Orang yang Berkata Dusta Merupakan Salah Satu Tanda Kemunafikan, Ini Dalilnya

Orang yang berkata dusta merupakan salah satu tanda kemunafikan dan ini kebalikan dari kejujuran.

oleh Laudia Tysara diperbarui 14 Mar 2023, 09:04 WIB
Diterbitkan 14 Mar 2023, 08:30 WIB
Mencari Berkah di Akhir Ramadan
Umat muslim membaca Al-Quran secara berjamaah pada hari ke-28 bulan suci Ramadan di Masjid Istiqlal, Jakarta, Selasa (12/6). Sejumlah umat muslim meningkatkan ibadah mereka dengan melakukan itikaf di Masjid Istiqlal. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Liputan6.com, Jakarta - Orang yang berkata dusta merupakan salah satu tanda kemunafikan. Dampak yang paling utama dari perilaku munafik adalah merugikan diri sendiri, meski orang lain juga berisiko terkena imbasnya. Orang yang terbiasa berdusta akan kehilangan rasa kepercayaan dari orang lain dan mungkin sulit membangun hubungan yang baik dan harmonis dengan orang lain.

Tidak hanya merusak hubungan dengan sesama manusia, tetapi merusak hubungan dengan Allah SWT juga. Melansir dari IAIN Syekh Nurjati Cirebon, secara bahasa munafik artinya ketidaksamaan antara lahir dan batin. Ketidaksamaan tersebut dalam hal keyakinan, yakni hatinya kafir tetapi mulutnya beriman.

Orang yang berkata dusta merupakan salah satu tanda kemunafikan dan ini kebalikan dari kejujuran. Dalam Al-Quran, Allah berfirman dalam Surah Al-Maidah ayat 8: "Hai orang-orang yang beriman, hendaklah kamu jadi saksi dengan adil karena Allah. Dan janganlah kebencianmu terhadap suatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa."

Berikut Liputan6.com ulas lebih mendalam tentang orang berkata dusta merupakan salah satu tanda kemunafikan, Selasa (14/3/2023).

Orang Munafik

Mencari Berkah di Akhir Ramadan
Umat muslim membaca Al-Quran pada hari ke-28 bulan suci Ramadan di Masjid Istiqlal, Jakarta, Selasa (12/6). Sejumlah umat muslim meningkatkan ibadah mereka dengan melakukan itikaf di Masjid Istiqlal. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Orang yang berkata dusta merupakan salah satu tanda kemunafikan. Kemunafikan adalah perilaku atau sikap yang menunjukkan ketidakjujuran dalam bertindak atau berbicara. Orang yang melakukan kemunafikan atau orang munafik, akan berusaha menunjukkan dirinya sebagai orang yang baik di depan orang lain, namun sebenarnya ia tidak sepenuhnya jujur dengan diri sendiri dan Allah.

Salah satu dalil yang menunjukkan orang yang berkata dusta merupakan salah satu tanda kemunafikan adalah hadis yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim. Hadis tersebut menyatakan bahwa Rasulullah bersabda:

"Tanda orang munafik ada tiga: ketika ia berbicara ia berdusta, ketika ia berjanji ia tidak memenuhinya, dan ketika ia dipercayai ia berkhianat." Hadis ini menegaskan bahwa kebohongan dalam berbicara merupakan salah satu tanda utama kemunafikan.

Kementerian Agama Banjarnegara atau Kemenag Banjarnegara menjelaskan bahwa munafik secara bahasa berarti pura-pura. Sedangkan menurut istilah munafik merupakan pura-pura dalam suatu hal. Orang munafik disebut juga orang yang perkataannya tidak sesuai dengan tindakan atau kenyataan.

Orang yang berkata dusta merupakan salah satu tanda kemunafikan, ini membuat seseorang cenderung bermuka dua, suka ingkar janji, suka bersumpah palsu, hingga tidak ragu untuk sekadar berkhianat. Orang-orang munafik akan hidup dalam kebohongan.

Orang yang berkata dusta merupakan salah satu tanda kemunafikan dan mereka suka ingkar janji, dijelaskan dalam firman Allah Surat Al-Baqarah ayat 14 yang artinya:

“Dan apabila mereka berjumpa dengan orang-orang yang beriman mereka berkata: “Kami telah beriman.” Tetapi apabila mereka berjumpa kembali dengan setan-setan mereka berkata: “Sesungguhnya kami bersama kamu, kami hanya berolok-olok.”

Dampak Kemunafikan

Tadarus Al-Quran di Bulan Ramadhan
Umat Islam bertadarus Al-Quran di Masjid Raya Al-Azhom, Kota Tangerang, Senin (18/42022). Umat Islam memanfaatkan waktu untuk memperbanyak ibadah dengan membaca dan mengkhatamkan Al-Quran untuk meningkatkan amal ibadah pada bulan Ramadhan. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Kebohongan dalam berbicara tidak hanya merugikan orang lain, tetapi juga merugikan diri sendiri. Orang yang berkata dusta merupakan salah satu tanda kemunafikan, mereka pasti akan kehilangan kepercayaan dari orang lain. Ini akan membuatnya sulit membangun hubungan yang baik dan harmonis dengan orang lain.

Asbabun Nuzul dari surat Al Maun artinya gambaran orang-orang yang sebenarnya memiliki sifat munafik karena mereka selalu melakukan dusta. Dalam buku berjudul Tafsir Al-Asas, Darwis Abu Ubaidah (2012) dijelaskan beberapa riwayat menyebutkan latar belakang turunnya surat Al Maun artinya berkaitan dengan orang yang berkata dusta merupakan salah satu tanda kemunafikan.

Ibnul Mundzir meriwayatkan dari Abdullah bin Abbas mengatakan:

“Surat ini Allah SWT turunkan berkaitan dengan orang-orang munafik yang mempertontonkan sholatnya kepada kaum muslimin (riya) dan meninggalkannya apabila tidak ada orang lain yang melihatnya, serta mereka menolak memberikan bantuan atau pinjaman. Lalu Allah SWT turunkan ayat ini sebagai peringatan kepada orang-orang yang berbuat seperti itu."

Orang yang berkata dusta merupakan salah satu tanda kemunafikan dan mereka cenderung suka bersumpah palsu. Mereka adalah orang yang selalu dengan mudahnya mengucapkan "Demi Allah" tanpa memikirkan tanggung jawab dan kesungguhan.

Gambaran orang yang berkata dusta merupakan salah satu tanda kemunafikan dijelaskan dalam Al-Qur’an surat al-Munafiqun ayat 2:

"Mereka itu menjadikan sumpah mereka sebagai perisai, lalu mereka menghalangi (manusia) dari jalan Allah. Sesungguhnya amat buruklah apa yang telah mereka kerjakan."

Dalam Al-Qur’an, Allah memerintahkan setiap manusia untuk berbicara dengan jujur dan memenuhi janji-janji yang dibuat. Sebagai contoh, dalam Surah al-Maidah ayat 1, Allah berfirman, "Hai orang-orang yang beriman, penuhilah seruan Allah dan seruan Rasul apabila Rasul menyeru kamu kepada suatu yang memberi kehidupan kepada kamu."

Hal yang sama dijelaskan Rasulullah SAW dalam suatu hadis. Di mana kejujuran akan mengantarkan seseorang pada kehidupan yang lebih baik di dunia dan akhirat. Kejujuran akan mendatangkan kebajikan dan kebajikan akan mengantarkan ke surga Allah SWT.

"Bersikaplah jujur. Sesungguhnya, kejujuran mengantarkan pada kebajikan, sedangkan kebajikan mengantarkan ke surga. Tidaklah seorang lelaki senantiasa bersikap jujur dan berupaya jujur sampai ia ditulis di sisi Allah sebagai seorang yang jujur. Jauhilah bohong. Sesungguhnya, kebohongan menyeret pada kedurjanaan, sedangkan kedurjanaan menyeret ke neraka. Tidaklah seorang lelaki selalu berbohong dan berupaya bohong sampai ia ditulis di sisi Allah sebagai pembohong." (HR. Muslim)

 

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya