7 Tanda-Tanda Osteoporosis yang Perlu Diwaspadai, Lengkap Cara Mengobatinya

Gejala osteoporosis yakni massa tulang yang rendah dengan disertai perubahan pada mikro-arsitektur tulang, serta adanya penurunan kualitas jaringan tulang.

oleh Ayu Rifka Sitoresmi diperbarui 08 Jan 2023, 17:00 WIB
Diterbitkan 08 Jan 2023, 17:00 WIB
ilustrasi gejala yang ditimbulkan osteoporosis/freepik.com
ilustrasi gejala yang ditimbulkan osteoporosis/freepik.com

Liputan6.com, Jakarta Tanda-tanda osteoporosis penting untuk dikenali sejak dini, supaya segera mendapatkan penanganan yang tepat. Osteoporosis adalah penyakit yang menyerang tulang. Pada umumnya, penyakit ini menyerang orang lanjut usia atau lansia.

Menurut WHO, tanda-tanda osteoporosis yakni massa tulang yang rendah dengan disertai perubahan pada mikro-arsitektur tulang, serta adanya penurunan kualitas jaringan tulang. Beberapa hal tersebut yang pada akhirnya menimbulkan kerapuhan pada tulang dan menambah risiko terjadinya patah tulang.

Tanda-tanda osteoporosis bukan hanya penting diketahui oleh para lansia, namun juga anak remaja juga sudah harus diingatkan tentang penyakit tulang ini. Tak ada salahnya untuk mencegah sejak dini, supaya menjelang usia tua, tulang tetap sehat dan kuat.

Berikut Liputan6.com ulas mengenai tanda-tanda osteoporosis dan cara mengobatinya yang telah dirangkum dari berbagai sumber, Minggu (8/1/2023).

Mengenal Penyakit Osteoporosis

osteoporosis-kezo
ilustrasi Kenali Patah Tulang Karena Osteoporosis/freepik.com

Kata 'osteoporosis' berarti tulang keropos atau tulang rapuh. Kondisi ini adalah penyakit yang melemahkan tulang. Apabila anda menderita penyakit ini, maka Anda berisiko lebih besar untuk mengalami patah tulang yang tiba-tiba dan tidak terduga. Osteoporosis berarti Anda memiliki lebih sedikit massa dan kekuatan tulang. Sebagian besar osteoporosis terjadi pada tulang pinggul, pergelangan tangan dan tulang belakang.

Osteoporosis terjadi ketika pembentukan tulang baru tidak mengimbangi hilangnya tulang lama. Mayo Clinic menjelaskan tulang adalah bagian tubuh berupa jaringan hidup yang bisa terus meluruh dan tumbuh. Osteoporosis mempengaruhi pria dan wanita dari semua ras. Namun, wanita yang sudah lanjut usia lebih memiliki risiko tinggi.

Kemenkes RI menjelaskan secara bahasa, istilah osteoporosis adalah berasal dari bahasa Yunani yang artinya “tulang” dan “lubang” atau kondisi tulang yang strukturnya berlubang-lubang. Ukuran tulang tampak sama, tetapi hancur di bagian dalamnya dan berkurang komposisinya.

Menghimpun data dari Pusat Data dan Teknologi Informasi Kementerian Kesehatan RI, osteoporosis adalah kelainan tulang yang ditandai dengan menurunnya kepadatan tulang secara keseluruhan akibat ketidakmampuan tubuh mengatur kandungan mineral dan kerusakan arsitektur tulang.

Jenis-Jenis Osteoporosis

Ilustrasi Osteoporosis
Ilustrasi Osteoporosis (sumber: iStockphoto)

Dinas Kesehatan Provinsi Nusa Tenggara Barat, mengutip dari Junaidi (2007), mengklasifikasikan osteoporosis menjadi empat jenis, ini penjelasannya:

1. Osteoporosis Pascamenopause (Primer)

Osteoporosis ini terjadi karena kurangnya hormon estrogen (hormon utama pada wanita), yang membantu mengatur pengangkutan kalsium kedalam tulang. Biasanya gejala timbul pada perempuan yang berusia antara 51-75 tahun, tetapi dapat muncul lebih cepat atau lebih lambat.

Hormon estrogen produksinya menurun 2-3 tahun sebelum menopause dan terus  berlangsung 3-4 tahun setelah meopause. Hal ini berakibat menurunnya massa tulang sebanyak 1-3% dalam waktu 5-7 tahun pertama setelah menopause.

2. Osteoporosis Senilis

Osteoporosis akibat kekurangan kalsium yang berhubungan dengan usia dan ketidak seimbangan antara kecepatan hancurnya tulang (osteoklas) dan pembentukan tulang baru (osteoblast). Senilis berarti bahwa keadaan ini hanya terjadi pada usia lanjut. Penyakit ini biasanya terjadi pada orang-orang berusia diatas 70 tahun dan 2 kali lebih sering wanita. Wanita sering kali menderita osteoporosis senilis dan pasca menopause.

3. Osteoporosis Sekunder

Kurang dari 5% penderita osteoporosis mengalami osteoporosis sekunder yang disebakan oleh keadaan medis lain atau obat-obatan. Penyakit ini bisa disebabkan oleh penyakit. Seperti gagal ginjal kronis dan kelainan hormonal (terutama tiroid, paratiroid, dan adrenal) serta obat-obatan (mislnya kortikosteroid, barbiturat, anti kejang, dan hormon tiroid yang berlebihan). Pemakaian alkohol yang berlebihan dapat memperburuk keadaan ini.

4. Osteoporosis Juvenil Idiopatik

Ini jenis osteoporosis yang penyebabnya tidak diketahui. Hal ini terjadi pada anak-anak dan dewasa muda yang memiliki kadar dan fungsi hormon yang normal, kadar vitamin yang normal, dan tidak memiliki penyebab yang jelas dari rapuhnya tulang.

Penyebab Osteoporosis

tulang-kezo
ilustrasi gejala dan cara mencegah osteoporosis/freepik

Berikut ini beberapa faktor penyebab osteoporosis yang perlu diwaspadai:

Faktor yang tidak dapat diubah:

1. Riwayat keluarga

2. Jenis kelamin perempuan

3. Usia

4. Ras Asia & Kaukasia

5. Menopause

6. Ukuran badan

Faktor yang dapat diubah:

1. Kurang aktivitas fisik

2. Kurang asupan kalsium

3. Kurang asupan protein

4. Kurang paparan sinar matahari

5. Kurang asupan vitamin D

6. Terlalu tinggi asupan kafein

7. Konsumsi alkohol

8. Kebiasaan merokok

9. Rendahnya hormon estrogen

10. Pengaruh jenis obat tertentu (steroid)

Tanda-Tanda Osteoporosis

Ilustrasi pengidap osteoporosis
Ilustrasi pengidap osteoporosis. (Photo Copyright by Freepik)

Tanda-tanda osteoporosis sangat penting untuk dikenali sejak dini, hal ini sebagai upaya pengobatan yang cepat dan tepat. Berikut tanda-tanda saat osteoporosis menyerang, yakni:

1. Nyeri pada tulang belakang.

2. Postur tubuh yang semakin membungkuk.

3. Tubuh yang makin terlihat pendek.

4. Serta patah tulang meski karena cedera ringan.

5. Sesak napas.

6. Nyeri otot dan sendi.

7. Malas bergerak.

Cara Mengobati Osteoporosis

ilustrasi cara mengatasi osteoporosis/freepik.com
ilustrasi cara mengatasi osteoporosis/freepik.com

Cara mengobati osteoporosis yang telah menyerang anda pada usia dewasa, maka dapat dilakukan dengan:

1. Pemberian nutrisi yang tepat seperti vitamin, protein, karbohidrat, suplemen kalsium, suplemen vitamin D, pemberian mineral dan elektrolit.

2. Aktivitas fisik yang optimal.

3. Gaya hidup yang sehat.

4. Olahraga.

5. Tindakan pencegahan dari kecelakaan atau trauma.

Sedangkan untuk terapi dari dalam, bisa dilakukan dengan pemberian obat-obatan anti pengeroposan, antara lain:

1. Obat non-hormonal (vitamin D3, kalsitonin, bisfosfonat).

2. Obat hormonal (estrogen replacement, selective estrogen receptor modulator, hormone paratiroid intermiten).

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya