah saat menganalisis kejadian atau peristiwa dengan berurutan.

Istilah diakronis, dalam buku berjudul e-Modul Sejarah Indonesia Kelas X: Konsep Berpikir Kronologis, Diakronik, Sinkronik, Ruang, dan Waktu dalam Sejarah oleh G Yulita, dijelaskan berasala dari bahasa Yunani “dia” yang artinya melintas, melampaui, dan bermakna ilmu, lalu “chronos” yang artinya waktu.

Secara umum, berpikir diakronis sama dengan konsep berpikir yang dipengaruhi oleh waktu dan dibatasi oleh ruang. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) menjelaskan diakronis adalah cara berpikir memanjang dalam waktu, tetapi terbatas dalam ruang.

Diakronis adalah cara berpikir secara runtut atau kronologis tentang peristiwa dalam kurun waktu tertentu, tujuannya untuk melakukan analisis. Konsep berpikir diakronis, dilakukan untuk memahami perubahan-perubahan yang terjadi dalam kurun waktu tersebut.

Konsep berpikir diakronis yang Liputan6.com lansir dari berbagai sumber, harus memuat ciri-ciri sebagai berikut:

1. Berpikir diakronis sama dengan mengurai pembahasan pada satu peristiwa.

2. Bepikir diakronis sama dengan mengkaji kesinambungan antara satu peristiwa dengan yang peristiwa yang lain.

3. Berpikir diakronis sama dengan berpikir dengan konsep perbandingan.

4. Berpikir diakronis sama dengan mengonsep peristiwa berdasarkan proses dari awal sampai akhir, artinya bersifat vertikal dan runut.

5. Berpikir diakronis sama dengan menekankan proses durasi dengan patokan waktu tertentu.

6. Berpikir diakronis sama dengan mengonsep cakupan kajian atau pembahasan yang lebih luas, detail, dan menyeluruh.

Contoh Cara Berpikir Diakronis Tentang Sejarah Kerajaan Sriwijaya

Kutipan Inspiratif Novel Outliers Bagian III
Ilustrasi Membaca Credit: pexels.com/Kinga

Kerajaan Sriwijaya didirikan oleh Dapunta Hyang Sri Jayanegara. Terus berkembang pesat di Nusantara, kerajaan Sriwijaya mencapai titip kejayaannya pada masa kepemimpinan Balaputradewa yang merupakan raja kesepuluh di Kerajaan Sriwijaya.

Sayangnya setelah sepeninggalan balaputradewa, kerajaan Sriwijaya mengalami kemunduran hingga akhirnya kerajaan besar tersebut runtuh karena beberapa penyebab yang tidak bisa dihindari. Lokasi tepat Kerajaan ini hingga saat ini masih menjadi perdebatan.

Namun ada beberapa sejarawan yang meyakini lokasi Sriwijaya diduga terletak di Palembang, Sumatera. Namun menurut Van Bemmelen dalam De Geologische Geschiedenis, Sriwijaya dikatakan terletak di Jambi sekitar tepi teluk serta kota Palembang.

Para sejarawan menduga, kerajaan ini berfokus pada sektor perdagangan laut di daerah Selat Malaka dan Selat Sunda. Munoz dalam Early Kingdoms of the Indonesian Archipelago and the Malay Peninsula (2006), mengungkapkan, kekuasaan Sriwijaya meliputi Kamboja, Thailand Selatan, Semenanjung Malaya, Sumatera, Jawa Barat, dan Jawa Tengah.

Armada maritimnya terkenal kuat dan wilayah kekuasaan yang sangat luas. Kerajaan Sriwijaya juga merupakan pusat kebudayaan, peradaban, dan ilmu pengetahuan agama Buddha. Para biksu dari berbagai penjuru datang dan tinggal di kerajaan ini dalam waktu yang lama untuk mempelajari ajaran Buddha.

Terkenalnya Sriwijaya sebagai pusat pembelajaran ajaran Buddha tidak lepas dari peran Dharmakirti. Ia adalah biksu tertinggi di Kerajaan Sriwijaya yang memiliki pengetahuan luas tentang ajaran Buddha. Bahkan, Dharmakirti pernah menyusun kritik terhadap isi kitab Abhisamayalamkara.

Terus mengalami kemunduran sejak meninggalnya Raja Balaputradewa, Puncak kemunduran dari kerajaan Sriwijaya terjadi pada abad ke-13 masehi. Dimana pada abad ke-13 masehi tersebut kerajaan Sriwijaya diserang dan dihancurkan oleh Kerajaan Majapahit.

 

Contoh Cara Berpikir Diakronis Tentang Perayaan Halloween

Kutipan Novel Mimpi Sejuta Dolar Bagian IV
Ilustrasi Membaca Credit: pexels.com/lilartsy

Asal-usul Halloween berasal dari festival Celtic kuno Samhain (diucapkan sow-in). Bangsa Celtic yang hidup 2.000 tahun yang lalu sebagian besar hidup di daerah yang sekarang menjadi Irlandia, Inggris, dan Prancis utara. Mereka merayakan tahun baru pada tanggal 1 November.

Hari ini menandai akhir musim panas dan panen serta awal musim dingin yang gelap dan dingin, waktu dalam setahun yang sering dikaitkan dengan kematian manusia.

Bangsa Celtic percaya bahwa pada malam sebelum tahun baru, batas antara dunia orang hidup dan mati menjadi kabur. Pada malam 31 Oktober mereka merayakan Samhain, ketika diyakini bahwa hantu orang mati kembali ke bumi.

Bangsa Celtic ini percaya roh yang akan kembali ke bumi takutnya akan merusak tanaman dan menyebabkan masalah. Selain itu, kehadiran roh-roh di dunia lain Druids (pendeta Celtic) dianggap dapat memprediksi tentang masa depan. 

Selama perayaan, bangsa Celtic mengenakan kostum, biasanya terdiri dari kepala dan kulit binatang, dan berusaha untuk saling menceritakan nasib masing-masing.

Ketika perayaan selesai, mereka menyalakan kembali api yang telah mereka padamkan sebelumnya malam itu. Api unggun suci  tersebut dimaksudkan untuk membantu melindungi mereka selama musim dingin yang akan datang.

Api unggun tersebut juga dimaksudkan untuk melindungi dari roh-roh jahat. Sementara, topeng, kostum, dan dimaksudkan untuk menghindarkan mereka dikenali oleh hantu atau roh jahat. Dengan cara-cara itulah makhluk-makhluk seperti penyihir, goblin, peri, dan setan dikaitkan dengan perayaan Halloween.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya