Macam-Macam Zat Aditif pada Makanan, Kenali Fungsinya

Kenali macam zat aditif pada makanan.

oleh Anugerah Ayu Sendari diperbarui 12 Mei 2023, 14:00 WIB
Diterbitkan 12 Mei 2023, 14:00 WIB
Makanan Ini Bisa Membuat Daya Ingat Cepat Menurun
Macam-macam zat aditif pada makanan / Sumber: iStockphoto

Liputan6.com, Jakarta Macam-macam zat aditif pada makanan hampir selalu ada di setiap jenis makanan. Di Indonesia, macam-macam zat aditif pada makanan disebut dengan istilah Bahan Tambahan Pangan (BTP). Ada puluhan jenis zat aditif pada makanan.

Macam-macam zat aditif pada makanan ini digunakan untuk meningkatkan rasa, penampilan, tekstur suatu produk, atau memperpanjang umur simpannya. Untuk jenis zat aditif buatan, beberapa dikaitkan dengan efek kesehatan yang merugikan.

Meski begitu, penggunaan zat aditif buatan telah diatur oleh Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM RI). Aturan ini mencakup dosis yang disetujui agar aman dikonsumsi. Ada macam-macam zat aditif pada makanan dilihat dari fungsinya.

Macam-macam zat aditif pada makanan juga telah dikembangkan dari waktu ke waktu untuk memenuhi kebutuhan produksi makanan. Berikut macam-macam zat aditif pada makanan yang umum ditemukan, dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber, Rabu(16/10/2019).

Zat penyedap

Lip 6 default image
Gambar ilustrasi

Zat perasa atau penyedap ditambahkan untuk meningkatkan rasa suatu makanan. Ini merupakan jumlah aditif terbesar yang digunakan dalam makanan. Ada ratusan varietas perasa yang digunakan dalam berbagai macam makanan, mulai dari permen, minuman, kue, hingga makanan berat.

Zat perasa alami termasuk kacang, buah dan campuran rempah-rempah, serta sayuran. Sementara zat perasa buatan yang paling sering ditemukan adalah Monosodium glutamat atau MSG. MSG umum yang digunakan untuk mengintensifkan dan meningkatkan rasa hidangan gurih.

MSG ditemukan di berbagai makanan olahan seperti makan malam beku, camilan asin, dan sup kalengan. Zat ini juga sering ditambahkan ke makanan di restoran dan tempat makanan cepat saji. Konsumsi MSG banyak menimbulkan kontroversi. Namun, zat ini masih aman digunakan dalam jumlah sedang.

Zat pemanis

pemanis buatan
ilustrasi pemanis/Photo by Sharon McCutcheon on Unsplash

Sirup jagung fruktosa tinggi

Zat pemanis digunakan untuk memberi rasa manis pada makanan. Zat pemanis dapat berupa sirup jagung fruktosa tinggi. Zat ini adalah pemanis yang terbuat dari jagung. Sirup jagung fruktosa tinggi sering ditemukan dalam soda, jus, permen, sereal sarapan dan makanan ringan.

Kaya akan jenis gula sederhana yang disebut fruktosa, pemanis ini menyebabkan masalah kesehatan serius ketika dikonsumsi dalam jumlah tinggi. Secara khusus, sirup jagung fruktosa tinggi telah dikaitkan dengan penambahan berat badan dan diabetes.

Pemanis buatan

Jenis pemanis buatan yang umum termasuk kalium aspartam, sukralosa, sakarin, dan asulfulfam. Pemanis buatan digunakan dalam banyak makanan dan minuman diet untuk meningkatkan rasa manis sekaligus mengurangi kandungan kalori.

Zat pewarna

Ilustrasi pewarna makanan
Ilustrasi pewarna makanan (sumber: iStockphoto)

Zat pewarna digunakan untuk memberi warna makanan agar terlihat lebih menarik. Zat pewarna alami bisa didapat dari buah, sayur, dan rempah. Sementara pewarna buatan juga memiliki beragam jenis. Pewarna makanan buatan digunakan untuk mencerahkan dan meningkatkan penampilan segala sesuatu mulai dari permen hingga bumbu.

Meski diizinkan untuk ditambahkan, penting untuk memilih makanan dengan pewarna yang akan dikonsumsi. Beberapa pewarna buatan telah dilarang penggunaanya seperti rhodamin B. methanil yellow, dan amaranth.

Beberapa penelitian telah mengungkapkan efek negatif dari pewarna buatan seperti kanker, tumor, hingga sensitifitas. Pewarna makanan ditemukan terutama dalam makanan olahan, yang harus dibatasi dalam makanan sehat.

Zat pengawet

Pengawet Makanan
Zat pengawet

Pengawet digunakan sebagai bahan tambahan pangan untuk mencegah atau menghambat fermentasi, pengasaman, penguraian, dan perusakan lainnya yang disebabkan oleh mikroorganisme. Pengawet alami dapat berupa garam dapur, bawang putih, dan asam cuka.

Sementara pengawet buatan dapat berupa Asam sorbat, benzoat, metil, nisin, propinoat dan masih banyak lagi. Sodium Nitrite misalnya, sering ditemukan dalam daging olahan. Zat ini bertindak sebagai pengawet untuk mencegah pertumbuhan bakteri sambil juga menambahkan rasa asin dan warna kemerahan.

Ketika terkena panas tinggi dan bertemu asam amino, nitrit dapat berubah menjadi nitrosamin, senyawa yang memiliki banyak efek negatif pada kesehatan.

Ada juga Sodium benzoate yang merupakan pengawet yang sering ditambahkan ke minuman berkarbonasi dan makanan asam seperti saus salad, acar, jus buah, dan bumbu. Satu studi menemukan bahwa menggabungkan natrium benzoat dengan pewarna makanan buatan meningkatkan hiperaktif pada anak-anak berusia 3 tahun. Ketika dikombinasikan dengan vitamin C, natrium benzoat juga dapat diubah menjadi benzena, senyawa yang terkait dengan perkembangan kanker.

Agen Pemroses

Liputan 6 default 5
Ilustraasi foto Liputan 6

Sejumlah agen ditambahkan ke makanan untuk membantu dalam pemrosesan atau untuk mempertahankan konsistensi produk yang diinginkan. ini bisa meliputi pengemulsi, zat penstabil, pengental, sekuestrasi dan banyak lagi.

Pengemulsi adalah bahan tambahan pangan untuk membantu terbentuknya campuran yang homogen dari dua atau lebih fasa yang tidak tercampur seperti minyak dan air. zat penstabil dan pengental memiliki banyak fungsi dalam makanan. Fungsi utama dari senyawa ini adalah untuk bertindak sebagai agen penebalan atau pembentuk gel yang meningkatkan viskositas produk akhir.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya